Mohon tunggu...
Erlangga Bastian Akbar
Erlangga Bastian Akbar Mohon Tunggu... Mahasiswa - URIP KUDU URUP

MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA NIM - 21107030092

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Tradisi Lebaran yang Dirindukan Masyarakat Indonesia Sebelum Pandemi

21 April 2022   06:04 Diperbarui: 21 April 2022   06:13 1031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah Halal bihalal kerumah tetangga atau kerumah sanak saudara pasti kita disuruh makan ketupat dengan lauk opor ayam, semur daging, dan yang menjadi ciri khasnya iyalah sayur godog yang menggunakan labu siam sebagai bahan utamanya, nah di karenakan masih pandemi kita belum boleh mampir kerumah tetagga untuk mencicipi makanan tersebut, mungkin jika kembali normal kita bisa menikmati hidangan tersebut dengan lahap. Duh jadi rindu ya ketika kita disuruh makan padahal kita sudah kenyang tapi masih di suruh makan atau mencicipi ketupat sayur tersebut.

Sumber Line Today
Sumber Line Today

Bagi Bagi THR

Nah ini dia yang di nanti nanti dan di tunggu tunggu oleh semua kalangan mulai dari anak anak, remaja, bahkan sampai orang tua menantikan momen tersebut yakni momen dimana dibagikannya THR (Tunjangan Hari Raya) kepada anak anak dan orang dewasa.

Ketika ada yang membagikan uang pasti akan menjadi pusat perhatian dan kita rela antri untuk mendapatkannya. Uang kita dapatkan mulai dari 10.000 hingga 100.000 tapi sayang semenjak ada pandemi kegiatan ini juga terpaksa di hentikan, dan THR di bagikan lewat Mobile Banking atau via transfer. Tetap saja rasanya kurang dan tidak semeriah ketika membagikan langsung.

Nah itu tadi momen momen yang di rindukan saat lebaran, semua momen tersebut terpaksa di hentikan sementara sampai pandemi covid-19 benar benar hilang dari indonesia. Kita doakan saja semoga pandemi cepat berlalu dan semua kegitana kembali normal sehingga kita bisa beraktivitas seperti sediakala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun