Mohon tunggu...
Erna Widyawati
Erna Widyawati Mohon Tunggu... Akuntan - NIM : 43218120040

Erna Widyawati / 43218120040 Jurusan Fakultas Ekonomi Bisnis Akuntansi Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB 2 Prof Dr Apollo - Konsep Laba dalam Tataran Semantik dan Sintatik

24 Mei 2021   08:00 Diperbarui: 25 Mei 2021   08:30 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Laba juga memiliki beberapa kelemahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut (Belkaoui, 1993):

1. Laba akuntansi gagal mengakui kenaikan nilai aktiva yang belum direalisasi dalam satu periode karena prinsip cost historis dan prinsip realisasi.

2. Laba akuntansi yang didasarkan pada cost historis mempersulit perbandingan laporan keuangan karena dengan adanya perbedaan metode perhitungan cost dan metode alokasi.

3. Laba akuntansi yang didasarkan prinsip realisasi, cost historis dan konservatisme dapat menghasilkan data yang menyesatkan dan tidak relevan.

Tujuan Pelaporan Laba
Laba merupakan selisih antara pendapatan dan biaya secara akrual. Pengertian seperti ini akan mempermudah di dalam pengukuran dan pelaporan laba secara objektif. Pendefinisian laba seperti ini juga akan lebih bermakna sebagai pengukur kembalian atas investasi daripada sekedar perubahan kas. Berdasarkan pengertian dan cara pengukuran, laba akuntansi diharapkan dapat digunakan sebagai: pengukur efisiensi, pengukur kinerja entitas dan manajemen, dasar penentuan pajak, sarana alokasi sumber ekonomik, penentuan tarif jasa publik, optimalisasi kontrak utang-piutang, basis kompensasi, motivator, dasar pembagian dividen

Konsep Laba Dalam Tataran Semantik
Konsep laba dalam tataran semantik berkaitan dengan masalah makna apa yang harus dilekatkan oleh perekayasa laporan pada simbol atau elemen laba sehingga sangat bermanfaat dan bermakna. Pemaknaan laba yang secara semantik akan mementukan pemaknaan laba secara sintatik yaitu pengukuran penyajian

Pengukur Kinerja
Dalam hal ini, pohak yang dituju oleh pelapor keuangan adalah investor dan kreditor karena mereka dianggap penting untuk mengetahui informasi di masa lalu agar dapat mengevaluasi prospek perusahaan dimasa depan dari presentasi kinerja efisien karena laba dapat menunjukkan ROA,ROI dan ROL sebagah pegukur efesiensi.

Konsep Laba Dalam Tataran Sintatik      
Dalam tataran sintaktik, laba harus dioperasionalkan dalam bentuk standar dan prosedur akuntansi yang objek sehinggap jumlah laba dapat diukur dan disajikan dalam laporan keuangan.5akna laba secara sintaktik adalah mendefinisikan laba sebagai selisih pengukuran dan penandingan antara pendapatan dan biaya. Pengukuran dalam arti luas yang meliputi pengakuan,Teori Akuntansi saat pengkuran, dan prosedur pengakuan ditambah cara mengungkapan merupakan masalah padatataran sintaktik, dimana pada tataran semantik masalah yang timbul adalah mengenai definisi.

Mendekatan transaksi dengan pendekatan ini, laba diukur dan diakui pada saat terjadinya transaksi yang kemudian terakumulasi sampai akhir periode. Karena laba melekat pada pendapatan maupun penjualan, dengan pendekatan transaksi dapat dikatakan bahwa laba timbul dan diakui pada saat penjualan atau pertukaran terjadi. 

Laba akan terhitung setelah biaya yang diperkirakan mendatangkan pendapatan juga diakui konsep penandingan'.Adapun keuntungan pendekatan transaksi bagi akuntansi untuk pelaporan laba adalah sebagai berikut komponen pembentuk laba bersih dapat dirinci dengan berbagai basis antara lain atas dasar produk atau pelanggan untuk kepentingan manajerial.

Laba yang berasal dari berbagai jenis transaksi dapat dipisahkan dan dilaporkanuntuk kepentingan eksternal.perubahan aset dan ke-ajiban merupakan perubahan nilai yang diakui secaraobjektif pada saat perubahan terjadi akibat transaksi penjualan dan biaya dengan pihak eksternal.jumlah rupiah serta jenis aset dan ke-ajiban secara otomatis tersedia pada akhir  periode. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun