Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Titik Perubahan Seiring Sirnanya Bayangan Garis Keras

7 Februari 2023   20:33 Diperbarui: 7 Januari 2024   16:07 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu, apa hubungannya pengaruh eks kelompok "garis keras" FPI dan HTI dengan agenda "perubahan" Anies? Atas nama perubahan, Anies termasuk Nasdem akan melawan dirinya sendiri. Antitesis melawan antitesis itu sendiri. Dia tidak melawan di luar dirinya. Saya sudah sering mendengar dan membaca tentang tagline perubahan.

Tidak semudah apa yang kita gembar-gemborkan perubahan. Barangkali dalam tahun-tahun pertama, tetapi menjelang akhir periode atau terpilih kembali sebagai presiden sudah keluar dari orbit perubahan. Enak rasanya berkuasa sama "menyihirnya" dengan tema perubahan sebelum Pilpres 2024. Prasangka menyelimuti pendukung dan lawn politik Anies. 

FPI dan HTI adalah mimpi buruk bagi perubahan itu sendiri.

Siapapun yang mengobarkannya, perubahan terasa hambar di  bawah bayangan FPI dan HTI. Sudah jelas, NKRI terancam menjadi bendera "setengah tiang." Mungkin belum sepenuhnya, tetapi secara perlahan-lahan kemajemukan bangsa ini tinggal kenangan. 

Masa depan bangsa belum tentu gemilang di tangan pihak yang niatnya, kata Nietzsche "kesadaran palsu" dirasuki oleh FPI dan HTI. Bahkan, pekikan keadilan pun menjadi tameng perjuangan mereka, padahal bertentangan dengan konsep kemajemukan.

Keraguan atas Anies belum pudar karena komitmen untuk menghapus organisasi atau kelompok terlarang masih sebatas "bibir." Ia akan dimanfaatkan sebagai "komodifikasi" politik sesaat sebelum kandidat terpilih menjadi presiden.

Publik tidak ingin terjatuh pada lubang yang sama dengan gaya retorika mengenai FPI dan HTI. Jika mereka sudah mendarah daging doktrin atau berurat akar ideologi kekerasan tetap sulit menerima kemajemukan.

Siapa yang menjamin jika Anies terpilih menjadi presiden, lantas FPI dan HTI tidak bangkit kembali (terlepas apakah ganti nama atau tidak, tetapi isinya sama)? Boleh saja seseorang atau lebih untuk menjamin agar pelarangan FPI dan HTI tidak dicabut kembali, padahal terselubung kepentingan.

Guyonan ala warganet yang bernada sentilan turut mewarnai tanggapan atas citra FPI dan HTI. Jika demikian, sebentar lagi akan muncul kelompok waria dan jenis LGBT lainnya yang berkedok mendukung Anies. Lengkap sudah citra baru dari Anies, ditandai oleh kelompok minoritas berbasis gender tersebut. Emak-emak dan anak gaul gen milenial maupun gen Z tidak ketinggalan mendukung Anies dengan segenap jiwa raganya.

Andai cebong dan kadrun kompak mendukung Anies, maka adakah kemungkinan tidak terjadi polarisasi? 

Yang pro dan anti Anies sudah tidak bisa dibedakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun