Film termasuk salah satu karya seni dari sebuah gagasan atau ide yang dibentuk dalam sebuah audio visual yang sangat menarik dan dapat dinikmati. Masa kini film pun tidak hanya ditayangkan di layar lebar bioskop atau televisi. Tetapi media massa, film kini merambah ke YouTube.Dan bagi orang yang menontonnya dapat mengomentari dan memberi argumen masing-masing dengan bebas.Â
Film pun selain sebagai media hiburan memiliki fungsi sebagai media pendidikan, pengetahuan dan penyampaian peran, baik pesan moral atau pesan yang bersifat spritual. Pesan bersifat spritual seperti pesan Rohani atau pesan yang berkaitan dengan keagamaan bisa disebut dengan berdakwah.
Saya pernah menonton film pendek di media massa Youtube, yang berjudul 'Nilep' konten bahasa atau sastra pada film pendek ini lebih ke bahasa daerah, penggunaan bahasa Jawa ini memberi daya tarik tersendiri bagi siapa saja yang menontonnya, karna menyesuaikan kondisi masyarakat desa yang kental dengan kultur Jawa. Judulnya pun memakai bahasa Jawa yang artinya 'mengutil atau mencuri'.Â
Meskipun menggunakan bahasa daerah pada film ini, tetapi masih dapat dinikmati oleh berbagai kalangan karena telah disediakan subtitle guna memudahkan penonton untuk memahami alur cerita.Â
Dan di film ini anak-anak masih menggunakan bahasa jawa halus yang disebut bahasa krama inggil untuk berbicara dengan yang lebih dewasa darinya seperti 'orang tua' untuk lebih bisa menghargai lawan bicara yang tidak sebaya dengan kita. Tetapi jika berbicara dengan yang sebaya, kita dapat menggunakan bahasa Jawa pada umumnya, bahasa keseharian.
Film 'Nilep' ini merupakan film karya Ravacana Film yang menceritakan sekumpulan anak-anak sedang berkumpul dipos kamling, mereka berdebat tentang seorang anak yang 'mencuri' mainan hingga mereka menyalahkan satu sama lain. Yang di sutradarai oleh Wahyu Agung Prasetyo.Â
Dan diperankan oleh Afifah Nur Azizah ( Ipeh), Erlan Bayu Saputra (Bayu), Abdilah Irfandi (Pandi), Rindho Perdana (Rindho), Bagus Sumartono (Penjual Mainan), dan Fauzan Ridwan (Pak Pos). Cerita ini berdurasi 9.07 menit yang sangat sederhana namun menyentuh.Â
Film 'Nilep' ini skenarionya tidak berbelit, tetapi pesan dalam film tersebut sangat sampai pada penonton. Pemeran di film ini pun tidak banyak serta latar filmnya juga tidak ada yang istimewa, seperti keadaan umumnya pada pedesaan.
Film 'Nilep' ini terasa nyata ketika setiap dialog yang digunakan menggunakan bahasa Jawa. Jadi, buat orang-orang yang terbiasa berbahasa Jawa akan sangat nyaman menonton film ini. Bagi orang yang tak berbahasa Jawa tak ada masalah, justru unsur kedaerahan yang ditonjolkan akan semakin menguatkan karakter si masing-masing perannya.
Saya akan memberitahu serta menjelaskan sedikit mengenai pengambilan gambar atau visual yang dilakukan dalam setiap adegan film pendek 'Nilep'. Â Dalam pengambilan gambar dalam adegan pada menit 1.42 -- 1.53 menggunakan pengambilan gambar; medium close up, menunjukan ekspresi kebingungan dan memelas dari petugas pos tersebut yang menanyakan alamat kepada Bayu.
Selanjutnya pengambilan gambar dalam adegan pada menit 1.48 -- 2.02 pengambilan gambar; medium close up, menunjukan petugas pos yang tersenyum senang kepada Bayu dan Pandi.Â
Selanjutnya pengambilan gambar dalam adegan  pada menit 2.29 -. 2.37 pengambilan gambar; over the sholder shot, menggunakan metode over the sholder shot, sehingga ekspresi Ipeh dan Rindho dapat terlihat dengan jelas, melalui ekspresi dan dialognya Ipeh diketahui sedang bersedih setelah tahu bahwa ia tidak mendapatkan hadiah apapun dari undian tersebut.
Selanjutnya pengambilan gambar dalam adegan pada menit 3:08 -- 3:16 pengambilan gambar; Two shot, pengambilan gambar dengan metode two shot yang menunjukan ekspresi sedih ipeh mengetahui kedua temannya telah mencuri dari seorang penjual mainan. Selanjutnya pengambilan gambar dalam adegan pada menit 3:23 -- 3:39 pengambilan gambar; medium close up, pengambilan gambar dengan metode medium close up dimana menunjukan ekspresi Ipeh yang sedang membacakan arti dari surah al-maidah ayat 38.
Selanjutnya pengambilan gambar dalam adegan pada menit 3:57 -- 3:59 pengambilan gambar; very long shot, pengambilan gambar dengan very long shot menunjukan adegan Ipeh dan teman-temannya yang berjalan disebuah area persawahan. Selanjutnya pengambilan gambar dalam adegan pada menit 4:41 -- 4:52 pengambilan gambar; over the sholder shot, pengambilan gambar dengan metode over the sholder shot menunjukan ekspresi tidak percaya yang ditunjukkan oleh Bayu, Pandi.
Selanjutnya pengambilan gambar dalam adegan pada menit 5:08 -- 5:11 pengambilan gambar; very long shot, teknik pengambilan gambar very long shot menunjukan kepulangan bapak penjual mainan.
Selanjutnya pengambilan gambar dalam adegan menit 7:44 -- 8:05 pengambilan gambar; cut in dan medium close up, teknik pengambilan gambar cut in dan medium close up adegan disini menunjukan bahwa Bayu mengembalikan barang yang dicurinya dalam bentuk paket, serta menyampaikan permintaan maaf melalui surat.
Menurut saya, film 'Nilep' ini sangat mendukung perkembangan bahasa dan sastra di tanah air, karna film tersebut telah berhasil meraih penghargaan dalam kompetisi Anti-Corruption Film Festival (ACFFest) 2015. Film 'Nilep' ini menjadi film pendek fiksi pelajar terbaik dan film favorit pilihan Dewan Juri.Â
Film ini dapat mengembangkan pemikiran dan sifat kejujuran, tanggung jawab kepada anak-anak atas yang sudah diperbuat. Film ini pun dapat mengembangkan dan mengenalkan bahasa daerah Jawa kepada orang-orang yang bukan asli atau tidak paham dengan bahasa Jawa. Lewat film ini pun dapat mengembangkan wawasan dan kreativitas kepada anak bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H