Lalu, dia memainkan lagi saat lagu hingga pada bagian seruling. Tanpa dinanya, solo karir di bidang musik gitar sebagai bagian dari kreativitas seni musik anak bangsa dipandu oleh Alip.
Tapi seorang Alip tetaplah Alip. Setidaknya sampai saat ini dia tidak punya keinginan lain, kecuali bermain gitar yang ditemani sebatang rokok dan segelas kopi sachet. Dia juga bikin mulai tersenyum penontonnya kalau dirinya sudah mandi.
Andai influencer, Alip Ba Ta bukanlah sosok yang gampang tergoda dengan fulus.
Dia berbeda dengan influencer yang silau dengan fulus, anggaran negara yang ditengarai menelan hingga puluhan milyar rupiah untuk paket pengadaan.
Tidak muluk-muluk, Alip Ba Ta pernah menolak tawaran dari produser Amerika. Alip Ba Ta tidak cukup menjadi “dewa gitar” fingerstyle. Betul-betul gila bermain gitar.
Sementara itu, pilihan diserahkan pada partai politik (parpol). Entah gaya recehan dari parpol untuk mengais dukungan atau gaya lain.
Ada rumah tangga parpol lagi kisruh alias bergoyang. Parpol tidak pernah sepi dari gonjang-ganjing di atas pentas politik.
Jika hanya sepi-sepi saja, tanpa dinamika, lantas parpol mungkin akan ditelan oleh zaman. Parpol akan kandas di tengah jalan. Bisa jadi, citra parpol nampak sirna di layar perpolitikan.
Selebihnya, parpol asyik masyuk dengan koalisi. Sambil menjejal kemampuan, parpol ada yang mempertahankan koalisi dan ada yang berpotensi bongkar pasang.
Yang penting warga bisa menikmati ‘harmoni alam’ lewat Alip Ba Ta dengan petikan dawai gitar yang mencengangkan.
Lupakan sejenak yang lain bersama Alip Ba Ta, sang gitaris dahsyat!