Mohon tunggu...
ernies opywilanda
ernies opywilanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Psikologi Klinis untuk mendukung Mental Healtt Korban Perselingkuhan

28 Januari 2024   21:22 Diperbarui: 28 Januari 2024   21:33 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertama, cobalah untuk merileksasikan pernapasan, menghirup lebih dalam udara melalui hidung kemudian mengeluarkannya melalui mulut, ini membantu kita agar merasakan rileks dan lebih tenang. Kedua, cobalah untuk mengikuti komunitas yang positif, dan mencari lingkungan yang selalu mendukung kita. Karena manusia merupakan makhluk sosial yang pasti membutuhkan empati dan kepedulian dari orang lain. Cobalah untuk mencari teman cerita dan luapkan semua emosi yang selama ini dipendam dengan menceritakan kesulitan kita. Tapi ingat, berhati-hatilah dalam memilih teman agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Bantuan keluarga, teman

dan lingkungan sangat penting untuk menguatkan seseorang yang tengah berada di fase genting. Ketiga, selalu mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa, selalu beribadah dan berdoa kepada Tuhan agar selalu diberikan kekuatan dan kelancaran dalam melewati fase sulit dalam hidup.

Dalam perspektif psikologi klinis, perselingkuhan merupakan fenomena yang kompleks dan dapat memiliki dampak yang signifikan pada individu yang terlibat serta hubungan mereka. Berdasarkan penelitian dan pemahaman psikologi klinis, beberapa kesimpulan dapat diambil mengenai kasus perselingkuhan. Tragedi ini bisa menyebabkan korban menjadi tidak percaya diri, tertutup, stress, menghilangkan kepercayaan terhadap pasangan dan lebih parah nya bisa membuat korban lebih lama dalam proses pemulihan.

Penting untuk diingat bahwa pemulihan dari perselingkuhan adalah proses yang membutuhkan waktu, kesabaran, dan komitmen dari kedua belah pihak. Setiap pasangan memiliki pengalaman yang unik, dan penting untuk mencari bantuan profesional jika diperlukan untuk membantu dalam proses pemulihan ini. Sebagai pelajaran untuk kita semua, jangan menganggap pasangan kita itu sebagai 'Rumah' karena rumah bersifat statis, sedangkan manusia memiliki sifat dinamis. Setiap manusia pasti memiliki potensi kekecewaan untuk diri kita.

Perselingkuhan dapat berdampak pada kerenggangan hubungan dengan pasangan. Individu yang bercerai akibat perselingkuhan memiliki tingkat kelekatan yang rendah dengan pasangannya atau dapat dikatakan mengalami kerenggangan dalam hubungan. Selain kerenggangan dalam hubungan, perselingkuhan juga berdampak pada munculnya kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga yang dapat berujung membahayakan nyawa salah satu atau bahkan kedua pasangan.

whatsapp-image-2024-01-27-at-21-12-16-1-65b662a0de948f297024b302.jpeg
whatsapp-image-2024-01-27-at-21-12-16-1-65b662a0de948f297024b302.jpeg

Untuk mencegah perilaku berselingkuh, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, seperti membangun secure attachment atau ikatan emosional, memenuhi kebutuhan seksual dalam suatu pernikahan, dan mengembangkan strategi coping dalam menghadapi masalah.

Menurut penelitian yang dilakukan Fye dan Mims (2018), ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya perselingkuhan dalam hubungan, yaitu:

  • Membangun secure attachment atau ikatan emosional: Ketika individu telah memiliki ikatan emosional dengan pasangannya, maka ia akan merasakan bahwa kebutuhan emosionalnya telah terpenuhi dan memiliki rasa kebersamaan dengan pasangan yang tinggi sehingga tidak berkeinginan untuk mencari yang lain. Ikatan emosional dapat dibangun dengan jalan melakukan aktivitas-aktivitas bersama, terbuka, memberikan afirmasi positif, dan menunjukkan empati kepada pasangan.
  • Sex dalam hubungan pernikahan : Terpenuhinya kebutuhan seksual dalam suatu pernikahan juga turut mencegah adanya perilaku berselingkuh. Hal yang dapat ditempuh adalah dengan cara membuat kehidupan seksual lebih menarik dan terdapat ikatan emosional yang melatarbelakanginya
  • Strategi coping dalam menghadapi masalah: Strategi coping merupakan cara yang dilakukan untuk menanggulangi permasalahan baik dari individu maupun diantara pasangan. Coping secara individu dapat dilakukan misalnya dengan jalan menjauhi luka batin, menyeimbangkan peran, melakukan self-care dan kontrol diri, serta memiliki keinginan untuk berubah menjadi lebih baik. Sedangkan coping sebagai pasangan dapat dilakukan dengan cara memberikan dukungan kepada pasangan satu sama lain, memperhatikan hubungan, serta mempraktikan fleksibilitas dan adaptabilitas dalam hubungan. Semua cara ini berfokus pada peningkatan komunikasi, pemahaman, dan dukungan dalam hubungan.

Referensi

Astuti, A. S. (2021, April 17). Fenomena selingkuh Menurut Psikologi : Bagaimana perselingkuhan bisa terjadi .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun