Mohon tunggu...
Erni Sulistia
Erni Sulistia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru SMP Negeri 228 Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

13 Agustus 2024   16:28 Diperbarui: 13 Agustus 2024   16:38 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkait dengan nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan yaitu Nilai-nilai yang tertanam dalam diri sebagai guru penggerak diantaranya berpihak pada murid, mandiri,
kolaboratif, reflektif dan inovatif harus menjadi dasar dalam pengambilan keputusan. Nilai-nilai tersebut akan berpengaruh kepada prinsip pengambilan keputusan yang akan kita ambil disesuaikan dengan situsi yang terjadi dan pengaruhnya terhadap lingkungan.   

Kegiatan coaching (bimbingan) yang diberikan pendamping/fasilitator dapat menjadi bekal dalam melakukan proses pengujian keputusan secara bertahap menggunakan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Coaching dilakukan dengan memenuhi kompetensi inti diantaranya kehadiran penuh (presence), mendengarkan aktif dan mengajukan pertanyaan berbobot saat melakukan pengujian keputusan-pun sebaiknya menggunakan kompetensi inti coaching tersebut, sehingga kita dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya dari permasalahan yang ditemui. Pengambilan keputusan menggunakan 9 langkah pengujian akan efektif jika diimbangi dengan pendekatan coaching dan dilakukan dengan kolaboratif dengan berbagai pihak.

Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu
keputusan khususnya masalah dilema etika. Guru yang memiliki kemampuan dalam mengelola dan menyadari aspek sosial
emosionalnya akan memiliki kesadaran diri untuk memehami perasaan, emosi dan nilai diri sendiri, memiliki manajemen diri sehingga mampu mengelola emosi dan perilaku, memiliki kesadaran sosil sehingga mampu memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain. Memiliki keterampilan berelasi sehingga dapat berkomunikasi dengan lebih efektif dan dapat mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Masalah yang terkait dilema etika akan diselesaikan dengan kepala
dingin dan hati yang tenang. Sehingga pengambilan keputusan dapat berjalan sesuai dengan langkah yang sistematis.

Studi kasus yang berkaitan dengan moral / etika harus didasari dengan nilai-nilai yang dianut seorang pendidik berupa nilai-nilai kebajikan yang bersifat universal diantara keadilan, keselamatan, tanggung jawab, kejujuran, rasa syukur, lurus hati dll. Dilema etika harus dianalisis menggunakan paradigma, prinsip dan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan dengan didasari dengan
nilai-nilai kebajikan tersebut.

Pengambilan keputusan yang tepat harus dilakukan dengan cara yang tepat pula, disesuaikan dengan situasi yang terjadi dengan
berlandaskan nilai-nilai kebajikan universal. Saat keputusan yang diambil sudah tepat, maka akan tercipta lingkungan yang positif,
kondusif, aman dan nyaman. Tidak ada pihak yang merasa dirugikan, semua akan mendapatkan solusi atas permasalahan yang dihadapi.  

Tantangan yang ada dilingkungan saya antara lain masih kentalnya kebiasaan / budaya yang selalu dilakukan seacra turun temurun. Saat mengambil keputusan sulit untuk lepas dari kebiasaan tersebut, sehingga keputusan yang diambil menjadi tidak relevan. Perlu adanya perubahan paradigma. seharusnya paradigma yang sesuai adalah kebenaran lawan kesetiaan sehingga akan menghasilkan sebuah keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

Pengambilan keputusan yang kita ambil harus berpihak pada murid. Dalam pembelajaran, salah satu strategi agar berpihak pada murid adalah menggunakan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid sesuai dengan kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid, sehingga akan tercipta merdeka belajar sesuai dengan potensinya yang berbeda-beda.  

Dalam mengambil keputusan, seorang pemimpin pembelajaran harus mempertimbangkan berbagai macam kemungkinan yang terjadi, termasuk menyangkut masa depanmurid. Oleh karena itu perlu kehati-hatian dalam mengambil keputusan dengan melakukan pengujian sesuai dengan langkah-langkah yang sistematis disesuaikan dengan paradigma dan prinsip yang tepat.

Pemahaman Saya tentang konsep-konsep yang telah saya pelajari dimodul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yaitu 

  • Perbedaan mendasar antara dilema etika dan bujukan moral dapat dilihat dari kedua
    pilihan kasusnya. Jika kedua pilihan sama-sama benar maka termasuk kedalam dilema etika,
    namun jika salah satu benar dan yang lain salah maka termasuk kedalam bujukan moral. 
  • Terdapat 4 paradigma dilema etika antara lain individu lawan kelompok, rasa keadilan
    lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan dan jangka pendek lawan jangka panjang.
  • Terdapat 3 prinsip dalam pengambilan keputusan yaitu berpikir berbasis hasil akhir,
    berpikir berbasis peraturan dan berpikir berbasis rasa peduli.
  • 9 langkah pengambilan keputusan diantaranya mengenali nilai yang bertentangan,
    menentukan siapa yang terlibat, kumpulkan fakta yang relevan, pengujian benar atau salah,
    pengujian paradigma benar lawan benar, melakukan prinsip resolusi, investigasi opsi
    trilema, buat keputusan, lihat lagi keputusan dan refleksikan.
  • Hal yang duluar dugaan adalah dalam melakukan pengambilan keputusan memiliki
    keterkaitan dengan modul lain yang telah dipelajari sebelumnya.

Kesimpulan akhir yang dapat saya tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya yaitu Pengambilan keputusan haruslah dijiwai filosofi Ki Hajar Dewantara. Berpegang teguh pada nilai guru penggerak salah satunya berpihak pada murid dengan berlandaskan nilai-nilai kebajikan yang universal. Keputusan yang diambil harus mempertimbangkan berbagai hal termasuk masa depan murid. Pengambilan keputusan berpengaruh pada pengajaran yang memerdekakan murid
karena disesuaikan dengan potensinya masing-masing. Seorang pemimpin haruslah memiliki kompetensi sosial dan emosional agar dapat mengambil keputusan dengan penuh kesadaran diri, mampu mengelola emosi dan mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Saat proses pengujian keputusan diperlukan teknik coaching agar dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya untuk mengambil keputusan. Mempelajari konsep ini sangat berdampak besar bagi saya, terutama berkaitan dengan cara pengambilan keputusan yang sebelumnya tidak menggunakan langkah-langkah apapun. Sekarang setelah mempelajari modul ini perlu adanya pemilihan paradigma yang tepat, prinsip yang sesuai dan melakukan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan dengan sistematis. Sangat penting mempelajari modul ini baik sebagai individu maupun sebagai pemimpin karena dapat mengambil keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan dengan berlandasakan nilai-nilai kebajikan agar dapat berpihak pada murid. 

Demikianlah paparan saya terkait Pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan, semoga bermanfaat. Terimakasih

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun