Pendidik yang merdeka itu seperti apa?? Apakah bisa sehendak hati mengajar di kelas? Semau gue dalam mendedikasikan diri, dan mendisiplin peserta didiknya? Tentunya tidak demikian, bukan ?
Menjadi Merdeka bukan berarti menjadi semena-mena, hidup tanpa tujuan dan menerabas segala aturan yang ada.
Kemerdekaan yang sejati selalu disertai dengan kesadaran bahwa ada sejumlah tujuan untuk dilakukan dan dipertanggungjawabkan dengan penuh atas kemerdekaan yang sudah diperolehnya.
Kita sebagai bangsa telah merdeka, sudahkah kita sebagai pendidik juga merdeka?? Demikian pertanyaan refleksi yang diajukan oleh Om Jay dalam pertemuan zoom menggantikan narasumber yang berhalangan menyampaikan materi di pertemuan ke 23.
Sebagai pendidik bila kita masih terkungkung dengan pikiran bahwa "Saya generasi jadul jadi, harus maklum bila gaptek. Biar yang muda-muda saja yang maju melek teknologi." Sebentar lagi kami juga pensiun, jadi tidak perlu lagi mengembangkan diri untuk menerobos kegagapan teknologi.
Atau mungkin kita masih muda, tapi sangat membatasi diri untuk berkembang dalam beragai aspek terutama dalam bidang teknologi. Bisanya hanya sebagai obyek, pengguna dan dimanfaatkan teknologi. Kita tidak berusaha menjadi subjek terhadap teknologi itu.
Pikiran semacam itu justru mengindikasikan bahwa kita belum menjadi merdeka dalam pemikiran dan kemajuan teknologi yang ada. Demikian pula pemikiran seperti berikut :
"Saya ini guru yang baru, kurang kompeten, jadi takut dan malu mencoba ini dan itu, serta mengajukan pendapat, ogah dianggap sok pintar oleh pendidik lainnya apalagi yang lebih senior"
"Cara kami mendidik dari zaman dahulu ya begini ini, dan banyak peserta didik kami yang sudah berhasil dengan cara ini, mengapa harus mengganti, menyesuaikan dengan cara yang baru ? Ini sudah cara yang paling tepat !"Â
Menjadi merdeka musti kita maknai juga bahwa kita merdeka menjadi diri sendiri yang memiliki keunikan dan potensi yang tidak dimiliki oleh pendidik yang lain; sekaligus merdeka untuk  berkembang memaksimalkan potensi yang ada, sepanjang umur hidup yang masih diberikan oleh Sang Pencipta. Termasuk merdeka dalam artian terbuka untuk memahami generasi berikut yang selalu unik dan memiliki kebiasaan yang berbeda dengan zaman sebelum-sebelumnya.