Mohon tunggu...
Erni Wardhani
Erni Wardhani Mohon Tunggu... Guru - Guru, penulis konten kreator (Youtube, Tiktok), EO

Guru SMKN I Cianjur, Tiktok, Youtube, Facebook: Erni Wardhani Instagram: Erni Berkata dan Erni Wardhani. Selain itu, saya adalah seorang EO, Koordinator diklat kepala perpustakaan se-Indonesia, sekretaris bidang pendidikan Jabar Bergerak Provinsi, Pengurus Komunitas Pengajar Penulis Jawa Barat, Pengurus Komunitas Pegiat Literasi Jawa Barat, Pengurus IGI kabupaten Cianjur, sekretaris Forum Kabupaten Cianjur Sehat, Founder Indonesia Berbagi, Tim pengembang Pendidikan Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI Provinsi Jawa Barat, Humas KPAID Kabupaten Cianjur.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Bibury Village (Bagian 6)

14 Januari 2017   20:02 Diperbarui: 14 Januari 2017   20:05 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

“Tenang Adrian, kita kan sudah ada di restoran”. Sahutku.

Pelayan datang dengan dua mangkuk sedang kari, dan nasi putih yang mengepul. Wangi rempah menusuk hidung. Air teh panas disediakan sepoci penuh. Kolaborasi yang sangat mantap.
Adrian mendekatkan kari dan nasi kepadaku. Aku menuangkan teh.
Pelan, nasi putih plus kari berpindah tempat ke mulutku. Adrian juga lahap. Ayamnya empuk. Karinya juga enak. Aku sangat cocok dengan makanan pilihan Adrian kali ini. Adrian kelihatan senang begitu aku bilang bahwa dia pintar memilih kuliner.
Begitu selesai makan, kami bergegas naik ke mobil. Jalanan
Tampak tidak terlalu padat. Lampu benderang menerangi indahnya kota di malam hari. Sepanjang perjalanan kami diam, hingga Adrian memech kesunyian.

“Kamu suka musik?”

“Sure...”. Jawabku.

“Jenis musik apa yang paling kamu sukai?” Tanyanya.

“All the kind of music”.

“Hahahha....Really?”

Adrian menghidupkan suara musik dengan volume sedang. Dia menyetel lagu melow.

“Ada yang lain?”Tawarku.

Adrian akhirnya memutar lagu dari radio. Ketika ada gelombang yang menyiarkan lagu The Corrs yng berjudul “Forgiven not Forgotten, aku menyuruhnya untuk jangan memindahkan gelombang lagi. Sepanjang perjalanan aku bernyanyi-nyanyi kecil.

All alone, staring on
Watching her life go by
When her days are grey
And her nights are black
Different shades of mundane
And the one eyed furry toy
That lies upon the bed
Has often heard her cry
And heard her whisper out a name
Long forgiven, but not forgotten

You're forgiven not forgotten
You're forgiven not forgotten
You're forgiven not forgotten
You're not forgotten...

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun