Mohon tunggu...
erlina febria
erlina febria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi : Bermain dan Bercerita, Olahraga Kepribadian : Suka Berorganisasi Topik Favorit : Edukasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Pembelajaran Diferensiasi untuk Mengakomodasi keberagaman Gaya Belajar

5 Juli 2024   14:27 Diperbarui: 5 Juli 2024   14:31 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

5.Jika seorang guru mampu menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, dengan baik maka guru akan tertantang untuk bisa meningkatkan potensi dan kemampuan cara mengajarnya sehingga lebih kreatif dan inovatif.

Proses penerapan strategi pembelajaran diferensiasi yang diterapkan di dalam kelas khususnya di satuan pendidikan juga bukan berarti guru melakukan pengelompokkan terhadap peserta didik yang pandai dengan yang pandai atau yang kurang pandai dengan yang kurang pandai juga. Tidak juga kita sebagai guru harus memberikan pekerjaan yang berbeda untuk setiap peserta didik. Strategi pembelajaran diferensiasi bukan suatu upaya pembelajaran yang tidak beraturan, dimana seorang guru dituntut untuk menyusun beberapa perangkat pembelajaran sebanyak jumlah peserta didik, atau dimana dalam proses pembelajaran berlangsung guru harus berpindah tempat dari tempat satu ke tempat lain hanya untuk membantu setiap individu peserta didik di waktu yang bersamaan. Karena pada prinsipnya adalah peserta didik memiliki kemampuan dan potensi yang berbeda dalam menerima dan memahami suatu konsep pembelajaran dari gurunya.

Penyesuaian terhadap pemenuhan kebutuhan belajar peserta didik baik minat belajar, profil pembelajaran, dan kesiapan belajar merupakan contoh dari strategi pembelajaran diferensiasi. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya yang menemukan bahwa aktivitas pembelajaran peserta didik dapat bergeser dari pasif menjadi lebih aktif Ketika stratetgi pembelajaran diferensiasi digunakan untuk pembelajaran matematika Pembelajaran diferensiasi berkaitan dengan tiga hal yaitu minat, profil belajar dan kesiapan belajar peserta didik.

Pertama, minat merupakan inspirasi penting bagi peserta didik untuk bisa melibatkan diri secara aktif dan efektif dalam seluruh pengalaman pembelajaran yang lakukan oleh guru. Jika guru menyadari minat belajar peserta didiknya maka, akan mampu menyusun rancangan dan perangkat pembelajaran yang menarik dan bermakna. Kita tahu bahwa menentukan minat belajar peserta didik. relatif sederhana. Misalnya, guru dapat memberikan pertanyaan kepada peserta didik sebelum memulai pembelajaran, untuk guru bisa mengelompokkan peserta didik sesuai dengan aspek pembelajaran yang menarik mereka. Melakukan survei, dan meminta peserta didik untuk menghubungkan minat mereka dengan topik pembelajaran adalah cara yang lain untuk mengetahui dan menentukan minat belajar peserta didik

Kedua, profil belajar peserta didik berkenaan dengan beberapa aspek yang berbeda seperti bahasa, budaya, kesehatan, situasi keluarga, dan kekhasan lainnya. Gaya belajar individu peserta didikdapat dikaitkan dengan profil belajar mereka. Tomlinson (Hockett, 2018) mengatakan bahwa metode belajar yang disukai peserta didik adalah berdasarkan profil belajar peserta didiknya, yang dipengaruhi oleh factor-faktor gaya berpikir, kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis kelamin, dan faktor lainnya. Profil belajar peserta didik bervariasi tergantung pada pengaturannya. Peserta didik menjadi lebih sadar akan kekuatan dan kebutuhan belajar mereka Ketika mereka memiliki kesempatan berkelanjutan untuk berpikir dan mendiskusikan cara terbaik untuk mereka belajar. Selain itu guru juga menjadi lebih sadar akan karakteristik unik sertiap individua peserta didik. Hal ini sejalan dengan pendapat Marlina (2019) yang membedakan kelas tradisional dengan kelas diferensiasi adalah pada kelas diferensiasi guru akan mengakui adanya kecerdasan majemuk peserta didik karena pembelajaran didasarkan pada kesiapan bealjar, minat dan profil belajar peserta didik.

Ketiga, kesiapan belajar (readiness) adalah kemampuan untuk mempelajari ide atau suatu konsep materi yang dipelajari. Peserta didik akan dipaksa keluar dari zoan nyamannya dengan tugas yang telah memperhitungkan tingkat kesiapan belajar mereka. Namun peserta didik akan tetap dapat mempelajari ide, gagasan dan konsep materi jika mereka memiliki hubungan yang baik dengan lingkungan dan dukungan belajar yang tepat serta memadai. Dalam penerapan srategi pembelajaran diferensiasi, penting sekali guru untuk bisa memahami kesiapan peserta didik dalam belajar. Misalnya, ada peserta didik yang bersedia mempelajari dan siap belajar tentang konsep materi yang sulit, tetapiada juga peserta didik yang menghabiskan Sebagian besar waktunya hanya untuk mempelajari konsep topik tersebut.

Strategi pembelajaran diferensiasi mampu membantu peserta didik di sekolah dasar untuk keberhasilan proses belajarnya, karena output dari hasil pembelajaran adalah sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik itu sendiri. Hasil belajar yang dihasilkan dari seluruh rangkaian prose belajar peserta didik dapat berupa artikel, lagu, puisi, infografis, poster, video performance, video animasi atau bentuk lain sesuai dengan konsep materi yang dipelajarinya baik keterampilan secara individu maupunminat belajar secara berkelompok. Strategi pembelajaran diferensiasi bukan pembelajaran individu namu pembelajaran yang bersifat klasikal namun dalam kegiatannya mengutamakan diferensiasi di kelas, memperhatikan perbedaan yang ada, melaksanakan segala aktivitas yang mendukung untuk mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal tanpa merubah pribadi individu peserta didik sesuai dengan prinsip pemikiran Ki Hajar Dewantara yang menyatakan bahwa pendidikan adalah proses untuk menumbuh kembangkan kodrat anak sesuai dengan potensi dan bakat yang dimilikinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun