Mohon tunggu...
Septi Erlita
Septi Erlita Mohon Tunggu... Human Resources - mahasiswa yang mencoba produktif

hai! salam kenal, selamat membaca semoga tulisan saya bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Krisis Ekologi Merencah Makarnya Kapitalisme

5 November 2020   09:54 Diperbarui: 5 November 2020   10:32 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"that it's much easier to imagine the end of all life on earth than a much more modest radical change in capitalism" - Slavoj Zizek

Alam, manusia, dan budaya merupakan satu-kesatuan yang harus memiliki nilai keseimbangan demi terwujudnya keharmonisan kehidupan di bumi ini. Bukan saling menghancurkan dan menuntut keinginan demi kepuasan sekedipan mata. Nilai keseimbangan alam tidak bisa diukur dengan kecanggihan dan kemajuan teknologi.

Namun, pada kenyataanya kita tidak bisa memalingkan wajah, menutup mata serta telinga kita terhadap pelucutan besar-besaran atas lingkungan alam. Keharmonisan atas sesama manusiapun tak pernah menemukan titik temu, apalagi disandingkan antara manusia dan alam, jelas alam perlahan kehilangan identitasnya, dan manusia semakin jelas menunjukan watak serakahnya dalam wujud Kapitalisme.

Pernyataan Slavoj Zizek "Jauh lebih mudah membayangkan akhir dari seluruh kehidupan di bumi daripada membayangkan hancurnya perubahan radikal yang jauh lebih sederhana dalam wujud kapitalisme", ini menyinggung begitu sulitnya membayangkan hancurnya kapitalisme daripada hancurnya kehidupan di bumi ini.

Jelas ini mengartikan bahwa kapitalisme akan terus ada, sedangkan kehidupan di bumi pasti ada akhirnya. Jadi, yang kita nantikan akhir dari Kapitalisme atau akhir dari Dunia?

Makarnya kapitalisme sudah tidak asing lagi menjadi tema besar atas gejolak permasalahan yang terjadi di Indonesia, baik gejolak permasalahan antara bisnis dan politik, industrialisasi dan kesejahteraan buruh, maupun imbasnya produk kapitalisme terhadap lingkungan alam yang tak peliknya semua itu selalu mengundang kemarahan massa dan masyarakat karena Kapitalisme terus mengorbankan kaum rentan dan lingkungan alam.

Akan tetapi, pada perkembanganya, peristiwa alam yang terjadi di sebagian belahan bumi ini selalu menjadi sasaran empuk atas kerugian sosial-ekonomi didunia, seperti meletusnya gunung berapi di Islandia dicap sebagai pelumpuh kegiatan sosial-ekonomi di belahan Eropa, begitupun coronavirus, peristiwa global yang dicapnya melumpuhkan kegiatan diseluruh sektor secara global.

Namun dari isu tersebut jika elaborasi lebih mendalam, tampaknya ancaman besar yang dihadapi dunia saat ini bukan berasal dari sesuatu yang sifatnya Eksternal atau yang bersifat 'natural' karena keterbalikanya, alam selalu dijadikan objek atas kepicikan kapitalisme dan sejatinya aktivitas manusia dalam bentuk sains lah yang menjadi penyebabnya.

Sains mengakibatkan munculnya ancaman di dunia global ini, seperti maraknya konsekuensi ekologis akibat aktivitas industri maupun akibat pengembangan teknologi juga rekayasa genetik yang tak berujung dan tak ada kontrol kendalinya. Kecanggihan teknologi dan invasi manusia atas sumber daya alam, sumber daya modal, dan sumber daya manusia yang mengakibatkan alam seakan berontak mengembalikan apa yang sudah diberikan manusia atasnya yang berdampak krisis ekologi besar-besaran.

Dalam leluconnya, Slavoj Zizek mengatakan bahwa peristiwa yang terjadi di kehidupan manusia ini adalah sebuah langkah kecil untuk kembali pada alam, akan tetapi menjadi kemunduran langkah yang besar untuk umat manusia. "It was more a small step back for nature, but a giant step back for humankind".

Slavoj Zizak dalam teorinya mengatakan ancaman ekologis merupakan tanda bahwa umat manusia saat ini hidup diakhir sejarah, sejarah apa yang dimaksud?

Sejarah demokrasi liberal Kapitalisme yang tidak akan mampu lagi mengatasi krisis dan gelombang permasalahan yang muncul akibat ulahnya sendiri. Juga sains, akar dari dari krisis yang dihadapi umat manusia kini beriringan dan selalu bersangkutan dengan Kapitalisme dan modal.

Krisis ekologi yang sedang dan akan dihadapi manusia yaitu krisis yang muncul akibat revolusi biogennetik; permasalahan yang berkaitan dengan hak milik atas intelektual atau distribusi mengenai apa yang disebut dengan common goods; dan juga problematika yang disebabkan oleh munculnya kelompok sosial baru atau yang disebut dengan new form of apartheid.

Permasalahan- permasalahan yang tisak bisa dientaskan menjadi pertanda berakhirnya kapitalisme global. Kapitalisme global telah mendekati ujung ajalnya menuju sampai titik-nol (apocalyptic zero - point) karena tidak dapat mengatasi krisis-krisis tersebut.

Dan berita buruknya adalah krisis ekologi ini menjadi ketakutan tersendiri akan adanya bencana yang meghadang umat manusia, ketakutan yang memaksa manusia untuk membuat perencanaan dan memperhitungkan bagaimana melindungi dan menyelamatkan umat manusia dari kehancuran.

Hasilnya maka, ketakutan ideologis ini membentuk ideologi kapitalisme global baru yang seakan ketakutan krisis ekologis  ini menjadi candu dan seolah melupakan hal yang paling esensial yaitu kenyataan bahwa krisis ekologi-pun merupakan hasil dari ke antagonisan kapitalisme. 

Purbalingga, salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang merupakan daerah dengan tingkat industrialisasi yang tinggi sudah merambah industri potensial sejak tahun 1976 sampai saat ini sudah mencapai kurang lebih 40.000 unit dari keseluruhan industri mikro, menengah maupun industri makro, industri menjadi angin segar sehingga dapat meningkatkan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.

Industri terbesar di Purbalingga adalah Industri Rambut dan Bulu Mata Palsu, serta Industri Knalpot keduanya sudah merambah ke pasar Internasional dan menjadi Industri terbesar di Indonesia. bahkan Industri rambut dan bulu mata palsu menjadi Industri terbesar dan menduduki peringkat ke-dua dunia setelah China dengan mengekspor produk rambut dan bulu mata palsunya sampai Jepang, Korea selatan, Eropa, bahkan Amerika Serikat.

Hal itu disampaikan oleh Presiden Jokowi pada tahun 2018 setelah Presiden Jokowi mengunjungi salah satu pabrik rambut palsu di Purbalingga, dan lantas mendorong pengembangan Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga agar investasi asing terus masuk dan terus berkembang, memudahkan ekspor - impor produk maupun bahan baku dan memunculkan titik-titik potensi Industri baru untuk pertumbuhan ekonomi di Purbalingga dan daerah sekitarnya.

Namun, segala sesuatu memiliki dua sisi. Di balik keberhasilan Industri tak menyangkal akan adanya efek buruk yang menyertainya. Meskipun dikatakan bahwa Industri besar itu meningkatkan perekonomian, pada kenyataannya distribusi kesejahteraan tak pernah adil antara pusat kota dan pinggiran desa, kemiskinan masih bekisar antara 15-20%.

Jumlah ini cukup tinggi jika dibandingkan dengan banyaknya industri yang berkembang di Purbalingga yang seharusnya mampu menyerap tenaga kerja, mendistribusikan kesejahteraan secara merata, dan menumbuhkan perekonomian secara berkeadilan.

Lantas kemana aliran hasil industrialisasi di Purbalingga?, tentu jawabanya adalah mengalir kepada aktor kapitalis yang mananamkan investasinya di Purbalingga. Pengaruh bisnis dan industri sangatlah kompleks sampai merambah pada kebijakan pemerintah kabupaten Purbalingga, dengan Kebijakan membuka seluas-luasnya investasi asing tentu menggeser pola hidup masyarakat, industri besar ini menjadikan masyarakat dan pemerintah bergantung sepenuhnya pada sektor industri, terjadi eksploitasi buruh perempuan, karena sekitar 80% buruh yang mengbdikan diri di sektor industri ini adalah kaum perempuan menambah implikasi massif praktek kapitalisme; terjadi pencemaran lingkungan tanpa adanya penanganan tegas; merupakan lingkaran kapitalisme dan krisis ekologi yang tidak pernah berujung.

Krisis ekologi muncul akibat pencemaran yang dihasilkan dari proses produksi, hal ini mengganggu ekosistem dan menurunkan kualitas lingkungan karena limbah pabrik ini mencemari udara, air, dan tanah yang merupakan sumber vital kehidupan masyarakat, hal ini dikarenakan tidak semua Industri memiliki IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah).

Ketidaktegasan pemerintah dan kelicikan aktor industri kunci utama permasalahan krisis ekologi ini, masyarakat dan lingkungan menjadi korban dari keantagonisan dua aktor itu. Purbalingga, sejak tahun 2016 sudah terancam Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Lantas bagaimana masyarakat merencah makarnya kapitalisme di Purbalingga?

Setelah tersebarnya berita terancamnya Purbalingga akan bahaya limbah B3, pada tahun 2017 masyarakat melakukan aksi demo menuntut adanya ketegasan pemerintah khususnya Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Purbalingga dalam menangani kasus pencemaran lingkungan dan melakukan sanksi berat kepada perusahaan yang membuat pencemaran lingkungan.

Namun, aksi tersebut dipandangnya angin lalu. Sampai sekarang pencemaran terus terjadi, pemerintah dan perusahaan menutup mulut masyarakat sekitar pabrik sehingga tidak ada lagi yang menyuarakan protes adanya pencemaran lingkungan ini.

Krisis ekologi akan berakhir bersamaan dengan berakhirnya kapitalisme di purbalingga, krisis ekologi yang terjadi merencah kapitalisme dengan sendirinya, terbukti saat ini akibat krisis pandemi, perusahaan rambut dan bulu mata palsu mulai kehabisan barang baku sehingga berkurangnya jumlah ekspor produknya, dan menyebabkan pemutusan kerja bagi sebagian buruh yang bekerja.

Inilah kenyataan dari teori Slavoj Zizak, bahwa krisis ekologi adalah awal dari kehancuran Kapitalisme meskipun berdampak buruk bagi buruh dan perekonomian, hancurnya kapitalisme menunjukkan kekuatan reformasi ekologi dan lingkungan alam untuk merencah kapitalisme global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun