Latar Belakang Kurikulum Merdeka:
Apa yang melatarbelakangi Kurikulum Merdeka diciptakan?
Hasil Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa 70% siswa berusia 15 tahun berada di bawah kompetensi minimum dalam memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar. Skor PISA ini tidak mengalami peningkatan yang signifikan dalam sepuluh hingga lima belas tahun terakhir. Studi tersebut memperlihatkan adanya kesenjangan besar antarwilayah dan antarkelompok sosial-ekonomi dalam hal kualitas belajar. Hal ini diperparah dengan adanya pandemi COVID-19.
Link : Latar Belakang Kurikulum Merdeka
Perbandingan Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum Sebelumnya:
Kurikulum Merdeka Belajar:
- Mendorong kemandirian dan keberagaman peserta didik dalam proses belajar.
- Fokus pada pembelajaran berbasis proyek. Menekankan pada pembelajaran yang relevan dengan kehidupan nyata.
- Mendorong pengembangan karakter dan soft skills.
- Mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran.
- Fleksibilitas dalam pemilihan mata pelajaran. Memberikan 5. keleluasaan kepada sekolah dalam menyusun kurikulum sesuai kebutuhan lokal.
Kurikulum 13 (K-13):
- Relevansi dan Kontekstual menyesuaikan dengan kebutuhan dan konteks lokal peserta didik
- Pembelajaran Aktif mendorong peserta didik menjadi mandiri
- Pendekatan Tematik, menyatukan konsep-konsep dalam tema-tema yang lebih besar
- Pengembangan Karakter berfokus pada pembentukan karakter positif peserta didik
- Berorientasi pada Hasil dan Kompetensi
- Penilaian Beragam
- Pengembangan Profesional Guru, mendorong guru untuk berperan sebagai fasilitator dan pembimbing
Link : Kurikulum Merdeka dan K13
Jadi,apa perbedaan utama dari kedua kurikulum ini?
Menurut saya, Kurikulum 2013 bersifat lebih kaku, Mengharuskan semua siswa mempelajari materi yang sama dengan cara yang seragam. Ini berarti setiap siswa mengikuti proses belajar yang identik, tanpa mempertimbangkan minat dan kemampuan individu mereka.
Sebaliknya, Kurikulum Merdeka menawarkan pendekatan yang lebih fleksibel. Dalam kurikulum ini, siswa memiliki kebebasan untuk memilih cara belajar yang sesuai dengan minat dan kemampuan mereka. Fleksibilitas ini meningkatkan keterlibatan dan motivasi, memungkinkan pengembangan karakter dan kompetensi yang lebih personal dan relevan.
Berikut Kritik dan saran yang dapat saya berikan
Kritik Kurikulum Merdeka Terhadap Pembelajaran Siswa
1. Dari segi konteks, kesesuaian kriteria sekolah, standar isi, visi, misi, dan tujuan sekolah sudah cukup mendukung implementasi Kurikulum Merdeka.
2. Evaluasi input menunjukkan bahwa kesiapan, pemahaman, penyusunan, dan sarana prasarana sudah cukup memadai, meskipun ada beberapa aspek sarana dan prasarana yang perlu dioptimalkan lebih lanjut.
3. Dalam hal proses, implementasi Kurikulum Merdeka belum sepenuhnya maksimal karena beberapa guru masih menggunakan metode pembelajaran tradisional, belum menerapkan asesmen yang tepat, dan belum menerapkan proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila. Sarana dan prasarana juga belum sepenuhnya optimal.
4. Dari segi produk, implementasi Kurikulum Merdeka menunjukkan hasil yang baik dengan dampak positif, seperti peningkatan hasil belajar, keaktifan siswa dalam pembelajaran, serta motivasi dan prestasi dalam mengikuti lomba. Meskipun implementasinya baru berlangsung, jika terus dilakukan perbaikan, hasilnya dipastikan akan semakin baik.
Link : Dampak Kurikulum Merdeka bagi Siswa
Kritikan terhadap Kurikulum Merdeka Terhadap Guru di Indonesia
- Tantangan Implementasi:
Sekolah mengalami kesulitan menyesuaikan diri tanpa adanya persiapan yang memadai. - Tidak adanya pelatihan guru:
Guru dibutuhkan pelatihan yang lebih mendalam untuk pendekatan pembelajaran kepada siswa. Pelatihan ini juga dibutuhkan untuk memperoleh teknik pengajaran yang lebih mudah beradaptasi dan inventif - Penilaian dan Evaluasi:
Sistem penilaian yang lebih fleksibel dan fokus pada pertumbuhan siswa membingungkan sebagian guru. Pemahaman komprehensif tentang metode penilaian yang paling efektif untuk menilai kinerja siswa dalam kurikulum independen sangatlah penting.
Saran Untuk Dampak dari Kurikulum Merdeka
- Pelatihan dan Pengembangan Profesional Guru
Pemerintah perlu meningkatkan frekuensi dan kualitas pelatihan bagi guru agar mereka siap menerapkan metode pengajaran yang baru. Pelatihan tersebut harus mencakup Teknik pembelajaran inovatif, pemanfaatan teknologi, serta pendekatan penilaian yang sejalan dengan prinsip Kurikulum Merdeka.
- Peningkatan Infrastruktur Teknologi
Diperlukan peningkatan investasi dalam infrastruktur teknologi di sekolah, terutama di daerah terpencil. Prioritas harus diberikan pada penyediaan perangkat keras, akses internet yang stabil, dan sumber daya digital lainnya untuk mendukung proses pembelajaran yang lebih efektif.
- Pendekatan Bertahap dan Sosialisasi yang Mendalam
Implementasi Kurikulum Merdeka harus dilakukan secara bertahap disertai dengan sosialisasi yang mendalam kepada semua pihak yang terlibat, termasuk guru, siswa, dan orang tua. Memberikan edukasi mengenai manfaat dan tujuan kurikulum ini dapat membantu mengurangi penolakan terhadap perubahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H