Mohon tunggu...
Ernika Sondang SHS
Ernika Sondang SHS Mohon Tunggu... Guru - Pengajar di SMP N 14 Pekalongan

Seorang guru yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Kemandirian Belajar dan Kepercayaan Diri terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMP Islam YPI Buaran, Pekalongan

7 Desember 2022   12:55 Diperbarui: 7 Desember 2022   13:01 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                               NASKAH PUBLIKASI_JURNAL PENELITIAN

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DIMODERASI BUDAYA SEKOLAH DI SMP ISLAM YPI BUARAN KOTA PEKALONGAN

                                                              Sri Kasih

                                     Email : srikasih861@gmail.com

                     Magister Manajemen, Universitas Stikubank Semarang

                                              Dr. SUNARTO, MM

                            Email : sunarto@edu.unisbank.ac.id

                                  Universitas Stikubank Semarang

                                                                                                                   Abstract

This study aims to determine how the effect of  self learning and self confident toward the students  learning achievement with the school culture of 85% boarding school student (santri).This research was done in Islam Junior High School of YPI Buaran Pekalongan city has 260 students and 156 students being sample of the research. This research was about descriptive quantitative, with the questioner used as the media of collecting data, the measurement scale with likert scale by selection procedure sample, done by  Proportionate Stratified Random Sampling technic with the Slovin formula. Data Analysis method with the quasi factor interaction technic.The result of research showed the self learning can influence positive and significant toward the achievement learning students.  Self confident can influence positive and significant toward the students learning achievement. School culture can influence positive but not significant toward the students learning achievement. School culture can empower them but cannot be significant toward the students learning achievement. School culture can also weaken them  but cannot be significant toward the students learning achievement.

Key word: the self learning, the self confident, the students learning achievement, and the  culture of school.

                                                                                                                           Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh Kemandirian Belajar dan Kepercayaan Diri terhadap Prestasi Belajar Siswa dimoderasi Budaya Sekolah dengan 85% siswa adalah santri Pondok Pesantren. Penelitian dilakukan di SMP Islam YPI Buaran Kota Pekalongan dengan populasi berjumlah 260 siswa dan jumlah sampel 156 siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif diskriftif, alat pengumpulan data menggunakan kuesioner, skala pengukuran memakai skala likert dengan prosedur pemilihan sampel dilakukan dengan teknik Proportionate Stratified Random Sampling dengan menggunakan rumus Slovin. Metode analisis data menggunakan teknik Quasi Interaksi Faktor. Hasil penelitian menunjukan Kemandirian Belajar dan Kepercayaan Diri berpengaruh positif dan siqnifikan terhadap Prestasi Belajar Siswa, Budaya Sekolah berpengaruh positif tidak siqnifikan terhadap Prestasi Belajar Siswa, Budaya Sekolah memperkuat tetapi tidak siqnifikan pengaruh Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa, Budaya Sekolah tidak berpengaruh terhadap Kepercayaan Diri dan Prestasi Belajar Siswa.

Kata kunci : Kemandirian Belajar, Kepercayaan Diri, Prestasi Belajar Siswa dan Budaya Sekolah

PENDAHULUAN
Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh dari kegiatan belajar di sekolah  yang bersifat koknitif yang ditentukan melalui pengukuran dan penilaian (Permendikbud No.4 Th.2018). Prestasi belajar merupakan pengukuran dan penilaian hasil belajar yang telah dilakukan oleh siswa setelah siswa melakukan kegiatan proses pembelajaran yang kemudian dibuktikan dengan suatu tes dan hasil pembelajaran tersebut dinyatakan dalam bentuk simbol baik dalam bentuk angka, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai.  


Tinggi rendahnya capaian prestasi belajar dari masing-masing siswa dipengaruhi oleh hambatan yang timbul pada proses pembelajaran, tingkat kemampuan yang berbeda, perbedaan karakteristik siswa, dan sarana dan prasarana yang tersedia. Dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa harus diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dan menjadi hambatan, sehingga pada akhirnya masalah siswa dapat terpecahkan dan siswa dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal.

Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar diantaranya adalah Kemandirian belajar. Kemandirian dalam belajar  dapat diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk melekukan kegiatan belajar secara sendirian maupun  dengan bantuan orang lain dengan berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi tertentu hingga dapat digunakan untuk memecahkan masalah  yang dijumpainya di dunia nyata, Mujiman (2014). Siswa yang mempunyai kemandirian  dari dalam dirinya sendiri akan mempunyai inisiatif  melakukan kegiatan belajar tanpa harus disuruh. Kemandirian belajar pada diri siswa akan menimbulkan sifat kreatif dan inofatif, sehingga lebih memungkinkan siswa untuk meningkatkan prestasinya.


 Kepercayaan Diri sebagai sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan atau situasi yang dihadapinya, Amri (2018). Semakin tinggi tingkat kepercayaan diri seseorang atas kemampuan yang dikuasainya maka semakin yakin pula untuk mengerjakan suatu pekerjaan, Sariningsih dan Purwasih (2017). Rasa percaya diri yang rendah pada sebagian siswa menjadikan hambatan saat proses belajar dan berdampak pada prestasi belajar yang tidak maksimal.


Budaya Sekolah adalah suasana kehidupan disekolah dimana siswa berinteraksi dengan sesamanya, interaksi antara tenaga pendidik, konselor dan pegawai administrasi dengan masyarakat sekolah, interaksi internal tersebut terikat oleh berbagai aturan, norma dan moral serta etika bersama yang berlaku dan disepakati bersama, Kemendiknas (2010).

Penelitian terdahulu  dengan beberapa bukti  empiris menunjukka hasil berbeda. Hasil penelitian sebelumnya Muslika (2019) menunjukkan bahwa Kemandirian belajar  tidak berpengaruh terhadap Prestasi Belajar Siswa dan Retnowati (2016) menunjukkan bahwa Kemandirian positif tidak siqnifikan terhadap Prestasi Belajar Siswa, sedangkan Van De Pol dkk (2016), Pratama dan Rusdianti (2019), Saifah dan Siahaan menunjukkan bahwa Kemandirian Belajar positif siqnifikan terhadap Prestasi Belajar Siswa. Utami dan Nawawi (2018) menunjukkan bahwa Kepercayaan Diri tidak berpengaruh terhadap Prestasi Belajar Siswa sedangkan Ciftei (2019), Yildrim (2019) menunjukkan bahwa Kepercayaan Diri Positif siqnifikan terhadap Prestasi Belajar Siswa.


Mendasar hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisa sebagai berikut:
Bagaimana pengaruh Kemandirian siswa terhadap Prestasi belajar siswa?
Bagamana pengaruh Kepercayaan Diri terhadap Prestasi belajar siswa?
Bagaimana pengaruh Budaya Sekolah terhadap Prestasi Belajar Siswa?
Apakah Budaya Sekolah memoderasi pengaruh Kemandirian siswa terhadap Prestasi belajar siswa?
Apakah Budaya Sekolah memoderasi pengaruh  Kepercayaan Diri  terhadap Prestasi belajar siswa?

KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Prestasi Belajar Siswa
Konsep Prestasi belajar Menurut  Wikipedia  Prestasi berasal dari bahasa Belanda yang artinya hasil dari usaha. Prestasi diperoleh dari usaha yang telah dikerjakan. Dari pengertian Prestasi tersebut, maka pengertian Prestasi diri adalah hasil atas usaha yang dilakukan seseorang. Prestasi dapat dicapai dengan mengandalkan kemampuan intelektual, emosional, dan spiritual, serta ketahanan diri dalam menghadapai situasi segala aspek kehidupan.  Karakter orang yang berprestasi adalah mencintai pekerjaan, memiliki inisiatif dan kreatif, pantang menyerah, serta menjalankan tugas dengan sungguh-sungguh. Karakter-karakter tersebut menunjukan bahwa untuk meraih Prestasi tertentu,
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi berarti hasil yang telah diperoleh atau dicapai (dari yang telah dilakukan, dan dikerjakan). Dalam hal akademis atau belajar, prestasi berarti hasil pelajaran yang diperoleh dari kegiatan belajar di sekolah atau perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian (Permendikbud No.4 tahun 2018 tentang penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah). Menurut Mulyaningsih (2014) prestasi belajar adalah hasil maksimal yang dapat dicapai seseorang setelah belajar, yaitu berusaha untuk menguasai suatu pengetahuan, keterampilan, maupun sikap sesuai dengan yang diharapkan. Sebagai ukuran prestasi belajar pada umumnya adalah berupa nilai dari tes yang diberikan guru. Menurut Khumaero (2017) prestasi belajar merupakan pengukuran dan penilaian hasil belajar yang telah dilakukan oleh siswa setelah siswa melakukan kegiatan proses pembelajaran yang kemudian dibuktikan dengan suatu tes dan hasil pembelajaran tersebut dinyatakan dalam bentuk simbol baik dalam bentuk angka, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai. Ningrum dkk (2019) menyimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa dari suatu kegiatan sebagai hasil atau akibat dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif, afektif dan psikomotorik.


Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian dari prestasi belajar ialah hasil usaha, bekerja atau belajar yang menunjukkan ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai.


Kemandirian Belajar
 Konsep Kemandirian Belajar sebenarnya berasal dari konsep pendidikan orang dewasa. Namun demikian berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli ternyata belejar mandiri juga cocok untuk semua tingkatan usia. Dengan kata lain, belejar mandiri sesuai untuk semua jernjang sekolah baik untuk sekolah menengah maupun sekolah dasar dalam rangka meningkatkan prestasi dan kemampuan siswa.


Mujiman (2014) menyatakan bahwa belajar mandiri adalah kegiatan aktif yang didorong oleh niat atau motif untuk mengenguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah dengan bekal pengetahuan dan kompetensi yang dimiliki.
Belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki. Penentapan kompetensi sebagai tujuan belajar, dan cara pencapaianya, baik penetapan waktu belajar, tempat belajar, irama belajar, tempo belajar, cara belajar, maupun evaluasi belajar dilakukan oleh siswa sendiri. Di sini belajar mandiri telah dimaknai sebagaiu usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari oleh niatnya untuk menguasai suatu kompetensi tertentu.


Menutut Tirtoharjo dan Lasula (Jamil: 2017) Kemandirian belajar secara psikologis dapat diartikan sebagai aktivitas langsung yang didorong atas kemauan sendiri, pilihan sendiri dan tanggung jawab sendiri tidak berasal dari dorongan orang lain.
Nuraini (2018) kemandirian adalah menggerakkan prilaku dan pikiran produktif , tidak bergantung pada orang lain,tidak meminta bantuan orang lain dan percaya diri, mampu menerima tanggung jawab dan bertindak berdasarkan nilai benar dan salah, dapat menyelesaikan masalahnya sendiri serta mampu membuat rencana maupun keputusan sendiri dan tidak memiliki rasa takut dan berani mengambil resiko.


Salima (2019) Kemandirian adalah kemampuan yang dimiliki seseorang  dalam mengerjakan sesuatu dengan penuh tanggung jawab dan dapat mengatasi kesulitan diri tanpa bantuan orang lain.
Dalam penelitian ini yang dimaksid kemendirian belajar adalah sifat, sikap dan kemempuan yang dimiliki siswa dalam melakukan dan menyelesaikan sendiri masalah yang di hadapinya dalam belajar dengan tidak tergantung pada orang lain untuk menguasai suatu kompetensi tertentu.

Kepercayaan Diri
       Kepercayaan diri dalam bahasa Inggris disebut juga self confidence. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, percaya diri merupakan percaya pada kemampuan, kekuatan, dan penilaian diri sendiri (KBBI online oleh Ebta Setiawan, Kemendikbud, 2012-2019). Kepercayaan diri adalah karakteristik pribadi seseorang yang di dalamnya terdapat keyakinan akan kemampuan diri dan mampu mengembangkan serta mengolah dirinya sebagai pribadi yang mampu menanggulangi suatu masalah dengan situasi terbaik (Komara, 2016).


Percaya diri yaitu keyakinan pada kemampuan dan penilaian (judgement) diri sendiri dalam melakukan tugas dengan memilih pendekatan yang dirasa paling efektif (dosenpsikologi.com/teori-kepercayaan-diri,  2017). Kepercayaan diri adalah keyakinan terhadap kemampuan sendiri untuk mampu mencapai target, keinginan, dan tujuan untuk diselesaikan walaupun menghadapi berbagai tantangan dan masalah serta dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Kepercayaan diri merupakan sifat yakin dan percaya akan kemampuan diri yang dimiliki, sehingga seseorang tidak bergantung kepada orang lain, dan mampu mengekspresikan diri seutuhnya (Syam dan Amri, 2017).


        Tingkatan kepercayaan diri dapat dibedakan menjadi empat, yakni: (1) Sangat percaya diri, yaitu memiliki kepercayaan diri yang berlebihan dengan keyakinan bahwa ia mampu mengatasi dan mengalahkan situasi sesulit apapun. Bahkan merasa mampu menghadapi resiko yang bahkan orang lain tidak mampu melakukannya; (2) Cukup percaya diri, yaitu suatu keyakinan pada diri bahwa dengan kemampuan jasmaniah dan akal budi yang dimilikinya, ia merasa mampu menghadapi situasi, mampu meraih apa saja yang diiginkan, direncanakan dan diusahakannya; (3) Kurang percaya diri, yaitu suatu kerguan yang ada pada diri ketika menghadapi situasi tertentu, yang bahkan kalau boleh memilih, akan cenderung menghindari suatu yang penuh resiko dan tantangan; dan (4) Rendah diri, yaitu suatu keyakinan pada diri yang menganggap diri sendiri tidak memeliki kemampuan yang berarti, atau kurang berharga yang ditimbulkan karena ketidakmampuan psikologis, atas keadaan jasmani yang kurang sempurna.
Orang yang percaya diri memiliki beberapa ciri-ciri yaitu yakin kepada kemampuan diri sendiri, berani menghadapi tantangan, berpikir positif, bertanggung jawab, dan objektif. Sedangkan orang yang memiliki kepercayaan diri yang rendah memiliki ciri-ciri yang berlawanan dengan orang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi (Amri, 2018).


Dalam penelitian ini, kepercayaan diri yang peneliti maksud adalah  yakin dan percaya  akan kemampuan diri dalam mengembangkan sikap positif pada diri sendiri dan bertindak mandiri dalam mengambil keputusan. Hal ini bukan berarti bahwa individu tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri, tetapi rasa percaya diri hanya merujuk pada adanya perasaan yakin mampu, memiliki kompetensi dan percaya bahwa dia bisa karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri.

Budaya Sekolah
Dalam suatu organisasi (termasuk lembaga pendidikan), budaya diartikan sebagai berikut : Pertama, tindakan yaitu keyakinan dan tujuan yang dianut bersama yang dimiliki oleh anggota organisasi yang potensial membentuk perilaku mereka dan bertahan lama meskipun sudah terjadi pergantian anggota. Dalam lembaga pendidikan misalnya, budaya ini berupa saling menyapa, saling menghargai, toleransi dan lain sebagainya. Kedua, norma perilaku yaitu cara yang sudah lazim digunakan dalam sebuah organisasi yang bertahan lama karena semua anggotanya mewariskan perilaku tersebut kepada anggota baru. Dalam lembaga pendidikan, perilaku ini antara lain berupa semangat untuk selalu giat belajar, selalu menjaga kebersihan, bertutur sapa santun dan berbagai perilaku mulia lainnya.


Sama halnya dengan organisasi pada umumnya, sekolah juga memiliki budaya tersendiri sebagai suatu jati diri yang dicitrakan sekolah tersebut. Hal yang membedakan antara budaya organisasi dengan budaya sekolah terdapat pada tujuan yang hendak dicapai oleh sekolah yaitu tujuan pendidikan. Budaya sekolah merupakan kepribadian organisasi yang membedakan antara satu sekolah dengan sekolah lainnya, bagaimana seluruh anggota organisasi sekolah berperan dalam melaksanakan tugasnya tergantung pada keyakinan, nilai dan norma yang menjadi bagian dari budaya sekolah tersebut.


Sebagai lembaga pendidikan tentu saja kegiatan utama sekolah adalah merancang, sehingga sekolah yang memiliki nilai-nilai unggul akan sangat tampak pada keseluruhan proses pendidikan yang dilaksanakannya. Kurikulum yang dirancang tidak hanya berisikan berbagai materi dan mata pelajaran saja, tetapi diwarnai oleh berbagai kegiatan untuk mengembangkan nilai-nilai yang menjadi pilar sekolah tersebut.


Pelaksanaan pembelajaran tidak hanya sekedar mengembangkan nilai keilmuannya saja, tetapi juga menginternalisasikan nilai-nilai tersebut dalam keseluruhan proses pembelajaran di seluruh bidang studi. Demikian pula proses penilaian juga akan dilaksanakan dengan mengedepankan nilai-nilai yang dianut oleh sekolah tersebut. Proses ini pada akhirnya akan menghasilkan lulusan yang memiliki nilai-nilai yang unggul, yang mungkin akan berbeda dengan lulusan-lulusan dari sekolah lain, sehingga sekolah betul-betul telah mengembangkan kemandiriannya dalam pelaksanaan pendidikan yang dilakukannya.


Pada sekolah mesti dikembangkan nilai-nilai yang relevan dengan visi sekolah dan terutama keberpihakan terhadap proses belajar sebagai misi utama sekolah. Oleh karena itu, nilai-nilai inti (basic value) sekolah harus diarahkan pada pemberian layanan belajar yang optimal bagi siswa sehingga siswa dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Peter dan Waterman menemukan nilai-nilai yang secara konsisten dilaksanakan di sekolah-sekolah yang baik.


Menurut Terrence Deal dan Kent Peterson bahwa budaya sekolah berkenaan dengan nilai kebersamaan (shared values), ritual dan sinbol-simbol. Mereka menyatakan bahwa inti permasalahan sekolah bukan pada masalah teknis tetapi pada masalah sosial. Budaya melayani pelanggan yang menekankan pada kualitas pelayanan sehingga dapat mengubah sikap dan perilaku pekerja terhadap pelanggan dan menyebabkan meningkatnya kepuasaan pelanggan dan penjualan. Apabila pekerja merasa sesuai dengan budaya organisasi sekolah maka mereka akan cenderung mengembangkan kedekatan emosional terhadap organisasi.


Budaya sekolah merupakan sesuatu yang dibangun dari hasil pertemuan antara nilai-nilai yang dianut oleh kepala sekolah sebagai pemimpin dengan nilai-nilai yang dianut oleh guru-guru dan para karyawan yang ada dalam sekolah tersebut.
Pertemuan nilai-nilai yang dianut oleh kepala sekolah dan guru-guru akan muncul dan menghasilkan bentuk nilai-nilai berupa tindakan yang dilaksanakan bersama-sama sehari-harinya.


Salah satu nilai yang dianut adalah nilai kedisiplinan. Kedisiplinan dalam budaya sekolah yaitu menjaga seluruh orang-orang disekitar sekolah agar tahu mana yang penting dan prioritas dan mana yang tidak penting dan harus ditinggalkan.
Sama halnya pada SMP Islam YPI Buaran budaya di sekolah ini seperti pembiasaan disiplin dalam hal tepat waktu, berpakaian seragam, penyelesaian tugas yang bertujuan untuk mewujudkan kedisiplinan warga sekolah sehingga akan memunculkan rasa tanggung jawab, semangat dan berinisiatif pada tugasnya masing-masing, sehingga dapat menunjang ketahanan sekolah untuk tercapainya target yang hendak dicapai setiap tahunnya. Apabila terdapat warga sekolah yang melanggar peraturan akan dikenakan sanski pelanggaran berupa peringatan baik secara lisan maupun tulisan, penurunan guru tetap dan pemutusan hubungan kerja.

Kemandirian Belajar dan Prestasi Belajar Siswa
Kemandirian belajar merupakan salah satu sikap siswa yang akan mempengaruhi prestasi belajar . Sikap kemandirian ini akan mendorong siswa untuk belajar mandiri (tidak bergantung orang lain) dalam belajar. Dengan kemandirian belajar, siswa akan selalu berusaha untuk mencapai prestasi belajar dengan baik. Selain dari pada itu, siswa akan lebih mandiri dalam belajar, sehingga mereka tidak mudah putus asa, percaya diri dan memiliki rasa tanggung jawab dalam mencapai prestasi belajarnya. Siswa yang memiliki kemandirian belajar akan sadar, bahwa sikap tersebut sangat penting untuk mencapai prestasi belajar  yang optimal. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Kemandirian Belajar berpengaruh positif     terhadap Prestasi Belajar Siswa.

Kepercayaan Diri dan Prestasi Belajar Siswa
      Kepercayaan Diri adalah modal dasar terpenting dalam diri seseorang untuk dapat mengaktualisasikan diri. Keyakinan adalah salah satu hasil dari aktualisasi diri yang positif, dengan memiliki rasa percaya diri siswa mampu mengembangkan bakat, minat dan potensi mereka sendiri sehingga mereka dapat berkembang menjadi sukses atau apa yang disebut prestasi. Kepercayaan Diri merupakan salah satu syarat yang esensial bagi individu untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas sebagai upaya dalam mencapai prestasi. Ketidak percayaan terhadap kemampuan yang dimiliki dapat berdampak pada prestasi belajar yang rendah. Dengan demikian untuk memotivasi peserta didik menjadi berprestasi perlu ditumbuhkan rasa percaya diri terhadap peserta didik. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2  :Kepercayaan Diri berpengaruh positif  terhadap Prestasi Belajar Siswa.

Budaya Sekolah dan Prestasi Belajar Siswa
       Budaya sekolah adalah suasana kehidupan sekolah tempat peserta didik berinteraksi dengan sesamanya, guru dengan guru, konselor dengan sesamanya, pegawai administrasi dengan sesamanya, dan antar anggota kelompok masyarakat sekolah. Interaksi internal kelompok dan antar kelompok terikat oleh berbagai aturan, norma, moral serta etika bersama yang berlaku di suatu sekolah. Kepemimpinan, keteladanan, keramahan, toleransi, kerja keras, disiplin, kepedulian sosial, kepedulian lingkungan, rasa kebangsaan, dan tanggung jawab merupakan nilai-nilai yang dikembangkan dalam budaya sekolah. Pengembangan nilai-nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam budaya sekolah mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan kepala sekolah, guru, konselor, tenaga administrasi ketika berkomunikasi dengan peserta didik dan menggunakan fasilitas sekolah. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3  :Budaya Sekolah berpengaruh positif  terhadap Prestasi Belajar Siswa.

Budaya Sekolah, Kemandirian Belajar dan Prestasi Belajar Siswa
        Dalam meningkatkan prestasi Belajar Siswa, harus dimulai dari internal sekolah itu sendiri yaitu harus memperhatikan nilai-nilai yang hidup sebagai budaya sekolah. Karena budaya sekolah merujuk pada falsafah yang menuntut kebijakan sekolah terhadap semua unsur dan komponen sekolah termasuk stakeholders pendidikan, seperti cara melaksanakan pekerjaan di sekolah serta asumsi atau kepercayaan dasar yang dianut oleh personil sekolah. Kemandirian Belajar siswa di pengaruhi Budaya Sekolah, Budaya sekolah akan menentukan seberapa besar tingkat Kemandirian belajar siswa di lihat dari latar belakang, asal usul dan dimana pesrta didik tinggal. Secara umum bahwa kemandirian belajar dan prestasi belajar siswa dapat di tingkatkan melalui Budaya sekolah yang baik. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

 H4  : Budaya Sekolah memoderasi pengaruh Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa.

Budaya Sekolah, Kepercayaan Diri dan Prestasi Belajar Siswa
       
Budaya sekolah yang baik yang di dalamnya terdapat program sekolah yang tertata dengan dengan baik,Visi Misi sekolah di rencanakan dan di buat dengan jelas, Guru kelas dan guru Bimbingan & Konseling yang mempunyai etos kerja tinggi, siap menolong dan mendampingi peserta didik beserta stekholder lain yang menciptakan suasana Budaya Sekolah yang ramah dan aman akan menumbuhkan Kepercayaan diri siswa tumbuh dan meningkat secara wajar. Dan dampaknya secara tidak langsung Budaya Sekolah akan memperkuat pengaruh Kepercayaan Diri terhadap Prestasi Belajar siswa. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H5  : Budaya Sekolah  memoderasi  pengaruh Kepercayaan Diri  terhadap Prestasi Belajar Siswa.

Kerangka  Penelitian
Kemendirian belajar adalah sifat, sikap dan kemempuan yang dimiliki siswa dalam melakukan dan menyelesaikan sendiri masalah yang di hadapinya dalam belajar dengan tidak tergantung pada orang lain untuk menguasai suatu kompetensi tertentu. siswa memiliki kemandirian belajar yang tinggi maka prestasi belajar  siswa akan semakin baik. Akan tetapi sebaliknya, apabila kemandirian belajar siswa rendah maka prestasi belajar yang akan dicapai juga kurang baik. Jadi, semakin tinggi kemandirian belajar semakin baik pula prestasi belajar  yang akan dicapai, sehingga diduga kemandirian belajar memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap prestasi belajar.


Kepercayaan Diri merupakan percaya pada kemampuan, kekuatan, dan penilaian diri sendiri, tingkat kepercayaan diri seseorang dan pandangan positif pada penilaian diri, selalu optimis akan kemampuan yang dimiliki di duga mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap prestasi belajar. Merujuk pada penelitian sebelumnya dengan hasil bahwa kepercayaan diri seseorang adalah modal dasar seseorang meraih prestasi di bidang yg ia minati ini dapat diambil kesimpulan bahwa kepercayaan diri berpengaruh terhadap prestasi belajar.


 Budaya sekolah adalah ciri khas yang membedakan sekolah satu dengan sekolah lain. Budaya sekolah akan menciptakan produk sesuai dengan budaya yang dianut oleh sekolah tersebut, dengan terciptanya Budaya Sekolah yang ramah, aman dan nyaman bagi warga sekolah terutama bagi peserta didik maka akan menimbulkan Kemandirian Belajar, Kepercayaan Diri peserta didik meningkat dan akan berpengaruh baik pada peningkatan Prestasi Belajar Siswa.
Dapat disimpulkan bahwa Budaya Sekolah memperkuat pengaruh kemandirian belajar dan Kepercayaan Diri terhadap Prestasi Belajar Siswa.


Berdasarkan teori psikologi dan literatur pendukung lainnya maka kerangka pemikiran teoritis mengenai peran Budaya Sekolah dalam memoderasi pengaruh Kemandirian Belajar dan Kepercayaan Diri terhadap Prestasi Belajar Siswa dapat digambarkan pada model berikut:


                                                                                                         Gambar: 1 Model Penelitian

METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
       Populasi pada penelitian ini adalah semua siswa SMP Islam YPI Buaran yang berjumlah 260 orang.
       Prosedur pemilihan sampel dilakukan dengan teknik Rondom Sampling Proposional  menggunakan rumus yang dikembangkan Slovin dengan tingkat presisi 5% sebagai berikut:

n   =    N/(N〖.d〗^2  + 1)=     260/(260〖(0,05)〗^2  + 1) =  158

Definisi Operasional Variabel dan Instrumen
Penelitian
         Variabel Prestasi Belajar Siswa adalah variabel dependen diukur menggunakan kuesioner dengan skala Likert yang mendeskripsikan hasil penilaian terhadap proses dan hasil belajar yang dicapai siswa dalam melaksanakan pembelajaran dengan 25 indikator (Kuesioner pemetaan mutu SMP, Kemenbud. 2019). Sedangkan variabel independen dalam penelitian terdiri dari Kemandirian Belajar ada 20 indikator, Kepercayaan Diri 15 indikator dan Budaya Sekolah 17 indikator. Budaya Sekolah  di samping sebagai variabel independen juga diposisikan sebagai variabel moderasi interaksi pengaruh Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa dan moderasi interaksi pengaruh Kepercayaan Diri terhadapPrestasi Belajar Siswa.

Pengujian Instrumen
       Instrumen penelitian diuji dengan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap kuesioner. Analisis validitas di tentukan dengan Analisis faktor Kaiser-Mayer-Olkin (KMO), jika KMO > 0,5 dan loading factor > 0,4 maka item yang bersangkutan adalah valid.
      Analisis variabel Kemandirian Belajar KMO menunjukkan 0,748  dan lebih dari 0,5 serta loading faktor > 0,4. Variabel Kepercayaan Diri KMO menunjukkan 0,779  dan lebih dari 0,5 serta loading faktor > 0,4. Variabel Budaya Sekolah KMO menunjukkan 0,689  dan lebih dari 0,5 serta loading faktor > 0,4  serta seluruh indikator dinyatakan valid. Variabel Prestasi Belajar Siswa KMO menunjukkan 0,802  dan lebih dari 0,5 serta loading faktor > 0,4  serta seluruh indikator dinyatakan valid.
       Sedangkan uji reliabelitas ditentukan dengan menggunakan Teknik Alpha Cronbach, dimana suata instrumen dapat dikatakan handal (reliabel) bila memiliki koefisien atau alpha sebesar > 0,7.(Ghozali,2013).

Tabel 1: Hasil Uji Reliabilitas

Dokpri
Dokpri
     .
       Uji Normalitas ditentukan dengan uji normalitas K-S bila nilai sig > 0,05 berarti berdistibusi normal. Ana;isis uji normalitas menunjukkan bahwa Asymp. Sig. (2-tailed) 0,813 berarti berdistibusi normal.


       Uji heterokedastisitas juga dianalisis dengan uji Glejser-test ketentuan  model regresi dinyatakan bebas dari persoalan heteroskedastisitas apabila semua variabel independen mempunyai nilai signifikansi lebih besar daripada 5% (α > 0,05).
Tabel 2: Hasil Uji Glejser-test

Dokpri
Dokpri

       Uji F digunakan untuk menguji goodnes of fit model, Uji F digunakan untuk mengetahui fit atau tidak terhadap model yang digunakan, dikatakan fit jika sig  ≤ 0.05. Analisis uji goodness of fit menunjukkan bahwa 27,519 dengan sig 0,000 nilai F = 27,519 (sig.0,000< 0,05), maka dapat disimpulkan model yang digunakan me-menuhi persyaratan goodness of fit.


       Pengujian model yang dilakukan dengan menggunakan koefisien detrminasi (adjusted r square) yaitu kemampuan variabel independen dalam menerangkan variabel dependen. Jika Adjusted R2 yang diperoleh dari hasil perhitungan menunjukkan semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa sumbangan dari variabel terhadap variasi tergantung semakin besar. Hal ini berarti bahwa model yang digunakan semakin besar untuk menerangkan variabel dependenya. Analisis uji model determinasi menunjukkan bahwa adjusted R Square  sebesar 46,1%  dan 56,8% diterangkan oleh variabel bebas lainnya.


       Uji hiotesis pengaruh  variabel independen (Xi) terhadap variabel dependen (Y) dilakukan dengan uji statistik-t (t-test). Hasilnya digunakan untuk menguji koefisien regresi (bi)  dari masing-masing variabel independen. Nilai t-test   yang dihasilkan dapat dipakai untuk mengambil keputusan memerima atau menolak  dilihat dari sig. (alpha, α)  output SPSS-software yang menyediakan fasilitas   signifikansi (sig.). Bila nilai sig. lebih kecil sama dengan 5% (sig. ≤ 0,05) maka hipotesis alternatif (Hi) diterima; artinya variabel independen (Xi) secara statistik signifikan berpengaruh terhadap variabel dependen (Y), maka pengujian masing-masing hipotesis didasarkan pada hasil uji t dengan  level 5%. Apabila setiap hipotesis menghasilkan t-hitung pada level signifikansi kurang atau sama dengan 5% (α ≤ 0,05), maka hipotesis dinyatakan diterima. Sebaliknya apabila hipotesis menghasilkan t-hitung pada level signifikansi lebih dari   5% (α > 0,05), maka hipotesis dinyatakan ditolak.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Tabel 3: Hasil Uji Signifikansi

Dokpri
Dokpri

Hasil Uji Hipotesis 1
Pada hipotesis 1 dinyatakan bahwa Kemandirian Belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Belajar Siswa. Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa Kemandirian Belajar terbukti  berpengaruh positif terhadap Prestasi Belajar Siswa (β = 0,257, sig = 0,002 < 0,05). Berdasarkan hasil pengujian tersebut, maka hipotesis 1 (H1) yang dirumuskan bahwa Kemandirian Belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Belajar Siswa, diterima.

Hasil Uji Hipotesis 2
Pada hipotesis 2 dinyatakan bahwa Kepercayaan Diri berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Belajar Siswa. Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa Kepercayaan Diri terbukti berpengaruh positip terhadap Prestasi Belajar Siswa (β = 0,495, sig = 0,000 < 0,05). Berdasarkan hasil pengujian tersebut, maka hipotesis 2 (H2) yang dirumuskan bahwa Kepercayaan Diri berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Belajar Siswa, diterima.

Hasil Uji Hipotesis 3
Pada hipotesis 3 dinyatakan bahwa Budaya Sekolah berpengaruh positif dan siqnifikan terhadap Prestasi Belajar Siswa. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Budaya Sekolah berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Prestasi Belajar Sekolah (β = 0,012, sig = 0,842 > 0,05). Berdasarkan hasil pengujian tersebut, maka hipotesis 3 (H3) yang dirumuskan bahwa Budaya Sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Belajar Siswa, ditolak.

Hasil Uji Hipotesis 4
Pada hipotesis 4 dinyatakan bahwa Budaya Sekolah memoderasi pengaruh Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Budaya Sekolah terbukti tidak memoderasi pengaruh Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa (β = 0,018 sig = 0,836 >  0,05). Berdasarkan hasil pengujian tersebut, maka hipotesis  4 (H4) yang dirumuskan bahwa  Budaya Sekolah memoderasi pengaruh Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa, ditolak.

Hasil Uji Hipotesis 5
Pada hipotesis 5 dinyatakan bahwa Budaya Sekolah memoderasi pengaruh Kepercayaan Diri terhadap Prestasi Belajar Siswa. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Budaya Sekolah tidak terbukti  memoderasi pengaruh Kepercayaan Diri terhadap Prestasi Belajar Siswa (β = -0,045 sig = 0,607  >  0,05).   Berarti hipotesis 5 (H5) yang dirumuskan bahwa Budaya Sekolah memoderasi pengaruh Kepercayaan Diri terhadap Prestasi Belajar Siswa , ditolak.

PEMBAHASAN
Kemandirian Belajar berpengaruh positif terhadap Prestasi Belajar Siswa.
      Hasil regresi dapat disimpulkan bahwa hipotesis Kemandirian Belajar berpengaruh positif terhadap Prestasi Belajar Siswa. Artinya Kemandirian Belajar mempengaruhi  Prestasi Belajar Siswa.


Hasil pengolahan data diketahui bahwa hasil jawaban responden secara terperinci dapat di jelaskan yang paling banyak muncul adalah skor 4, sehingga dapat disimpulkan bahwa tanggapan responden terhadap variable Kemandirian Belajar menunjukkan jawaban setuju (S) yang berarti bahwa Kemandirian Belajar siswa di SMP Islam YPI Buaran adalah baik.


Kemandirian dalam belajar  dapat diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk melekukan kegiatan belajar secara sendirian maupun  dengan bantuan orang lain dengan berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi tertentu hingga dapat digunakan untuk memecahkan masalah  yang dijumpainya di dunia nyata.


Kemendirian dapat dilihat dari kemampuan seseorang memikul tanggung jawab antara lain mampu untuk menyelesaikan suatu tugas, melakukan tugas rutin tanpa harus di beri tahu, dapat menjelaskan apa yang di lakukannya, kemampuan dalam menentukan pilihan, bisa bermain atau bekerja sendiri dengan senang hati, menghormati dan menghargai aturan, dapat berkonsentrasi pada tugas-tugas yang rumit, mengerjakan apa yang dikatakannya akan dilakukan, mampu untuk menjalankan peran baru, mengakui kesalahan tanpa mengajukan alasan yang dibuat-buat.  


Kemandirian juga dapat dilihat dari sikap Independen seseorang yaitu tidak tergantung pada otoritas orang lain, berpendirian teguh dan tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain, Memiliki kemampuan dalam mengatasi masalah atau tantangan hidup dan sadar dalam menghadapinya, memiliki empati yang tinggi terhadap orang lain, berani menyampaikan pendapat kepada orang lain walau pendapatnya berbeda, memiliki rasa percaya diri, mampu mengurus diri sendiri.
Kemandirian dapat dilihat dari sifat otonomi seseorang antara lain dapat menentukan keputusan sendiri, memikirkan akibat-akibat dari keputusan atau tindakan,terampil dalam memecahkan masalah sendiri.

Kepercayaan Diri berpengaruh positif terhadap Prestasi Belajar Siswa.
Hasil regresi dapat disimpulkan bahwa hipotesis Kepercayaan diri berpengaruh positif terhadap Prestasi Belajar Siswa. Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa Kepercayaan Diri terbukti berpengaruh positip terhadap Prestasi Belajar Siswa. Artinya Kepercayaan Diri  pada siswa mempengaruhi Prestasi Belejar Siswa.


Pada hasil pengolahan data diketahui bahwa hasil jawaban responden yang paling banyak muncul adalah skor 4, sehingga dapat disimpulkan bahwa tanggapan responden terhadap variabel Kepercayaan Diri menunjukkan bahwa jawaban responden adalah  setuju (S) yang berarti bahwa Kepercayaan Diri siswa di SMP Islam YPI Buaran adalah baik.


Kepercayaan Diri sebagai sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan atau situasi yang dihadapinya, Amri (2018). Kepercayaan diri pada seseorang dapat dilihat pada percaya pada kemampuan sendiri antara lain selalu bersikap optimis, selalu bersikap positif dalam menghadapi masalah, yakin dalam menjalankan sesuatu, selalu bersikap tenang dalam mengerjakan sesuatu, tidak tergantung terhadap orang lain. Bertindak sendiri dalam mengambil keputusan yaitu selalu mengambil keputusan sendiri tanpa ada keterlibatan orang lain, yakin terhadap keputusan yang telah diambil, memiliki internal locus of control. Memiliki rasa positif terhadap diri sendiri yaitu adanya penilaian yang baik dari dalam diri, mempunyai cita-cita, semua tindakan yang dilakukan menimbulkan rasa positif terhadap diri, memiliki harapan yang realistis. memiliki kendali diri yang baik. Berani mengungkap kan pendapat yaitu mampu mengutarakan pendapat, berani mengungkapkan ide-ide dan berani menerima dan menghadapi penolakan.

Budaya Sekolah tidak berpengaruh terhadap Prestasi Belajar Siswa.
Hasil regresi dapat disimpulkan bahwa hipotesis pengaruh Budaya Sekolah tidak berpengaruh terhadap Prestasi Belajar Siswa. Atinya Budaya sekolah tidak mempengaruhi secara langsung prestasi belajar siswa. Hal ini sesuai dengan penelitiannya Norman (2019), Herawati dan Prasojo (2015).


Budaya sekolah adalah suasana kehidupan sekolah tempat peserta didik berinteraksi dengan sesamanya, guru dengan guru, konselor dengan sesamanya, pegawai administrasi dengan sesamanya, dan antaranggota kelompok masyarakat sekolah. Budaya sekolah merupakan kepribadian organisasi yang membedakan antara satu sekolah dengan sekolah lainnya, bagaimana seluruh anggota organisasi sekolah berperan dalam melaksanakan tugasnya tergantung pada keyakinan, nilai dan norma yang menjadi bagian dari budaya sekolah tersebut, Kemdiknas (2010).


Budaya sekolah di SMP Islam YPI Buaran adalah sekolah islam swasta yang sebagian besar siswanya adalah santri/santriwati Pondok Pesantren yang menginduk pada dinas pendidikan kota sehingga sering terjadi perbedaan pandangan tentang kurikulum yang diajarkan ke siswa. Budaya Sekolah tidak Memodersi pengaruh Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa SMP Islam YPI Buaran Kota Pekalongan.


Hasil regresi dapat disimpulkan bahwa hipotesis pengaruh Kemandirian Belajar dimoderasi Budaya Sekolah terhadap Prestasi Belajar Siswa tidak signifikan. Artinya budaya organisasi tidak memoderasi pengaruh Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa. Hal ini terjadi karena Budaya Sekolah tidak mampu meningkatkan Kemandirian Belajar pada siswa di SMP Islam YPI Buaran Kota Pekalongan. Kemandirian Belajar siswa tidak di pengaruhi secara langsung oleh Budaya Sekolah, Budaya sekolah tidak mampu menentukan seberapa besar tingkat Kemandirian belajar siswa di lihat dari latar belakang, asal usul dan dimana pesrta didik tinggal. Fenomena ini berdampak dengan adanya penurunan mutu pendidikan 3 tahun terakhir.  


Budaya sekolah di smp Islam YPI Buaran adalah sekolah yang sebagian besar siswanya berasal dari luar kota, mereka bertempat tinggal dipondok pesantren dan sekalian menjadi santri di pondok tersebut, minimnya pengawasan orang orang tua dan terbatasnya jumlah pengurus pondok yang mengawasi kegiatan sehari-hari para santri terkadang membuat para santri malas belajar dan sering meninggalkan pelajaran di sekolah. Pada sekolah di tempat penelitian juga ditemukan adanya kurang harmonisnya pengurus pondok dengan para guru di sekolah tersebut sehingga mengakibatkan para guru kesulitan untuk menindak siswa yang meninggalkan pelajaran dengan pergi ke pondok.


Budaya Sekolah tidak memodersi pengaruh Kepercayaan Diri terhadap Prestasi Belajar Siswa SMP Islam YPI Buaran Kota Pekalongan
Hasil regresi dapat disimpulkan bahwa hipotesis pengaruh Kepercayaan Diri dimoderasi Budaya Sekolah terhadap Prestasi Belajar Siswa tidak signifikan. Artinya Budaya Sekolah tidak memoderasi pengaruh Kepercayaan Diri terhadap Prestasi Belajar Siswa. Hal ini terjadi karena budaya Sekolah tidak mampu meningkatkan kepercayaan diri pada siswa di SMP Islam YPI Buaran Kota Pekalongan.
Kepercayaan diri yang rendah diakibatkan dari Budaya Sekolah pondok pesantren yang minim pengawasan orang tua mengakibatkan rendahnya prestasi belajar siswa di SMP Islam YPI Buaran Kota Pekalongan.

PENUTUP
Simpulan
         Berdasarkan hasil pengujian, penelitian ini menghasilkan temuan yang dapat disimpulkan sebagai berikut:
Kemandirian Belajar berpengaruh positif terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMP Islam YPI Buaran.
Kepercayaan Diri berpengaruh positif terhadap Prestasi Belajar Siswa SMP Islam YPI Buaran.
Budaya Sekolah tidak berpengaruh terhadap Prestasi Belajar Siswa SMP Islam YPI Buaran.
Budaya Sekolah  tidak memoderasi pengaruh Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa SMP  Islam YPI Buaran.
Budaya Sekolah tidak memoderasi pengaruh Kepercayaan Diri terhadap Prestasi Belajar Siswa SMP Islam YPI Buaran.


Saran
       Pada penelitian berikutnya agar dilakukan penelitian yang lebih mendalam berkaitan dengan Kemandirian Belajar, Kepercayaan Diri dan Budaya Sekolah serta variabel-variabel lain agar dapat memberikan masukan yang tepat bagi lembaga untuk meningkatkan Prestasi Belajar Siswa.

Implikasi Memejerial
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan sebagai berikut:
Bagi Manajemen
       Dalam mengambil kebijakan dan keputusan dapat meningkatkan Kemandirian Belajar, Kepercayaan Diri dari siswa dan Budaya Sekolah untuk meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dan memberikan tambahan peningkatan pengetahuan dari variabel-variabel yang dapat mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa.
Bagi Kepala Sekolah SMP Islam YPI Buaran
     Agar mampu mengambil kebijakan yang tepat untuk meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dengan meningkatkan kesadaran pada siswa dalam hal Kemandirian Belajar, Kepercayaan Diri dan meningkatkan mutu Budaya Sekolah.

Keterbatasan
Dalam penelitian ini, variabel-variabel bebas yang mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa baru menunjukkan 46,1%, sedangkan sisanya sebesar 56,8% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain. Oleh karena itu, peneliti berikutnya dapat melakukan kajian untuk mengidentifikasi variabel-variabel lain yang mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa.
Dalam mengambil data melalui kuesioner penulis tidak dapat menunggu responden mengisi kuesioner sehingga ada beberaap responden yang menjawab kuesioner secara asal-asalan.


Dalam penelitian ini belum semua variabel yang mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa dilakukan penelitian, sehingga penelitian ini dibatasi hanya Kemandirian Belajar, Kepercayaan Diri dan Budaya Sekolah. Hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu dan biaya.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hal-hal yang berhubungan dengan Prestasi Belajar Siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Dinar, Bernard.2018. Pengaruh Keaktifan Belajar, Kemandirian Dan Kreativitas Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IX SMP Negeri 26 Makassar. Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Makassar.1-5

Amri.2018.Pengaruh Kepercayaan Diri (Self Confidence) Berbasis Ekstrakurikuler Pramuka Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Sma Negeri 6 Kota Bengkulu. Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia.Vol. 03 No. 02,156-168

Hidayah,J. Silaen.2019. Peningkatan prestasi belajar melalui dukungan sosial dan kepercayaan diri pada remaja (siswa smp) di rusunawa jatinegara barat. ikraith-humaniora vol 3,46-52.
Hendrawati dan Prasojo.2015. Pengaruh  kepemimpinan transformasional kepala sekolah,Motivasi kerja guru dan budaya sekolah terhadap prestasi belajar.


 Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan Volume 3, No 2, September 2015 (141-157)
Janneke van de Pol,Volman,Beishuizen. 2015. The effects of scaffolding in the classroom: support contingency and student independent working time in relation to student achievement, task effort and appreciation of support. Instr Sci. 43,615–641
Kemendiknas. 2010. Penguatan Metodologi pembelajaran berdasarkan nilai-nilai budaya untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa. Pengembangan pendidikan dan karakter bangsa.


Komara.2016. Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Prestasi Belajar dan Perencanaan Karir Siswa. PSIKOPEDAGOGIA. Universitas Ahmad Dahlan. Vol. 5, No. 1,33-42
Kusumaningrum, Sumarsono dan Gunawan.2019. Budaya sekolah dan etika profesi: Pengukuran Pemberdayaan sumber daya manusia dengan pendekatan solf system Metodologi.  Jurnal Adminitrasi dan Manajemen Pendidikan Volume 2 Nomor 3 September 2019, Hal : 90-97

Muhibbin, Syah. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Mujiman, 2014. Menejemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri.Yogyakarta: Mitra Cendikia.
Manoranjan Tripathy1& S.K. Srivastava. To Study the Effect of Academic Achievement on the Level of Self – confidence. International Journal of Yoga and Allied Sciences.1(1). ISSN: 2278 – 5159
Mulyono.2017. The influence of learning model and learning independence on mathematics learning outcomes by controlling students' early ability. international electronic journal of mathematics educatione. 12(3), 689-708.
Muslika.2019. Kontribusi kreativitas, self confidence dan kemandirian belajar siswa terhadap hasil belajar matematika. publikasi ilmiah. universitas muhammadiyah surakarta,1-13
Ningsih dan Nurruhman.2016. pengaruh kemandirian belajar dan perhatian orang tua terhadap prestasi belajar matematika. jurnal formatif 6(1): 73-84
Onyekuru.2015. Field Dependence-Field Independence Cognitive Style, Gender,Career Choice and Academic Achievement of Secondary School Students in Emohua Local Government Area of Rivers State. Journal of Education and Practice,6(10),76-85
Oteng Sutisna, (1986), Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional. Bandung : Aksara

Pratamadan Rusdarti.2019. Pengaruh kemandirian, lingkungan dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar ekonomi siswa ips. economic education analysis journal,8(1),148-162
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RepublikIndonesia.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan KebudayaanRepublik Indonesia.
Permendikbud  No.4 Tahun 2018 Tentang Penilaian Hasil Belajar oleh satuan pendidikan dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah
Rahmat Irwandi, Skonchai Chanunan, Arsad Bahri.2018. Open Inquiry with Learning Journal Promoting Metacognitive Skills and Retention of Students with Low Academic Achievements. Advances in Social Science, Education and Humanities Research,227(1),277-281

Riyanto, dan Masniar.2019. Pengaruh kompetensi manajerial kepala sekolah dan motivasi guru, terhadap prestasi siswa sd negeri sekecamatan pulau rimau. jmksp (jurnal manajemen, kepemimpinan, dan supervisi pendidikan).4(2),180-187

Retnowati.2015. Hubungan fasilitas, kemandirian, dan kecemasan belajar terhadap prestasi belajar matematika pada siswa kelas viii smp di kecamatan puring tahun pelajaran 2015/2016.  
universitas muhammadiyah  
purworejo,1-5

Shcherbina,Dorozhkin,Akimova,Yadretsov.2017. Educational and Cognitive Independence of Students in E-learning. 12(7b):1221-1228

Saefullah Asep, Parsaoran Siahaan, Ika Mustika Sari.2017. The correlation of learning independence attitudes and student’s learning achievement on physics learning based-portfolio.  jppi, 3(1). 74-83

Sahertian, Piet A. 2000. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Sihotang, Deny Setiawan,Daulat Saragi.2017. The Effect of Learning Strategy and Self Confidence Toward Student’s Learning Outcomes in Elementary School.  IOSR-JRME.7(4),65-72

Ş.Koza Çiftçi.2019. The Effect of Self-Confidence on Mathematics Achievement: The Meta-Analysis of Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS). International Journal of Instruction. Vol.12, No.2. 683-694
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Cetakan ke 22. Alfabeta. Bandung.
Syam,Amri.2017. Pengaruh kepercayaan diri (self confidence) berbasis kaderisasi imm terhadap prestasi belajar mahasiswa (studi kasus di program studi pendidikan biologi fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas muhammadiyah parepare). jurnal biotek volume 5 nomor 1,87-102

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Vandepol,Volman,Oart,Boishuizen (2016), The affects of seaffolding in the classroom: Support Contingency and student Independent working time in relation to student achievement, Test effect and appreciation support.

Widyastuti.2019. Kajian tentang hubungan kemandirian belajar dan perhatian orangtua dengan prestasi belajar pendidikan kewarganegaraan. prosiding seminar nasional pgsd isbn 978-602-6258-11-3.163-168
Yıldırım.2019. Predicting Mathematics Achievement: The Role of Socioeconomic Status, Parental Involvement, and Self-Confidence. Education and Science.Vol 44(198),99-113

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun