Mohon tunggu...
Erlina Widjaja
Erlina Widjaja Mohon Tunggu... Guru - Kepala PKBM SOLUSI MANDIRI SENTOSA

Saya seorang Kepala Satuan Pendidikan Non Formal di Jakarta Barat. Hobi saya membaca, menulis, belajar dan mengajar, serta suka menjadi penolong bagi sesama dalam kesulitan dan permasalahan hidupnya. Rindu ikut serta memajukan pendidikan di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Tugas dan Peran Proofreading dalam Penerbitan Buku

22 Juli 2023   23:17 Diperbarui: 22 Juli 2023   23:17 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Flyer pertemuan ke 12 KBMN PGRI 29

Proofreading ?? Apakah itu ?? Penasaran mengetahuinya ? Ikutilah resume singkat ini

Sebelum kelas dibuka artikel berikut disisipkan :

Bersihkan Bola Lampumu biar Semakin Terang, Jangan Padamkan Lampu Orang Lain https://www.kompasiana.com/elmisafridati0668/64ba5deba0688f3f0c1a3f52/bersihkan-bola-lampumu-biar-semakin-terang-jangan-padamkan-lampu-orang-lain?utm_source=Whatsapp&utm_medium=Refferal&utm_campaign=Sharing_Mobile

Mengingatkan peserta agar bersama-sama maju dengan cara saling menghormati satu dengan yang lain. Bukan saling menjatuhkan dan bukan berkompetisi secara tidak sehat.

Moderator kali ini bernama : Sim Chung Wei, biasa dipanggil Koko Sim,  saat ini mengajar di SD Saint Peter School, Jakarta Utara. Alumni peserta Belajar Menulis PGRI asuhan OmJay gelombang 26 (Mei-Juli 2022). Di pertemuan ke-12, judul yang dipelajari adalah,  "Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan" yang disampaikan oleh narasumber yang luar biasa, Pak Susanto, S.Pd.

SUSANTO, nama panggilan "PakDSus". Lahir di Desa Gombong, Kebumen tahun 1971. Beliau adalah guru SDN Mardiharjo, Kec. Purwodadi, Kab. Musi Rawas, Sumatera Selatan. Alumni Belajar menulis di Grup WA Belajar Menulis Gelombang 15 (2020), mengikuti proyek antologi pertama Ukir Prestasi dan Tebar Inspirasi (2020) bersama Ibu Sri Sugiastuti (Bu Kanjeng). Menyusul buku solo pertama kumpulan resume belajar menulis Berani Menulis dalam 20 Hari (2020). 

Tahun 2022 menulis buku Pijar Lentera Asa, Memoar Guru Pembelajar (2022). Karya antologi lainnya adalah Senandung Guru 1 (2020), Jejak Digital Motivator Andal (2020), Membongkar Rahasia Menulis ala Guru Blogger (2021), Manuskrip Rasa (2022), dan Goresan Pena pada Sastra (2022).

 Pernah diminta menjadi editor beberapa buku karya sahabat: Kunci Sukses menjadi Moderator Online (2020), Bait-Bait Kerinduan, Antologi Puisi (2021), Haru Biru Perjalananku (2021), Purwakarya Literasi (2021), 9 Langkah Menulis Cerpen (2021), Manuskrip Rasa (2022), dan Healing with Traveling (2022). 

Saat ini aktif pada beberapa Grup Penulis untuk menimba ilmu dan berbagi pengalaman, seperti: RVL (Rumah Virus Literasi, Lagerunal, Grup Belajar Menulis Bersam Omjay (Wijaya Kusumah), dan AISEI. Saat ini sedang mengikuti proyek antologi RVL dan Penerbit Cahaya Pelangi Media. Facebook URL: https://www.facebook.com/Susantomusirawas/

Instagram URL: https://www.instagram.com/susanto_eni/

Youtube Channel URL: https://www.youtube.com/c/PakDheAntok."

Kelas dibagi menjadi 4 sesi yaitu (1) Pembukaan dan perkenalan, (2) Pemaparan materi (3) Sesi Tanya Jawab (4) Penutup.

Bagi sebagian besar kita mungkin sudah pernah mendengar istilah 'Proofreading' atau disebut juga uji-baca. 

Seperti apa proofreading itu? Apakah sama dengan proses editing?

Narasumber sebenarnya bukan proofreader profesional atau editor profesional. Namun beberapa teman di Grup menulis Omjay ini memberi kesempatan untuk membaca naskah-naskah mereka lalu saya diminta untuk mengedit tulisan beliau.

Proofreading adalah kegiatan memeriksa kesalahan dalam teks dengan cermat sebelum dipublikasikan atau dibagikan. Ini adalah salah satu tahap dari proses penulisan, kegiatan memperbaiki kesalahan ejaan,  tanda baca, penggunaan huruf besar dan kecil, kesalahan ketik, masalah pemformatan, dan penggunaan rujukuan kata ganti (inkonsistensi).

Proofreading sangat penting untuk teks yang akan dibagikan kepada pembaca, baik itu makalah akademis, lamaran kerja, artikel online, banner atau brosur cetak. Kita dapat meminta bantukan kepada orang lain, tergantung keterampilan dan anggaran yang kita miliki. Jika cukup terampil, bisa saja kita mengoreksi teks sendiri atau jika memiliki  ana cukup maka bisa menyewa seorang profesional.

Kita dapat memeriksa "salinan proofreading" tercetak dari teks dan menandai koreksi menggunakan tanda koreksi khusus. Jika kita menggunakan aplikasi digital untuk mendukung kegiatan melakukan proofreading, korektor profesional sering bekerja dengan teks digital dan membuat koreksi langsung menggunakan fitur perubahan trek di Microsoft Word atau Google Documents.

Seorang proofreader juga harus bisa memastikan bahwa tulisan yang sedang ujicoba bisa diterima oleh akal logika dan dipahami. Dia harus bisa mengenali apakah sebuah kalimat tersebut efektif atau tidak. Susunannya sudah tepat atau belum. Hingga memastikan substansi tulisan mudah dipahami oleh pembaca ataukah belum ?

Proofreader mendapatkan tugas untuk menguji bacaan dari teks terjemahan, hasilnya adalah sebuah teks yang mudah dipahami meski bagi orang yang tidak mengetahuinya bahasa asal teks. Jadi tugas seorang proofreader adalah membuat teks mudah dipahami pembaca dan tidak kehilangan substansi awalnya.

Hmm...berarti seorang proofreader bertugas melototin semua artikel dan tulisan yang harus diperiksa, dan memiliki kejelian sedemikian rupa dalam melihat  tipo serta kesalahan penulisan lainnya. Lebih dari itu, seorang proofreader punya keahlian menyederhanakan kalimat agar mudah dipahami pembaca tanpa kehilangan substansi awal. Luarbiasa bukan ??

Proofreading merupakan tahapan yang sangat penting dan tidak boleh dilewatkan. Terutama bagi kita yang akan menerbitkan karya tulis kepada khalayak ramai. Apalagi bila itu teks terjemahan.

Mengapa harus pihak proofreading yang memeriksa? Apakah kita sendiri tidak bisa?? Ternyata, kita sendiri sering mengalami kesulitan dalam menemukan kesalahan tersebut. Pada dasarnya memang sulit memisahkan penulis dengan karya yang ada. Kemungkinan besar kita akan merasa tulisan tersebut sudah benar dan layak untuk diterbitkan. Namun, proofreader bersifat netral. Dia harus memiliki pengalaman dan pengetahuan yang berbeda dengan penulis. Jadi seorang proofreader akan menilai tulisan kita secara objektif.

Wow..jika dianalogikan berarti seorang proofreader itu bagaikan seorang petugas sensor film di dunia perfilman, polisi yang menertibkan lalulintas terkait kusutnya lalulintas, agar jalanan rapi dan lancar. Hidup para proofreader !! Para pakar LIterasi kita !!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun