kemiskinan ekstrem mungkin lewat berita media dan media sosial. Permasalahan kemiskinan ekstrem perlu diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat. Buktinya, warganet dan publik malah lebih senang ngobrol sedikitnya soal politik dan olahraga daripada isu kemiskinan ekstrem. Sebagian orang tidak terangsang dengan obrolan tentang kemiskinan. Ya, kemiskinan ekstrem yang saya maksudkan.
Kita tahu obrolan tentangApalagi hanya kabar-kabari soal kemiskinan ekstrem melalui laporan hasil monitoring dan evaluasi. Ia dianggap seperti "iklan lewat;" ia bakal tidak digubris. Anggapan sebagian orang terhadap kemiskinan ekstrem hanya selingan sorotan atau kritik pedas, dibandingkan turut larut dalam permasalahannya yang tidak berujung pangkal.
Coba kita bayangkan, orang bisa puyeng karena mikirin nasib kaum miskin ekstrem. Kita mulai berpikir sampai dahi berkerut.Â
Belum lagi istilah-istilah yang sulit dicerna dengan otak pentium satu. Belum dibaca, sorotan mata mulai redup bak lima watt.
Ini contoh kalimatnya. Serangkaian indikasi kesenjangan sosial, diantaranya keterbatasan akses, ketidakmerataan, ketidakterjangkauan, dan rendahnya kualitas pelayanan dan relevansi percepatan penghapusan kemiskinan, terutama kemiskinan ekstrem ditengarai sebagai salah satu faktor penghambat pembangunan manusia. Saya kira semua indikasi tersebut jika tidak diseriusi akan memperpanjang permasalahan kemiskinan ekstrem yang kian kompleks dan ruwet.
Stop dulu! Kita tarik nafas pelan-pelan. Kita perkirakan berapa lama waktu digunakan hingga bisa tertancap di kepala. Apa boleh buat, kita mesti menyesuaikan diri dengan kalimat-kalimat formal. Kita melanjutkan obrolan seputar kemiskinan ekstrem.
Sehingga hal tersebut perlu menjadi perhatian semua pihak dalam upaya percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem secara sistematis dan terencana. Perencanaan tentunya perlu dirumuskan, dianalisis, diukur, dan ditindak lanjuti dengan bagaimana mengembangkan, menata, mengelola, dan memerhatikan program percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem berdampak langsung serta memerhatikan manfaat terutama bagi rumah tangga miskin ekstrem.
Perumusan, analisis, pengukuran, dan tindakan nyata pemecahan permasalahan kemiskinan ekstrem perlu dilihat dari tahapan kegiatan monitoring dan evaluasi.Â
Kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap program percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem tentu saja memerlukan koordinasi lintas sektor dan lintas pemangku kepentingan secara terpadu dan berkelanjutan.Â
Kebijakan dan program pemerintah daerah yang dilakukan secara sistematis, terencana, dan bersinergi antara dunia usaha dan masyarakat untuk mengurangi jumlah rumah tangga miskin ekstrem. Keluar dari kondisi kemiskinan ekstrem harus ditandai dengan meningkatnya kesejahteraan rumah tangga miskin ekstrem melalui pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha ekonomi berskala mikro dan kecil, dan upaya lainnya.
Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dan memperkuat kapasitas kelompok masyarakat miskin untuk  terlibat dalam pembangunan sesuai dengan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat. Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil yang bertujuan untuk memberikan akses dan penguatan ekonomi bagi pelaku usaha berskala mikro dan kecil, dan program-program lainnya untuk meningkatan kesejahteraan masyarakat miskin.
Boleh disebut, ini kegiatan Monitoring dan Evaluasi Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) sebagai konteks peristiwa lokal. Sepintas sama, padahal berbeda. Setelah surat, muncul tulisan. Surat memang betul adalah sesuatu yang tertulis. Tetapi, di sini, surat diambil-alih oleh tulisan karena berbeda dengan proses dan tahapan kegiatan monitoring dan evaluasi P3KE.
Di balik itu, ada proses dan tahapan penyusunan laporan hasil Monitoring dan Evaluasi (Monev) sebelumnya. Satu atau lebih diantaranya, pembuatan surat rapat persiapan, surat tugas Tim Monev, dan administrasi persuratan lainnya terkait dengan pelaksanaan kegiatan.
Dari satu surat ke surat lainnya. Dari satu tulisan ke tulisan berikutnya. Di lapangan menjadi akar kelahiran tulisan tentang fakta dan bukti atau temuan hasil monitoring dan evaluasi yang bergerak secara melingkar dan berulang, dari jawaban responden (KK miskin ekstrem yang diwawancarai).Â
Dari titik ini, jawaban yang sama, individu yang berbeda. Ada pula angka-angka capaian kinerja program yang berbeda nampak bergerak secara grafis dan terbuka dengan penjelasan tertulis yang juga berbeda.
Fokus pada Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) Kabupaten Jeneponto berlangsung di Tahun 2022 sampai dengan 2024. Berdasarkan data BPS Tahun 2022, tingkat kemiskinan ekstrem Kabupaten Jeneponto kurang lebih mencapai 4,2 persen, dimana angka tersebut harus ditargetkan turun menjadi 0 persen di tahun 2024.
Monitoring untuk melihat kesesuaian sasaran, capaian kinerja, dan realisasi target kinerja program/kegiatan dengan fakta-fakta di lapangan yang terkait dengan Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) Kabupaten Jeneponto, maka dilakukan monitoring dan evaluasi dengan fokus dan prioritas program dan kegiatan yang diarahkan pada Program Keluarga Harapan (PKH) sebanyak 62 KK, Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) berjumlah 68 KK, Bantuan Langsung Tunai (BLT) berjumlah 27 KK, Program Indonesia Pintar dan Program Indoensia Sehat (PIP/PIS) berjumlah 40 KK, dan Beras 10 Kg dan Bedah Rumah berjumlah 53 KK.
Laporan Hasil Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) Kabupaten Jeneponto Tahun 2023 di 71 Desa/Kelurahan, di 11 Kecamatan diharapkan menjadi bahan masukan untuk perencanaan dan kebijakan pembangunan selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H