Mohon tunggu...
Erna Manurung
Erna Manurung Mohon Tunggu... Penulis - Sedang bermukim di kampung halaman (Serang, Banten)

Senang menulis hal Ikhwal masalah-masalah kesehatan jiwa, sesekali jalan-jalan di sekitar rumah lalu melaporkannya ...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku sudah Memaafkan Papa, Ma

6 Desember 2021   09:12 Diperbarui: 6 Desember 2021   09:22 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya Sahat menyimpan luka jiwanya bertahun-tahun tanpa berani mengungkapkan kepada siapapun. Kecuali Rara. Sahat berani terbuka kepada gadis itu, namun kadang tanpa rasa hormat.

***

Suatu hari Rara nekad menemui Sahat. Menanyakan apa yang terjadi dan apa yang bisa ia bantu. Tapi Sahat hanya menjawab seadanya dan meminta Rara jangan dulu menemuinya sampai ia siap. Ia hanya menceritakan sekilas rencananya.

"Aku ketemu sama namboru Amie minggu lalu. Kamu masih ingat kan dia? Yang pernah kuceritakan dulu, yang kerja di Kalimantan. Bou Amie mengajakku ikut pertemuan pria sejati minggu depan. Kamu tahulah, aku paling alergi ikut kegiatan-kegatan seperti itu. Tapi kali ini aku mau coba datang. Sekedar ingin tahu saja."

Rara mengangguk. Ia tak keberatan untuk tidak bertemu Sahat dulu meskipun sedikit merasa kehilangan. Kalau Sahat merasa lebih nyaman ditolong oleh orang lain, ya sudahlah. Semoga berhasil, harapnya.

***

Rara merasakan ketegangan yang menyiksa karena sudah berhari-hari  Sahat tidak memberi kabar. Dari Tante Amie, ia hanya diberitahu kalau Sahat hadir dalam pertemuan tersebut seminggu sekali. Seseorang ditugaskan menjadi mentor (pembimbing)nya. Tante Amie menghibur Rara bahwa Sahat membutuhkan waktu untuk tenang. Dia tidak menghubungi Rara bukan karena abai, semata-mata karena butuh sendirian.

"Kamu doakan dia saja Ra. Sahat sedang dalam proses pemulihan. Itu tidak mudah. Aku juga sedang berusaha menjelaskan kenapa Bang Igor memperlakukan anak laki-lakinya sangat keras. Abang dulu hidupnya susah. Kami tujuh bersaudara hidup terpisah. Kebetulan dia tinggal dengan Mamatua yang galaknya minta ampun."

Ada kira-kira dua jam Tante Amie bercerita. Diselingi beberapa pertanyaan Rara. Ternyata, banyak yang ia tidak tahu tentang Sahat. Jadi, apa artinya berpacaran empat tahun kalau hanya sedikit saja yang ia tahu tentang Sahat?

***


Cerita Sahat:
Ternyata, berjalan mundur itu menakutkan. Kamu akan melihat lagi hewan-hewan apa saja yang menjijikkan bagimu, siapa-siapa saja yang pernah melukaimu, dan benda-benda apa saja yang ingin kamu lempar ke luar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun