Saya masih ingat, selain beberapa pembicaraan orang lain, saya pernah mendengar sendiri di atas kendaraan roda empat dalam perjalanan menuju obyek kegiatan. Di sana, terekam soal calon dan terpilih Bupati Jeneponto hasil riwayat sejarah masa lalu "mengkapling" wilayah dari "atas" dan bukan wilayah dari "bawah." Itu kan mitos, begitu suara dalam benak saya berkecamuk.
Singkat kata, tidak ada sejarahnya orang Bangkala jadi Bupati Jeneponto. Siapa bilang? Serasial atau serasis itukah Jeneponto?
Nyatanya, dalam Facebook muncul umpan balik tentang mitos politik. Njleb. Postingan saya di FB tentang "Runtuhnya Mitos Politik Lama" malah disahuti dan bikin kepo seorang sohib. Dia adalah ustadz. Maka, lahirlah tulisan keren dari "Mullah" beken nyundul langit.Â
Yuk, simak judul tulisan Ustadz Jamal Panrita: Runtuhnya Mitos Politik Lama: "Bangkala Menulis Sejarah  Baru." Beberapa teman mengomentari tulisan sohib saya di akun FB-nya.
Jangan-jangan muncul lagi istilah: "Turatea Jeneponto milik siapa? Kira-kira begitu ustadz," kataku. "Bisa jadi," balas ustadz itu di FB.
Masalahnya, kita belum buktikan. Para pejuang yang ingin melihat masa depan daerah yang gemilang tidak akan tersandera oleh mitos politik lama. Merekan tidak akan tahu bahwa isinya sudah teruji dan takdir akan berbicara lain. Bisa jadi mereka mengira itu bualan belaka. Segera disusul imajinasi di kepala kita sebagai pendukung tokoh pemimpin tentang kesiapan dan totalitas perjuangan menuju impian jadi kenyataan.
Sementara itu, di sini, yang merancang strategi pemenangan santai-santai saja, tetapi serius.Â
Tangguh, kan?
Sungguh tidak aneh kalau nanti para pemenang itu membuka lembaran baru, di simpang empat paling ramai, "Sudahi dulu konflik masa lalu. Marilah kita buka lembaran baru!" Masyarakat Jeneponto juga butuh hiburan, bukan konflik melulu.
Tungguh. Kita baru saja memulai. Selamat bergembira. Jangan pernah lupa, perjuangan Anda bisa jadi tidak mampu dibayar mahal dengan pengorbanan Anda sendiri. Kemenangan dan perjuangan Anda sesungguhnya tidak bisa dinilai dengan duit dan materi lainnya. Poinnya, tentang mitos politik sekaligus gagasan mundur sudah runtuh. Begitulah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H