Mohon tunggu...
Erni Sulistia
Erni Sulistia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru SMP Negeri 228 Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

13 Agustus 2024   16:28 Diperbarui: 13 Agustus 2024   16:38 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dengan semakin canggihnya teknologi digital saat ini komunikasi dan hubungan lintas negara bahkan benua sangat terbuka sekali. Sehingga kehidupan bermasyarakat juga akan sangat beragam. Demikian juga dunia pendidikan sangat terpengaruh dengan adanya kecanggihan teknologi ini. Dengan demikian pendidikan harus cepat menyesuaikan dengan perubahan zaman ini. Jika bicara pendidikan tidak dapat terlepas dari seorang pendidik sebagai motor penggerak pendidikan yang akan memimpin lembaga-lembaga pendidikan dengan toleran, demokrasi dan berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal. Seperti yang dikatakan oleh Shapiro "Pada abad ke 21, di mana masyarakat semakin menjadi beragam secara demografi, maka pendidik akan lebih lagi perlu mengembangkan, membina, dan memimpin sekolah-sekolah yang toleran dan demokratis. Kami meyakini bahwa, melalui pembelajaran tentang etika, pemimpin-pemimpin pendidikan masa depan akan lebih siap dalam mengenali, berefleksi, serta menghargai keberagaman."

"In the 21st century, as society even becomes even more demographically diverse, educators will, more than ever, need to be able to develop, foster, and lead tolerant and democratic schools. We believe that, through the study of ethics, educational leaders of tomorrow will be better prepared to recognize, reflect on, and appreciate differences." (Ethical Leadership and Decision Making in Education, Shapiro, J.P., Stefkovich, J.A,  New York, 2016, hal. 4).

Seorang pendidik pastinya akan selalu dihadapkan dengan pengambilan suatu keputusan, dimana seringkali kita bersinggungan dengan prinsip-prinsip etika. Etika di sini tidak berkaitan dengan preferensi pribadi seseorang, namun merupakan sesuatu yang berlaku secara universal, seperti yang telah disampaikan di atas. Seseorang yang memiliki penalaran yang baik, sepantasnya menghargai konsep-konsep dan prinsip-prinsip etika yang pasti.  Prinsip-prinsip etika sendiri berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati dan disetujui bersama, lepas dari latar belakang sosial, bahasa, suku bangsa, maupun agama seseorang.

Diane Gossen (1998) seorang pakar pendidikan dan praktisi disiplin positif mengemukakan bahwa pemahaman terhadap nilai-nilai kebajikan universal ini merupakan hal kunci yang perlu diajarkan kepada murid-murid kita. Selanjutnya Gossen berpendapat bahwa bila kita ingin menumbuhkan motivasi instrinsik dari dalam diri seseorang, maka tumbuhkan pemahaman terhadap nilai-nilai kebajikan universal. Nilai-nilai kebajikan universal bisa berupa antara lain Keadilan, Keselamatan, Tanggung Jawab, Kejujuran, Rasa Syukur, Lurus Hati, Berprinsip, Integritas, Kasih Sayang, Rajin, Berkomitmen, Percaya Diri, Kesabaran, Keamanan, dan lain-lain.

Seperti yang dikatakan oleh Bob Talbert "Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik" (Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).

Berdasarkan kutipan tersebut, tersirat makna bahwa segala sesuatu harus dipelajari dari hal yang paling mendasar/utama. Dalam materi pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin. Hal yang paling mendasar yang perlu dipelajari adalah terkait dengan etika. Etika akan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan, karena bersumber dari nilai-nilai kebajikan
universal. Selain nilai kebajikan dasar dari pengambilan keputusan adalah berpihak pada murid dan harus bertanggung jawab, sehingga saat dasar pengambilan keputusan adalah berpihak pada murid dan harus bertanggung jawab, sehingga saat dasar pengambilan keputusan sudah dikuasai, maka permasalahan apapun akan lebih mudah dan lebih terarah dalam menemukan solusi permasalahan dan pengambilan keputusannya.

Dalam pengambilan keputusan pastinya ada prinsip-prinsip yang dianut. Prinsip yang dianut dalam pengambilan keputusan diantaranya berpikir berbasis hasil akhir, peraturan dan rasa peduli, ketiganya disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang terjadi. Adapun prinsip yang dianut, tetap harus bersumber dari nilai-nilai kebajikan universal, sesuai dengan dasar pengambilan keputusan. Dengan mengacu pada prinsip dan nilai yang sesuai, maka kita akan mengambil keputusan yang lebih adil, bijaksana dan berpihak pada murid sehingga akan memberikan dampak yang positif bagi lingkungan tempat kita berada.  

Saya sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan saya Dalam proses pembelajaran, tak menutup kemungkinan akan ada saja masalah yang terjadi didalam kelas. Sebagai pemimpin pembelajaran, saya harus senantiasa peka terhadap segala persoalan yang terjadi dan mampu mengatasinya dengan baik. Sesuai dengan dasar pengambilan keputusan diantaranya berpihak pada murid, bersumber pada nilai-nilai kebajikan dan harus bertanggung jawab, maka secara tidak langsung kita telah memberikan contoh teladan kepada murid cara pengambilan keputusan yang tepat yang adil, arif dan tidak subjektif.

Terdapat pendapat dari Georg Wilhelm Friedrich Hegel yaitu "Education is the art of making man ethical" Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis. Dari pendapat tersebut dapat saya artikan bahwa orang yang berpendidikan akan memiliki etika dibandingkan orang yang tidak berpendidikan. Dengan beretika, maka segala perilaku akan sesuai
dengan norma, nilai dan hukum yang berlaku. Sehingga dengan berperilaku etis sesuai dengan etka dalam pendidikan, maka akan mempermudah dalam proses pembelajaran maupun pengambilan keputusan. 

Dari kutipan diatas terkait dengan proses pembelajaran yang sedang saya pelajari saat ini yaitu Prinsip yang dianut dalam pengambilan keputusan diantaranya berpikir berbasis hasil akhir, peraturan dan rasa peduli, ketiganya disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang terjadi. Adapun prinsip yang dianut, tetap harus bersumber dari nilai-nilai kebajikan universal, sesuai dengan dasar pengambilan keputusan. Dengan mengacu pada prinsip dan nilai yang sesuai, maka kita akan mengambil keputusan yang lebih
adil, bijaksana dan berpihak pada murid sehingga akan memberikan dampak yang positif bagi lingkungan tempat kita berada. 

Terkait dengan Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Patrap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai
seorang pemimpin yaitu Proses pengambilan keputusan yang dilakukan seorang pemimpin harus dapat memberikan contoh/teladan yang baik bagi yang dipimpinnya (Ing Ngarsa Sung Tuladha). Hasil keputusan harus mampu membangkitkan semangat untuk terus
melakukan inovasi dalam melakukan pengambilan keputusan yang berpihak pada murid (Ing Madya Mangun Karsa) dan seorang pemimpin harus terus memberikan motivasi/bimbingan saat melakukan proses pengambilan keputusan (Tut Wuri Handayani) agar diperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan.

Terkait dengan nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan yaitu Nilai-nilai yang tertanam dalam diri sebagai guru penggerak diantaranya berpihak pada murid, mandiri,
kolaboratif, reflektif dan inovatif harus menjadi dasar dalam pengambilan keputusan. Nilai-nilai tersebut akan berpengaruh kepada prinsip pengambilan keputusan yang akan kita ambil disesuaikan dengan situsi yang terjadi dan pengaruhnya terhadap lingkungan.   

Kegiatan coaching (bimbingan) yang diberikan pendamping/fasilitator dapat menjadi bekal dalam melakukan proses pengujian keputusan secara bertahap menggunakan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Coaching dilakukan dengan memenuhi kompetensi inti diantaranya kehadiran penuh (presence), mendengarkan aktif dan mengajukan pertanyaan berbobot saat melakukan pengujian keputusan-pun sebaiknya menggunakan kompetensi inti coaching tersebut, sehingga kita dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya dari permasalahan yang ditemui. Pengambilan keputusan menggunakan 9 langkah pengujian akan efektif jika diimbangi dengan pendekatan coaching dan dilakukan dengan kolaboratif dengan berbagai pihak.

Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu
keputusan khususnya masalah dilema etika. Guru yang memiliki kemampuan dalam mengelola dan menyadari aspek sosial
emosionalnya akan memiliki kesadaran diri untuk memehami perasaan, emosi dan nilai diri sendiri, memiliki manajemen diri sehingga mampu mengelola emosi dan perilaku, memiliki kesadaran sosil sehingga mampu memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain. Memiliki keterampilan berelasi sehingga dapat berkomunikasi dengan lebih efektif dan dapat mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Masalah yang terkait dilema etika akan diselesaikan dengan kepala
dingin dan hati yang tenang. Sehingga pengambilan keputusan dapat berjalan sesuai dengan langkah yang sistematis.

Studi kasus yang berkaitan dengan moral / etika harus didasari dengan nilai-nilai yang dianut seorang pendidik berupa nilai-nilai kebajikan yang bersifat universal diantara keadilan, keselamatan, tanggung jawab, kejujuran, rasa syukur, lurus hati dll. Dilema etika harus dianalisis menggunakan paradigma, prinsip dan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan dengan didasari dengan
nilai-nilai kebajikan tersebut.

Pengambilan keputusan yang tepat harus dilakukan dengan cara yang tepat pula, disesuaikan dengan situasi yang terjadi dengan
berlandaskan nilai-nilai kebajikan universal. Saat keputusan yang diambil sudah tepat, maka akan tercipta lingkungan yang positif,
kondusif, aman dan nyaman. Tidak ada pihak yang merasa dirugikan, semua akan mendapatkan solusi atas permasalahan yang dihadapi.  

Tantangan yang ada dilingkungan saya antara lain masih kentalnya kebiasaan / budaya yang selalu dilakukan seacra turun temurun. Saat mengambil keputusan sulit untuk lepas dari kebiasaan tersebut, sehingga keputusan yang diambil menjadi tidak relevan. Perlu adanya perubahan paradigma. seharusnya paradigma yang sesuai adalah kebenaran lawan kesetiaan sehingga akan menghasilkan sebuah keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

Pengambilan keputusan yang kita ambil harus berpihak pada murid. Dalam pembelajaran, salah satu strategi agar berpihak pada murid adalah menggunakan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid sesuai dengan kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid, sehingga akan tercipta merdeka belajar sesuai dengan potensinya yang berbeda-beda.  

Dalam mengambil keputusan, seorang pemimpin pembelajaran harus mempertimbangkan berbagai macam kemungkinan yang terjadi, termasuk menyangkut masa depanmurid. Oleh karena itu perlu kehati-hatian dalam mengambil keputusan dengan melakukan pengujian sesuai dengan langkah-langkah yang sistematis disesuaikan dengan paradigma dan prinsip yang tepat.

Pemahaman Saya tentang konsep-konsep yang telah saya pelajari dimodul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yaitu 

  • Perbedaan mendasar antara dilema etika dan bujukan moral dapat dilihat dari kedua
    pilihan kasusnya. Jika kedua pilihan sama-sama benar maka termasuk kedalam dilema etika,
    namun jika salah satu benar dan yang lain salah maka termasuk kedalam bujukan moral. 
  • Terdapat 4 paradigma dilema etika antara lain individu lawan kelompok, rasa keadilan
    lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan dan jangka pendek lawan jangka panjang.
  • Terdapat 3 prinsip dalam pengambilan keputusan yaitu berpikir berbasis hasil akhir,
    berpikir berbasis peraturan dan berpikir berbasis rasa peduli.
  • 9 langkah pengambilan keputusan diantaranya mengenali nilai yang bertentangan,
    menentukan siapa yang terlibat, kumpulkan fakta yang relevan, pengujian benar atau salah,
    pengujian paradigma benar lawan benar, melakukan prinsip resolusi, investigasi opsi
    trilema, buat keputusan, lihat lagi keputusan dan refleksikan.
  • Hal yang duluar dugaan adalah dalam melakukan pengambilan keputusan memiliki
    keterkaitan dengan modul lain yang telah dipelajari sebelumnya.

Kesimpulan akhir yang dapat saya tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya yaitu Pengambilan keputusan haruslah dijiwai filosofi Ki Hajar Dewantara. Berpegang teguh pada nilai guru penggerak salah satunya berpihak pada murid dengan berlandaskan nilai-nilai kebajikan yang universal. Keputusan yang diambil harus mempertimbangkan berbagai hal termasuk masa depan murid. Pengambilan keputusan berpengaruh pada pengajaran yang memerdekakan murid
karena disesuaikan dengan potensinya masing-masing. Seorang pemimpin haruslah memiliki kompetensi sosial dan emosional agar dapat mengambil keputusan dengan penuh kesadaran diri, mampu mengelola emosi dan mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Saat proses pengujian keputusan diperlukan teknik coaching agar dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya untuk mengambil keputusan. Mempelajari konsep ini sangat berdampak besar bagi saya, terutama berkaitan dengan cara pengambilan keputusan yang sebelumnya tidak menggunakan langkah-langkah apapun. Sekarang setelah mempelajari modul ini perlu adanya pemilihan paradigma yang tepat, prinsip yang sesuai dan melakukan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan dengan sistematis. Sangat penting mempelajari modul ini baik sebagai individu maupun sebagai pemimpin karena dapat mengambil keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan dengan berlandasakan nilai-nilai kebajikan agar dapat berpihak pada murid. 

Demikianlah paparan saya terkait Pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan, semoga bermanfaat. Terimakasih

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun