Berbagai pertanyaan misalnya, komoditas apa yang dihasilkan dan apa kuantitasnya? Berapa banyak dari masing-masing barang dan jasa ekonomi yang dibuat?Â
Kapan barang-barang dan jasa akan diproduksi? Akankah kita menghasilkan baju atau telepon genggam seluler hari ini?
Beberapa baju berkualitas tinggi atau baju murah? Akankah produsen menghasilkan banyak barang konsumsi ataukah beberapa barang konsumsi (seperti mesin cuci, kosmetik, parfum) dan barang-barang investasi (seperti pabrik, tanah)? Akankah membiarkan diri kita mengonsumsi besok? Bagaimana barang-barang akan diproduksi?
Siapa, sumber daya apa dan cara teknologi apa barang-barang diproduksi? Apakah barang-barang diproduksi dengan tangan atau mesin? Untuk siapa barang-barang akan diproduksi? Siapa yang mendapat makanan cepat saji dari usaha ekonomi? Akankah seseorang yang berpendapatan tinggi menjadi manajer, pekerja ataukah pemilik saham?
Saya kira masih banyak rangkaian pertanyaan penting seputar teori ekonomi. Dalam hal ini, homo oeconomicus tidak serta-merta bisa tersenyum gembira dari pagi hingga malam. Rangkaian pertanyaan tersebut kembali diajukan oleh ahli ekonomi, seperti Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus dalam Economics (1992). Pertanyaan tersebut bukan karena permasalahan datang bertubi-tubi, melainkan justeru pertanyaan itulah yang kembali dipermasalahkan.
Dalam diskursus ekonomi, ada dua pertanyaan setiap saat muncul sebagai pilihan sungguh-sungguh dihadapi oleh masyarakat menyangkut input dan output ekonomi.Â
Dari ahli ekonomi menjelaskan pada kita apa yang dimaksud dengan input adalah komoditas atau jasa layanan yang digunakan oleh perusahaan dalam proses produksi. Suatu ekonomi yang menggunakan teknologi yang ada untuk menggabungkan input terhadap ouput yang dihasilkan.
Sedangkan, ouput adalah ragam penggunaan barang-barang atau jasa yang salah satu dari yang dikonsumsi atau dikerjakan melalui proses produksi.Â
Secara tradisional, input yang disebut juga faktor-faktor produksi dalam tiga kategori besar, yaitu tanah, tenaga kerja dan modal. Tanah secara umum merupakan sumber daya alami yang merepresentasikan anugerah alam bagi proses produktif kita. Ia terdiri dari tanah yang diperuntukkan bagi pertanian, pabrik, dan jalan.
Setiap orang berpeluang untuk memiliki atau menikmati. Paling tidak, kita menyaksikan bagaimana kekayaan atau sumber daya energi bahan bakar untuk mobil dan sumber daya non energi seperti tembaga, batu besi atau tambang pasir. Kita juga melestarikan lingkungan fisik, menghirup udara dan minum air bersih dan sehat sebagai bagian dari alam. Secara serentak, pada saat perkembangan industri semakin maju. Maka tanggungjawab kita diantaranya bagaimana menjaga kelestarian lingkungan. Alam yang dihubungkan dengan konsep hijau.
Tenaga kerja mereprsentasikan dirinya pada manusia, menghabiskan waktu dalam produksi.Â