Kearifan lokal, itu maksudnya apa? Kearifan lokal merupakan suatu kebudayaan yang biasa dilakukan oleh suatu masyakarat atau komunitas tentang kebijakan hidup dan bagaimana langkah menerapkan/melaksanakannya.
Kearifan lokal merupakan suatu budaya sehingga turun temurun dilakukan dari generasi ke generasi. Dalam bidang pertanian kearifan lokal sangatlah penting karena dapat menunjang pertanian berkelanjutan, terdapat berbagai kearifan lokal yang diterapkan oleh masyarakat (masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke), kearifan lokal yang ada tentunya berdasarkan masalah yang dihadapi oleh petani dan topografi wilayah.
Kali ini untuk memahami kearifan lokal, mari kita pergi dan belajar ke Kawasan Timur Indonesia yaitu NTT (Nusa Tenggara Timur).
Kearifan lokal dari NTT ini ialah KEBEKOLO, menurut mimin dari namanya saja sudah terdengar unik dan membuat mimin penasaran, yuk mari disimak. Apa sih itu Kebekolo ? namun sebelumnya mimin mau beri tahu bahwa di NTT terdapat beberapa wilayah yang berlereng dan kering.
Nah, Kebekolo ini adalah kumpulan barisan kayu atau ranting yang disusun saling menumpuk antar kayu dan memotong lereng (sehingga teknik ini tentunya diterapkan pada lahan yang berlereng), tumpukan kayu atau ranting berfungsi sebagai penahan tanah yang terkikis/sebagai penahan erosi ketika hujan atau saat musim hujan tiba, seperti yang diketahui atau coba bayangkan saja pasti tanah yang kering dan berlereng tanah permukaannya (top soil) mudah terkikis.
Kebekolo ini merupakan salah satu teknik konservasi lahan, karena bertujuan menahan atau meminimalisir erosi pada tanah. Teknik Kebekolo ini dinilai efektif dalam menahan erosi tanah permukaan apalagi pada lahan yang kering.
Tetapi ternyata teknik Kebekolo ini memiliki kelemahan/kekurangan yaitu apabila kayu/ranting yang digunakan sudah tua/lapuk maka tentunya sudah tidak efektif lagi dalam menahan erosi, tetapi jangan khawatir karena kelemahan dari teknik Kebekolo ini dapat diatasi.
Solusi dari kelemahan teknik Kebekolo ini ialah dengan menanam tanaman leguminosa (tanaman kacang-kacangan), tanaman leguminosa ini berfungsi menggantikan kayu/ranting dalam menahan erosi tanah permukaan, dan ternyata tanaman leguminosa ini memiliki banyak manfaat, yuk mimin beri tahu..
Tanaman leguminosa selain dapat menahan erosi tanah permukaan, daun dari tanaman ini dapat digunakan sebagai pakan ternak sehingga membantu petani dalam memperoleh pakan ternak dengan kandungan nutrisi yang tinggi, ranting dan batang yang tertinggal berfungsi sebagai Kebekolo bagi tanah.
Selain itu tanaman leguminosa dapat memfiksasi (mengikat) Nitrogen dari udara, dengan kemampuan fiksasi N ini maka akan membantu tanaman utama disekitarnya (tanaman yang dibudidayakan) dalam memperoleh N, seperti yang diketahui bahwa unsur N merupakan unsur makro yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.
Fiksasi N ini terjadi dengan terbentuknya bintil akar pada tanaman, pada bintil akar ini terdapat bakteri Rhizobium, fiksasi yang dilakukan oleh bakteri Rhizobium menghasilkan rembesan N yang kemudian dapat diambil oleh akar tanaman dan sekaligus dapat meningkatkan kesuburan tanah.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat kita simpulkan bahwa kearifan lokal Kebekolo adalah kearifan lokal pertanian organik karena menggunakan bahan-bahan dari alam sehingga pertanian dapat berkelanjutan karena salah satunya lahan (tanah) kesehatannya tetap terjaga melalui konservasi lahan.
Terdapat info yang tidak kalah penting ialah bahwa pertanian yang berkelanjutan ternyata terdiri dari 3 pilar, 3 pilar tersebut ialah Lingkungan, Sosial dan Ekonomi.
Lingkungan, supaya pertanian dapat "berkelanjutan" maka salah satu hal penting yang perlu dijaga ialah lingkungan. Teknik Kebekolo ini telah meliputi aspek manajemen kesuburan tanah, konservasi tanah, dan biodiversitas sehingga aman dan sehat bagi lingkungan.
Sosial, teknik Kebekolo telah menciptakan kerjasama antar petani, karena dengan diketahuinya teknik ini maka menjadi contoh bagi petani dalam menjaga aspek lingkungan dan petani memiliki wawasan.
Ekonomi, secara ekonomi teknik Kebekolo menguntungkan. Menguntungkan karena tidak mengeluarkan banyak biaya dalam menangani aspek lingkungan, justru teknik ini memiliki banyak manfaat, selain itu hasil panen dari tanaman budidaya dipastikan sehat karena awalnya telah memberlakukan sistem pertanian organik, sehingga kualitas hasil panen tidak diragukan, sehingga konsumen pun puas terhadap produk pertanian, apalagi produk pertanian organik nilai jualnya lebih tinggi dibanding produk non-organik.
Sehingga bagi teman-teman yang memiliki lahan pertanian dengan kondisi lahan yang berlereng dan kering dapat mengadopsi teknik Kebekolo, tidak hanya berlaku di NTT saja.
Sekian dulu terkait kearifan lokal, terima kasih..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H