* Berikut adalah penjelasan mendalam tentang teori Lev Vygotsky dan Jean Piaget terkait perkembangan sosial dan kognitif:
---
A. Teori Lev Vygotsky (Sosial-Budaya)
Teori Lev Vygotsky dikenal sebagai teori sosial-budaya, yang menekankan bahwa perkembangan kognitif dan sosial anak dibentuk melalui interaksi dengan lingkungan sosial dan budaya. Beberapa konsep utama dalam teori Vygotsky adalah:
1. Zona Perkembangan Proksimal (Zone of Proximal Development/ZPD):
Definisi: ZPD adalah jarak antara kemampuan yang dimiliki anak saat ini (tanpa bantuan) dengan kemampuan yang dapat dicapai anak dengan bantuan orang lain yang lebih kompeten, seperti guru, orang tua, atau teman sebaya.
Contoh: Seorang anak yang sedang belajar berhitung mungkin hanya bisa menjumlahkan angka kecil sendiri, tetapi dengan bantuan guru, ia dapat memahami konsep yang lebih kompleks.
2. Scaffolding:
Definisi: Scaffolding adalah proses memberikan dukungan kepada anak selama berada dalam ZPD. Dukungan ini bersifat sementara dan akan dikurangi seiring dengan meningkatnya kemampuan anak.
Contoh: Ketika seorang anak belajar membaca, guru mungkin membantu dengan menunjukkan kata-kata, tetapi secara bertahap membiarkan anak membaca sendiri.
3. Peran Bahasa dalam Perkembangan Kognitif:
Vygotsky percaya bahwa bahasa adalah alat utama dalam perkembangan kognitif. Melalui bahasa, anak:
Mengorganisasi pikiran.
Mempelajari konsep-konsep baru.
Menyelesaikan masalah.
Bahasa internal (inner speech) membantu anak mengontrol diri dan emosinya.
4. Peran Budaya:
Budaya menyediakan alat, nilai, dan norma yang membentuk cara berpikir dan belajar anak. Anak belajar konsep-konsep penting melalui partisipasi dalam aktivitas budaya yang relevan.
Contoh: Dalam budaya yang menekankan kerjasama, anak-anak belajar bekerja sama dengan lebih cepat dibandingkan budaya yang menekankan individualisme.
---
B. Teori Jean Piaget (Perkembangan Kognitif)
Jean Piaget mengembangkan teori perkembangan kognitif yang berfokus pada cara anak memahami dunia melalui pengalaman mereka. Menurut Piaget, perkembangan terjadi melalui empat tahap:
1. Tahap Sensorimotor (0-2 Tahun):
Anak belajar melalui indera dan tindakan fisik.
Ciri utama:
Perkembangan objek permanen: Anak mulai memahami bahwa benda tetap ada meskipun tidak terlihat.
Perkembangan awal pemahaman sebab-akibat.
Contoh: Bayi yang menjatuhkan mainan berulang kali untuk melihat apa yang terjadi.
2. Tahap Praoperasional (2-7 Tahun):
Anak mulai berpikir simbolis, tetapi masih egosentris.
Ciri utama:
Anak belum memahami pandangan orang lain (egosentrisme).
Anak menggunakan imajinasi dan bermain pura-pura.
Belum mampu berpikir logis tentang konsep abstrak.
3. Tahap Operasional Konkret (7-11 Tahun):
Anak mulai berpikir logis tentang hal-hal konkret.
Ciri utama:
Memahami konsep konservasi (misalnya, jumlah cairan tidak berubah meskipun dituangkan ke wadah berbeda).
Mulai mampu berpikir secara logis tentang hubungan sebab-akibat.
Contoh: Anak bisa memahami bahwa jumlah uang tetap sama, meskipun pecahan uangnya berbeda.
4. Tahap Operasional Formal (11+ Tahun):
Anak mampu berpikir abstrak dan logis.
Ciri utama:
Mampu membuat hipotesis dan memecahkan masalah secara sistematis.
Dapat berpikir kritis tentang masalah sosial, etika, dan moral.
---
- Perbandingan Teori Vygotsky dan Piaget
Kesimpulan Umum
Vygotsky: Menekankan bahwa perkembangan sosial dan kognitif anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial, budaya, dan bahasa. Anak berkembang dengan bantuan dan interaksi dengan orang lain.
Piaget: Fokus pada perkembangan kognitif individu melalui eksplorasi mandiri. Anak berkembang melalui tahapan yang pasti, seiring dengan kematangan biologis dan pengalaman.
Kedua teori ini memberikan wawasan yang saling melengkapi dalam memahami perkembangan anak. Vygotsky lebih menekankan pengaruh eksternal (sosial), sedangkan Piaget menyoroti perkembangan internal (individu).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H