Artinya, mereka ikut numpang internetan secara gratisan, entah itu diberi passwordnya langsung oleh anak saudara saya, atau bisa pula anak saudara saya tidak membocorkan password, namun ditetrhringkan.
Rumah saya memang memiliki dua muka. Muka menghadap depan dan muka menghadap samping yang menjadi gang kecil karena berbatasan dengan rumah orang lain.Â
Karena letaknya seperti itu, maka teras yang di samping rumah menjadi mati dan tidak estetik. Dengan demikian, saya jadi jarang ke luar rumah lewat samping.Â
Mungkin karena saya tidak pernah membuka pintu tersebut, maka siswa-siswa pun merasa nyaman untuk nongkrong di sana sembari bermain internet.
Kejadian tersebut tidak lantas membuat saya jadi marah dan mengganti password, namun saya bersyukur, bisa berbagi kebahagiaan dengan memberikan layanan internet gratis kepada mereka.Â
Manfaat Internet yang tadinya hanya saya dan keluarga serumah, menjadi lebih berfaedah karena dipakai dan dimanfaatkan oleh mereka para tunas bangsa yang memiliki keterbatasan ekonomi.Â
Dan yang lebih mengharukan, mereka benar-benar memanfaatkan internet tersebut untuk belajar, walau akhirnya mereka bermain games juga. Saya anggap itu sangat wajar.
Akhirnya saya membiarkan mereka tetap menggunakan internet saya, walau sekolah sudah mulai luring untuk mereka bermain games selepas pulang sekolah. Saya merasa turut bahagia dengan gelak tawa mereka.Â
Saya tidak akan pernah kehabisan kuota hanya karena mereka ikut merasakan manfaat internet dari IndiHome, Internetnya Indonesia dari Telkom Indonnesia.Â
Terima kasih IndiHome, terima kasih Telkom Indonesia yang telah dengan perlahan membimbing saya mengikat kasih sayang dan belajar berbagi untuk mereka yang sangat membutuhkan.