Bulan Ramadhan telah berlalu, Hawa Lebaran berangsur pergi, namun drama viral pengganti War Takjil telah hadir. War Kuota Visa Umrah Syawal!
Ada yang lucu ketika membaca grup Visa Umrah yang saya ikuti, dimana satu topic yang dilempar akan benar-benar dibahas sangat terinci. Termasuk yang paling baru, War Visa Syawal!
Sebenarnya judul yang saya tulis kali ini membuat saya tergelitik karena muncul begitu saja di kepala, tepatnya sesaat setelah chat grup visa sangat berisik karena bahasan umrah Syawal. Ada nada kepanikan disitu, karena memang sebagian besar anggota chat grup ini adalah para penggiat travel umrah dan haji. Selebihnya Muasasah yang memang bermukim di Arab Saudi.
Jujur hingga saat ini saya masih belum bisa berhenti cekikikan jika mengingat kalimat Pendeta Marcel yang membakar semangat jemaatnya untuk War Takjil bulan ramadhan kemarin. Tak main-main potongan videonya begitu viral bertebaran di berbagai media sosial. Bahkan dianggap sebagai salah satu bukti toleransi umat beragama terbaik yang kija jalani di indonesia.
"Agama kita memang toleran, tapi soal takjil kita duluan!" begitu kira-kira bunyi kalimatnya yang disambut gelak tawa para jemaat nya.
Meskipun satu bulan telah berlalu, namun video tersebut masih cukup viral dan berujung talkshow dan podcast di beberapa studio podcaster terkenal. Tentunya dengan mengundang si pelaku, siapa lagi kalau bukan Pendeta Marcel.
Namun selepas lebaran, saya tak menyangka akan muncul persaingan ketat dari perwakilan Calon jamaah umrah, yaitu pelaku travel agent umrah. Pasalnya mereka sedang riuh dengan kebijakan Pemerintah Arab Saudi terkait Kebijakan umrah bulan Syawal.
Bagaimana tidak, ketika para travel agent ini sudah jauh-jauh hari sudah menjual paket umrah dan bahkan sudah dapat calon jamaah, sudah beli tiket PP, sudah booking hotel dan sebagainya di Arab Saudi, lalu dikejutkan dengan kebijakan terkait pembatasan Kuota Visa. Alamak, bagi pelaku usaha baru ini seperti makan buah simalakama, maju kena mundur pun salah.
Kebijakan yang mengatur bahwa kuota per hari visa umrah ini memang bikin pusing kepala. Pasalnya  kuota visa umrah hanya dibatasi sebanyak 2.500/hari untuk negara luar Arab Saudi. Belum lagi pembatasan ijin tinggal dimana jamaah yang melaksanakan umrah syawal harus keluar Arab Saudi selambat-lambatnya sebelum 6 Juni 2024. Padahal waktu paling telat masuk Arab Saudi saja 23 Mei 2024.
Hal ini sebenarnya merupakan kebijakan yang dibuat setiap tahunnya, namun entah mengapa tak juga bisa diantisipasi oleh para pelaku travel umrah ini. Padahal mereka sudah tahu, jika persiapan musim haji memang dan pasti akan mengharuskan War Kuota dan kebijakan ijin tinggal.
Eits, kebijakan ini pun dibuat bukan tanpa sebab. Pasalnya, pemerintah Arab Saudi tidak mau setengah-setengah jika ingin menerapkan sebuah aturan. Trauma dan kesal akibat kejadian kemarin-kemarin saat kecolongan jemaah haji ilegal yang ikut haji padahal pakai visa umrah yang masih berlaku.