Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Sang Penambal Jalan

4 Februari 2023   19:50 Diperbarui: 21 Februari 2023   07:46 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ayah, Gufron bersama isteri dan anaknya (Sumber gambar: kompas.com)

Kehidupan ini kadangkala diselingi dengan kejutan. Alamiah dan spontan sifatnya di balik kejutan dari wong cilik. 

Berbeda dengan para pengguna jalan dari wong gede. Guyonan muncul tentang jalan berlubang alias rusak. "Yang bikin rusak jalan adalah dari mobil para bos-bos. Mobil mewah, berpajak tinggi biangnya." Begitulah salah satu bunyi sindiran orang.

Pak Gufron tidak rela jika pamrih, apalagi muncul umpatan dan ocehan lainnya. Dia tidak bersumpah serapah dengan menjalani hidup apa adanya. Paling penting, kesehatan pak Gufron terjaga sehingga bisa mencari rezki halal.

Setelah Ista'anul Jannati mengetahui ayahnya menambal jalan, air mata pun bercucur tidak terbendung. Dia terkejut dibuatnya dan tidak tahu apa yang diperbuat. 

"Waktu saya kerja, sempat buka handphone dan lihat di medsos ternyata bapak sudah viral, menambal lubang di jalan demi menjaga keselamatan saya." Sejiwa dengan ayahnya, si anak polos itu enggan untuk menutupi rasa pilu dan cuek.

Ayah rupanya pendiam, lantas anak haru dan bangga karena pengorbanan ayahnya begitu besar nilainya. 

Melindungi jiwa atau keluarga merupakan tanggungjawab orang tua. Pak Gufron, sudah lebih setengah abad usianya. 

Tetapi, perhatian dan pengorbanannya tidak terbalas oleh anaknya. Bersyukurlah punya ayah.

Banyak yang disebut ayah, tetapi pak Gufron menjadi ayah istimewa. Terhadap banyak orang dan bagi keluarganya, dia istimewa. Biar kehidupan amat sederhana, tetapi ayah tidak berkeluh kesah dan tidak menyesali garis tangan. Semuanya disyukuri dalam kehidupan. Ayah betul-betul tulang punggung bagi kehidupan keluarga. Melihat pak Gufron, melihat keberkahan hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun