"Sudah, Ma. Di mana lagi, capek," jawabku sedikit menekankan sambil memperlihatkan kamar yang berantakan untuk meyakinkan.
"Coba ingat-ingat lagi tempat terakhir kamu letakkan."
"Terakhir aku letakkan di laci meja, tapi tidak ada, Ma," ujarku dengan panik.
"Cek ulang, kamu kan suka ceroboh," ledek Mama.
Aku kesal, tampaknya Mama meragukan upayaku. Menyadarinya, wanita berusia 45 tahun itu dengan inisiatif menuju laci yang kumaksud.
"Nih kan ada," Mama menatapku dengan heran.
"Eh iya," jawabku cengengesan sedikit malu, sambil menggaruk tengkuk yang tidak gatal.
"Dasar ceroboh," Mama mengataiku, yang hanya kubalas dengan cengiran.
Akhirnya aku berangkat.
"Tidak sarapan?" tanya Mama segera sesaat aku akan berangkat.
"Tidak sempat," jawabku singkat karena terburu-buru. Tak lupa kukenakan jaket dan tentunya membawa gawai kesayanganku.