Mohon tunggu...
Erni Marwati
Erni Marwati Mohon Tunggu... Administrasi - -

Go Up and Never Stop

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Regenerasi Petani Modern: Ujung Tombak Menuju Pertanian Indonesia Maju

18 Mei 2019   17:18 Diperbarui: 18 Mei 2019   17:19 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbagai macam mesin pertanian high technology sudah diciptakan. Pemerintah juga sudah berupaya mensosialisasikan adanya modernisasi pertanuan ini. Namun hal ini tidak akan ada artinya tanpa proses evaluasi dan monitoring secara continue dari pemerintah. Oleh karena itu, proses pendampingan masyarakat petani dan monitoring selama periode waktu tertentu sangat penting untuk menjamin jalannya pemanfaatan teknologi pertanian ini.

Dengan makin banyaknya generasi muda yang memilih untuk petani modern, maka generasi petani yang berkualitas tidak akan terputus. Selain itu, proses monitoring monitoring harga juga penting dilakukan, agar petani di Indonesia tidak dirugikan dengan adanya bahan pangan dari luar negeri yang bebas diperdagangkan di Indonesia.

"Modernisasi Pertanian : Tantangan & Peluang untuk Regenerasi Petani Indonesia"

Tidak semua petani di Indonesia mempunyai lahan, dimana terdapat profesi "buruh tani" yang tenaganya hanya dibutuhkan pada saat pemilik lahan membutuhkan tenaganya pada waktu-waktu tertentu. Di satu sisi, modernisasi ini merupakan peluang para petani pemilik lahan untuk meningkatkan produktivitas hasil pertaniannya. Namun di sisi lain, ada ribuan buruh tani yang dirugikan karena kebutuhan untuk menggunakan tenaga mereka menjadi berkurang, apalagi di era revolusi industri 4.0 yang benar-benar meminimalkan tenaga manusia. Inilah tantangan yang harus dihadapi bersama agar baik para petani pemilik lahan maupun buruh tani bisa tetap produktif. Lalu, bagaimanakan solusi yang bisa dilakukan untuk menekan angka pengangguran untuk para buruh tani?

Sistem kerja sama bisa menjadi salah satu solusi. Tidak semua pemilik lahan mempunyai modal. Padahal mereka memerlukan biaya yang tidak sedikit mulai dari pembelian bibit, pengelolaan tanaman bahkan pembelian mesin pertanian. Oleh karena itu, pemilik lahan ini bisa memberdayakan buruh tani untuk mengolah tanahnya dengan sistem bagi hasil. Apalagi untuk petani yang sudah tidak mampu  mengolah lahannya karena faktor usia dan kesehatan, tentunya hal ini menjadi keuntungan besar bagi buruh tani karena penghasilan yang mereka terima tentu saja lebih banyak daripada menjadi buruh tani. Tidak menutup kemungkinan jika suatu saat kaum buruh tani tersebut bisa membeli lahan sendiri, yang tentunya akan lebih membuka lapangan kerja baru dan makin banyak petani modern di Indonesia.

Bentuk kerjasama yang lain ialah dengan sistem pemberdayaan kaum buruh tani untuk mengerjakan lahan pekerjaan lain. Dengan modernisasi pertanian, proses pengolahan menjadi lebih singkat. Otomatis, banyak waktu senggang yang dimiliki petani untuk melakukan hal-hal lain, misalnya dengan sistem pertanian terpadu, yakni memberdayakan sebagian lahannya untuk tambak lele, tambak ikan, atau bisa jadi untuk kawasan agrowisata. Hal ini tentu saja, membuka kesempatan kerja baru bagi para buruh tani untuk tetap diberdayakan. 

Dari wacana di atas, bisa disimpulkan bahwa regenerasi petani dan modernisasi pertanian merupakan dua aspek yang tidak bisa dipisahkan. Upaya pembenahan sistem pertanian ini diharapkan menjadi solusi alternatif untuk mempercepat regenerasi petani di Indonesia sebagai ujung tombak menuju terwujudnya sistem pertanian yang maju. Dengan menerapkan modernisasi pertanian, maka regenerasi petani modern bisa lebih terjaga karena akan lebih banyak generasi muda yang tertarik menggeluti bidang pertanian sehingga harapan Indonesia sebagai negara swasembada pangan bisa terwujud dan ketahanan pangan nasional bisa tercapai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun