Munculnya "lampu hijau" politik di acara tersebut, membuat Prabowo pun yang duduk di barisan terdepan "pasang badan," berdiri sambil menghormat ke arah presiden. "Kelihatannya setelah ini jatahnya Pak Prabowo," kata Presiden Jokowi. Tawa dan tepuk hadirin meledak mengiringi kode keras alias sinyal ke Prabowo.
Alih-alih pernyataan Presiden Jokowi yang menjadi sebuah "gravitasi pertaruhan" pemilihan presiden. Mendingan merasa dapat kode atau sinyal dari Presiden Jokowi, daripada tidak sama sekali.
Ada yang menggelitik dari elite politik seperti Airlangga Hartarto, Menko Bidang Perekonomian, Ketua Umum DPP Partai Golkar, plus salah satu pengusung Koalisi Indonesia Bangkit (KIB).Â
Diakui, pak Airlangga cukup tinggi pedenya. Di daerah-daerah sudah muncul balihonya. DPD Golkar ikut nimbrung untuk memperjuangkan "bosnya" di pusat.
Tetapi, berdasarkan rerata survei yang dirilis oleh lembaga di beberapa bulan terakhir, perolehan suara Airlangga sebagai calon presiden nampak masih rendah.Â
Elektabilitas Airlangga yang rendah punya pede, karena tidak khawatir, yang "dipompa" oleh DPD Golkar. Selain itu, ada semacam "romantisme politik" dari Golkar dengan masa kejayaannya dulu.
Airlangga juga mengakunya diberi sinyal dukungan dari Presiden Jokowi. Jadi, Arlangga normal-normal saja jika merasa diberi sinyal oleh Presiden Jokowi. Itulah dinamikanya mengapa Airlangga mengaku diberi "titah" untuk membidani strategi pemenangan Pemilu 2024. Satu diantaranya adalah dia bagian dari "arsitek" bersama PAN dan PPP untuk merancang pembentukan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Sosok pria jebolan Master (S2) dari Universitas Monash dan Melbourne Australia. Sejak mahasiswa mendulang pengalaman.Â
Sebelum didapuk menjadi menteri, Airlangga pernah menyandang sebagai ketua senat mahasiswa jurusan, ketua organisasi kepemudaan sayap Golkar hingga ketua ikatan insinyur se Indonesia, dan seabrek pengalaman organisasi lain.
Tinggal garis tangan yang memihaknya. Airlangga mungkin salah satu yang percaya jika hidup bagai roda berputar. Hidup yang dicita-citakan perlu diperjuangkan.Â
Tidak ada kata terlambat untuk merahi impian. Semua ada jalannya, diantaranya membangun komunikasi politik dengan partai politik, semisal PDIP dan Gerindra bahkan mengajak bergabung dalam KIB. Dia juga percaya, bahwa komunikasi politik merupakan cara untuk melihat 'kemungkinan' dengan tetap memerhatikan kepentingan bersama.Â