Mohon tunggu...
Ernes
Ernes Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik

Menulis adalah pekerjaan mulia Jadilah pemulung kebaikan Tebarkan kebaikan kapan saja dan dimana saja Blog Science

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pantun, Tradisi Lisan yang Naik Kelas

23 September 2022   16:13 Diperbarui: 23 September 2022   16:23 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertemuan  ke 14 BM 27

Rabu,21 September 2022

Moderator  :  Lely Duryani,S.Pd

Narasumber : Miftahul Hadi,S.Pd

Moderator memulai  acara dengan serangkaian pantun berikut ini

Ke pasar baru beli kemeja

Modelnya bagus bikin bahagia

Daripada bermuram durja

Mari kita berpantun ria

Banyak pohon membuat asri

Indah dipandang rapi tertata

Belajar berpantun Bersama PGRI

Tingkatkan literasi di negeri tercinta

Materi malam ini adalah materi yang saya tunggu -tunggu yaitu kaedah penulisan Pantun. Pantun termasuk jenis karya non benda yang dicanangkan UNESCO pada tanggal 17 Desember 2020.Sehingga setiap tanggal 17 Desember diperingati sebagai Hari Pantun di Indonesia.

Pada awalnya pantun merupakan tradisi lisan. Seiring berkembangnya waktu, maka pantun "naik kelas". Tidak hanya dituturkan saja dalam kehidupan sehari-hari, pantun kemudian dibukukan, dilombakan dalam berbagai event, serta diselipkan pada tiap kegiatan.

Malam ini kita dibimbing oleh seorang Alumni BM 17 yang jago Pantun yaitu Bapak Miftahul Hadi ,S.Pd. Seorang guru yang rendah hati,mengabdi di sebuah SD Negeri di daerah Demak, Jawa Tengah.

Ketika Bu Leli bertanya,"kenapa Pak Miftah tertarik dengan Pantun?". 

Lalu Pak Miftah menjawab," Saya jatuh cinta dengan pantun karena beberapa alasan. yang mendasarinya, di antaranya karena dalam menulis pantun dibutuhkan ketelitian untuk memilih diksi, dan tidak asal. Jadi harus dipikirkan dahulu, mana kata yang pas, sehingga indah dibaca dan didengar".

Pengertian Pantun

Pantun merupakan salah satu kekayaan seni verbal yang dimiliki Indonesia.

Menurut Wikiwand, pantun adalah salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal di Nusantara. Kata "Pantun" berasal dari kata patuntun dalam Bahasa Minangkabau yang memiliki arti "penuntun" (pedoman)

Di Minangkabau para petinggi adat biasanya berbicara dengan bahasa kiasan (Alua ),yaitu berbalas pantun dalam acara adat.

Pantun memiliki nama lain dalam bahasa-bahasa daerah, dalam bahasa Jawa, pantun dikenal dengan parikan, dalam bahasa Sunda pantun disebut paparikan dan dalam bahasa Batak, pantun dikenal dengan sebutan umpasa.

Pantun diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda pada sesi ke-15 Intergovernmental Committee for The Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Perancis, pada tanggal 17 Desember 2020.

Rambu-rambu Pantun

Satu bait harus terdiri dari empat baris, tidak boleh tiga atau lima. 

Satu baris terdiri atas empat sampai lima kata. Satu baris terdiri atas delapan sampai duabelas suku kata.

Bersajak a-b-a-b. Baris pertama dan kedua disebut sampiran atau pembayang. 

Baris ketiga dan keempat disebut isi atau maksud pantun.

Ketika Bunda Lely bertanya," apakah pantun boleh bersajak a-a-a-a"

Pak Miftah menjawab," boleh saja, tetapi itu akan mengurangi keindahan pantun. Jadi jika sajaknya a-a-a-a, jatuhnya akan menjadi syair".Bahkan ada pantun yang hanya dua baris saja.Pantun jenis ini disebut karmina ( pantun kilat)

Perbedaan Pantun, Syair,karmina dan gurindam

Pantun : antara baris satu dan dua tidak ada hubungannya dengan baris tiga dan empat. Jadi sampiran dan isi berdiri sendiri.

Syair :  Sedangkan syair baris satu sampai empat saling berhubungan. Dalam syair, sajaknya a-a-a-a. Jadi Rima akhir (baris 1-4) memiliki bunyi yang sama.

Karmina : adalah pantun yang terdiri darri dua baris saja.Disebut juga pantun kilat.Antara baris pertama dan kedua tidak saling berhubungan.

Gurindam : Juga terdiri dari dua baris tapi saling berhubungan (sebab akibat).Baris pertama dan kedua saling berkaitan.

Nama pantun di daerah lain

1. Sumatera Utara

Molo mandurung ho dipabu,

Tampul si mardulang-dulang,

Molo malungun ho diahu,

Tatap sirumondang bulan.

Yang artinya demikian

Jika tuan mencari paku,

Petiklah daun sidulang-dulang,

Jika tuan rindukan daku,

Pandanglah sang rembulan

2.Paparikan di Sunda

Contoh paparikan

Sing getol nginam jajamu,

Ambeh jadi kuat urat,

Sing getol naengan elmu,

Gunana Dunya akhirat.

Yang artinya demikian

Rajinlah minum jamu,

Agar kuatlah urat,

Rajinlah menuntut ilmu,

Bagi dunia akhirat.

Contoh 3

Disebut parikan.

Mlaku-mlaku wira-wiri,

Tekan gardhu nyandung watu,

Ngaku-aku dadi tani,

Nyandhak garu jare luku.

Yang artinya demikian

Jalan-jalan ke sana-sini,

Sampai gardu tersandung batu,

Jika mengaku sebagai petani,

Pegang Garu dikira luku (bajak).

4.Karmina (pantun kilat)

Daun keladi susun di gerbong,

Jangalah jadi orang yang sombong.

Daun talas di dalam saku

Yang jelas bukan aku.

5. Gurindam

Jika selalu berdoa dan dzikir,

Ringan melangkah jernih berpikir.

 Kesimpulan

Raahasia membuat pantun dengan mudah:

1. Memahami kaedah atau ciri pantun

2. Menulis sampiran pantun

3. Menulis isi pantun

4. Bagian yang sulit yaitu mengusai pembendaharaan kata, bisa dilihat di lampiran.

Dalam membuat pantun kita harus menghindari hal-hal sebagai berikut:

1. Hindari menggunakan nama orang dalam membuat pantun

2. Hindari menggunakan nama merk dagang

3. Hindari pengulangan kata di tiap barisnya

 Cara membuat pantun dengan mudah

1.Usahakan membuat baris ketiga dan keempat (isi) terlebih dahulu. 

2.Jika isi pantun sudah jadi, maka sampiran akan mengikuti. 

Trik membuat pantun untuk anak SD

1.  Kaitkan pantun dengan kehidupan mereka sehari-hari. Yang mereka tahu Jarjit dalam film Upin Ipin berpantun.Tapi itu sebenarnya Karmina

2. Beri pengertian anak tentang pantun

3. Beri contoh pantun yang sebenarnya

4. Jika anak sudah paham pengertian pantun, pelan-pelan kita bisa  lakukan tebak diksi untuk memperbanyak kosakata mereka.

Lampiran

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Saya akhiri resume hari ini dengan sebuah pantun

Bapak tentara tinggal di barak

Baraknya ada di negeri Cina

Penulis hebat ayo bergerak

Agar literasi menguasai dunia

Wassalam 

Semoga Bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun