Pada kondisi yang lain, ada yang mewek lantaran gaji UMR lebih sedikit membuat para pekerja pabrik perlu berkaca ke guru honorer. Status mereka yang honorer tidak terbayangkan dalam penantian panjang yang tidak pasti. Banyak di antara mereka sudah belasan tahun menghonor belum diangkat menjadi guru PPPK atau ASN.Â
Lika-liku dahsyat mengiringi mereka. Ada guru honorer yang diangkat jadi guru PPPK atau ASN pas umurnya hampir masuk pensiun. Hidup memang keras.
Sumpah, masih banyak sekolah negeri yang masih kekurangan guru! Mengapa guru honorer dicleansing?
Pantaslah, saat kita sadar tentang para pembesar tidak bisa berada dalam posisinya yang mentereng tanpa jasa guru. Mereka guru termasuk guru honorer. Sangat menyedihkan melihat nasib guru honorer.Â
Oh guru honorer, guru kita! Sehat selalu dan panjang umur perjuangan mereka!
Di sana, ada bayang-bayang "ombak baru" sampai ke daerah dengan kasus pemberhentian guru honorer yang serupa, di tempat yang berbeda. Kita sedikit berharap karena sejauh ini memang belum ada kasus pemberhentian atau pemecatan guru honorer yang lebih heboh di daerah.
Supaya tidak terjatuh pada lubang yang sama, kita akhiri pemberhentian seraya eksploitasi lewat honor guru honorer, yang bisa merasuki pikiran.
Jika demikan adanya, bagaimana yang harus kita bereskan bukan guru honorer, melainkan bendahara dan kepala sekolah dibina ulang mentalnya. Yang jelas di juknis tertulis guru yang mendapatkan honor dari BOS wajib masuk dapodik dan punya NUPTK, yang lebih lanjut akan menjadi tenaga pendidik.
Sebagian besar dari pembinaan selama ini cuma sebatas himbauan pada guru honorer. Tidak lucunya, jangankan mengangkat guru honorer, guru ASN saja tidak memadai untuk disediakan oleh perangkat daerah terkait.Â
Sekali lagi, setiap tahun ada berapa guru ASN yang pensiun.
Nyatanya, pengganti dari mereka yang kekurangan guru atau yang pensiun kurang diantisipasi oleh perangkat daerah. Yang mengajar siapa jika bukan guru honorer.