Marilah kita mencoba telisik kecil-kecilan seputar jejak-jejak sorotan atau protes PWF (People's Water Forum) terhadap perhelatan WWF (World Water Forum), di beberapa negara! Katakanlah, kita mengambil dua sampel kasus eksploitasi dan privatisasi air yang diprotes oleh pegiat air dan lingkungan hidup saat ajang WWF terjadi dalam dekade sebelumnya.
Pada tahun 2006, berlangsung protes atas agenda World Water Forum, di Mexico City. Apa tuntutan, dan slogannya? Ia tidak lain: "Air adalah untuk Rakyat." Produksi air, air, dan air untuk semua.
Sebuah barisan para pegiat air dan lingkungan dilengkapi dengan spanduk, yang berbunyi dalam bahasa Spanyol: "El Aqua Es Peublo" (Air adalah milik Rakyat).
Disaksikan oleh banyak orang sembari hestek Hari Air Sedunia. "Saya merayakan upaya masyarakat di seluruh dunia untuk mempertahankan air mereka yang berharga dari keuntungan perusahaan."Â
Dari curhatan seseorang ini saja di Kota Meksiko tersirat suatu ekspresi yang tidak memuaskan terhadap perlakuan perusahaan dalam mengambil keuntungan di balik sumberdaya air.Â
Di sana, air dijadikan sarana eksploitasi demi perut dan kantong para bos perusahaan. Mohon, kiranya air untuk rakyat. Sudah harta melimpah, kedudukan melejit hingga fasilitas serba enteng, eh air pun ingin dikuasai.
Apa nilainya hak milik air di tangan perusahaan dibandingkan dengan komitmen global soal ketahanan air?Â
Bagaimana dengan hidup sebatang kara dari para gepeng, gelandangan dan pengemis. Belum lagi potret sehari-hari dari pemulung, yang bukan saja soal sanitasi, juga kelelahan karena kekurangan air dan asupan gizi yang tergerus.
Diperkirakan pada tahun 2030, di tengah banyaknya orang menjangkau kebutuhan air dengan dukungan biaya hidup lumayan besar, maka mereka akan menjadi bagian dari permintaan air tawar global yang melebihi pasokan sebesar 40 persen. Gaya hidup boros air akan berdampak pada kekurangan air minum yang dikelola secara aman, yang diperkirakan ada 1,6 milyar orang akan merasakannya.
Bank Dunia memang berinvestasi dalam pengelolaan air karena ia sudah mengantongi daftar kebutuhan 4 milyar orang tinggal di daerah yang kekurangan air.
Meskipun lebih bahagia dari warga Finlandia dan beberapa negara Skandinavia, orang-orang miskin di negara-negara berkembang terpaksa memenuhi asupan pangan sekurangnya 2.100 kilo kalori per kapita per hari. Tetapi, mereka juga harus memenuhi kebutuhan rumah, air, sanitasi, pakaian, listrik, dan kebutuhan pokok lainnya.Â