Mohon tunggu...
Erlina Widjaja
Erlina Widjaja Mohon Tunggu... Guru - Kepala PKBM SOLUSI MANDIRI SENTOSA

Saya seorang Kepala Satuan Pendidikan Non Formal di Jakarta Barat. Hobi saya membaca, menulis, belajar dan mengajar, serta suka menjadi penolong bagi sesama dalam kesulitan dan permasalahan hidupnya. Rindu ikut serta memajukan pendidikan di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Akhirnya Tuntas Juga Kutulis Resume Pertemuan ke-7 KBMN PGRI 29 ini

12 Juli 2023   00:11 Diperbarui: 12 Juli 2023   00:21 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
narasumber Ditta Widya Utami ( tim solid Omjay)

Melihat begitu antusias, dan gerak cepat para rekan pelatihan menulis KBMN ke 29 dalam mengirim resume, ikut terbakarlah nyali beta agar segera menuntaskan penulisan resume dari pertemuan ke 7 yang telah diadakan pada tgl 10 juli 2023 kemarin. Dan akhirnya malam ini berhasil tuntas.

Pertemuan ke 7 dari KBMN 29 dibuka oleh Bapak Ahmad Fatch dengan puisi karyanya yang berjudul 'Aku Ingin Jadi Penulis. Puisi tersebut berisi bagaimana kerinduannya untuk menjadi penulis, karena dengan menulis maka seorang penulis dapat menceritakan dunia, menyampaikan pesan dengan karya, mengembangkan imajinasi diri, menjadi kekuatan tersendiri bagi sang penulis, memicu inspirasi, memberi dampak, membawa perubahan nyata, bagaikan cahaya

Nara sumber pada pertemuan ke 7 ini bernama Ditta Widya Utami, S.Pd.Gr. dari uraian biodata penulis yang dimuat dalam: https://www.melintas.id/literasi/341744686/biodata-dan-kisah-perjalanan-ditta-widya-utami-spdgr-guru-berprestasi-penulis-hebat-dan-pegiat-literasi

Beliau adalah seorang penulis kondang, sangat berpengalaman, dan sudah berhasil mendapatkan berbagai penghargaan, terutama di dunia penulisan/ literasi. Merupakan alumni dari pelatihan KBMN PGRI Angkatan ke 7

dittawidyautami.blogspot.com
dittawidyautami.blogspot.com

Karya-karya dan aktivitas beliau, dapat dicermati juga dalam link berikut :

https://www.melintas.id/literasi/341744755/ditta-widya-utami-spdgr-dari-buku-solo-sampai-buku-bersama-berikut-rinciannya-biar-tidak-penasaran

Dan berikut adalah link blog dimana beliau menuangkan resume  dan tantangan pelatihan menulisnya saat mengikuti pelatihan KBMN PGRI ke 7 : https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html

Sebelum masuk ke dalam materi, narasumber melakukan semacam asesmen diagnostic, dengan pertanyaan di Chat WA sebagaimana terlampir :

screnshote chat wa kbmn pgri 29
screnshote chat wa kbmn pgri 29

Saat menulis, ada kalanya jemari kita menari bebas menuangkan setiap kata dalam pikiran maupun hati. Selancar air yang mengalir di sungai-sungai pedalaman, atau seperti mobil yang melaju di jalan bebas hambatan.

Sehari di Semarang adalah salah satu contoh artikel yang ditulis narasumber dalam sekali duduk.

https://www.kompasiana.com/ditta13718/64855ec708a8b51239706372/sehari-di-semarang

Meski mudah dan banyak orang yang bisa menulis, masalahnya ... terkadang para penulis terserang WB, alias writer's block, suatu kondisi dimana ide menulis seolah menguap, penulis mengalami pelambatan dalam menulis, serta berbagai kondisi lain yang membuat tulisan kita tak kunjung menemukan titik akhirnya alias tak selesai.

Dalam Wikipedia writer's block diartikan sebagai sebuah keadaan ketika penulis merasa kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk tulisannya.

Jika kondisi terkena Writer's Block (WB) dibiarkan, maka bisa berakibat fatal bagi penulis: tidak lagi produktif menulis.

Sebagaimana penyakit Flu, maka WB juga bisa menyerang siapa pun. Baik penulis senior maupun junior, profesional atau belum, dan di segala bidang menulis (novelis, cerpenis, kolumnis, script writer, ghost writer, akademis maupun nonakademis dsb, semuanya bisa terkena WB!

Virus WB ini bisa menyerang dalam hitungan detik, menit, jam, hari, mingguan, bulanan, bahkan bertahun-tahun. Seberapa terjangkit WB kembali pada diri kita sendiri.

Seberapa cepat kita mau bergerak untuk menanggulangi virus WB yang menyerang kita?

Tulisan tentang Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP)dan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang ditulis narasumber dalam link berikut adalah salah satu buah perjuangan nya melawan WB

https://www.kompasiana.com/ditta13718/64920d234addee033130b6e2/memahami-kosp-dan-strategi-p5-untuk-tahun-ajaran-baru

Mengapa terjangkit WB ? Karena KOSP adalah tema baru bagi nara sumber, alias masih asing.

Menulis tentang KOSP dan P5 tentu beda dengan menulis fiksi atau sastra lain.

Jika saat menulis novel atau cerpen kita bisa berimajinasi, dalam menulis KOSP dan P5 tentu saja harus based on data.

Respon terhadap WB dari narasumber adalah dengan melawannya, dengan vitamin tambahan yaitu kesadaran bahwa dirinya sedang ber 'hutang' tulisan kepada teman.

  • mulai membedah kembali catatan selama mengikuti workshop.
  • ikut terlibat aktif dalam diskusi di salah satu grup WA terkait KOSP.
  • kembali mempelajari buku-buku panduan terkait KOSP, P5 dan asesmen yang diluncurkan Kemendikbud ristek.
  • rela duduk selama 4 jam di depan laptop untuk membuat 4 halaman artikel di Kompasiana

Tujuannya tentu saja, untuk meminimalkan miskonsepsi dalam tulisan yang dibuat.

Saat membaca artikel tersebut, mungkin masih akan mendapatkan salah ketik.

Hal itu sengaja dibiarkan sebagai pengingat bahwa setinggi apa pun jam terbang dalam menulis, kita tak kan luput dari kesalahan.

Tapi ini bukan untuk ditiru, dilain kesempatan kalau ada yang salah ketik, perlu arahan lebih jauh maka dilakukan juga pengeditan.

Setelah saya bagikan, alhamdulillah ternyata responnya bagus. Tulisan tersebut menjadi rujukan sekolah lain dalam mengawali in house training nya

Apa kaitannya kisah tersebut dengan materi kita malam ini? Jawabannya kembali ke pertanyaan di awal:

Hal apa yang membuat Ibu Bapak tiba-tiba tidak bisa menulis?

Jawaban beragam dari Ibu dan Bapak di polling awal menunjukkan bahwa penyebab WB pun bisa berbeda-beda untuk setiap orang.

Jika penyebab sakitnya berbeda, tentu obatnya pun akan berbeda Begitu pula dalam menangani WB.

Pada kesempatan ini peserta diajak untuk berinterasi  dengan menajwab pertanyaan seperti pada gambar terlampir:

screnshote chat Wa KBMN PGRI 29
screnshote chat Wa KBMN PGRI 29

Jika diperhatikan, sebetulnya obat WB itu sederhana.

Dengan mengaktifkan kelima panca indera kita yaitu memberi jeda sejenak untuk refresh

Analoginya, mesin saja kalau dipakai terus menerus bisa rusak

Oleh karena itu, jika sedang terkena WB, maka jedalah sejenak untuk melakukan berbagai aktivitas yang bisa meningkatkan mood kita.

Misalnya aktivitas membaca, mendengar, melihat, melakukan sebagai mana dalam polling bisa memberi inspirasi baru untuk kita.

Jika penyebab terkena WB adalah karena merasa takut. Maka, mendengar musik relaksasi mungkin akan dapat membantu.

Takut beroleh komentar negative dari pembaca, dikomplain tak jelas, tulisan tak berbobot, dll  saat tulisan sudah dipublish, takut karena kita tidak dapat mengontrol komentar public atas isi tulisan kita

Publik berhak membaca termasuk mengomentari isi tulisan kita.

Oleh karena itu, tak perlu khawatir atas penilaian orang lain

Puisi "Aku Bukan Penulis Ternama" mengandung makna tentang pentingnya mengekspresikan diri melalui tulisan tanpa bergantung pada popularitas atau pengakuan dari orang lain.

Terkadang orang ragu untuk membuat tulisan atau menulis.

Saudaraku tidak perlu ragu dalam menulis, karena menulis bukan hanya ingin menjadi terkenal atau populer, tapi bisa jadi....... temukan jawabannya dilink berikut!

https://www.melintas.id/sastra/341743244/puisi-aku-bukan-penulis-ternama-menulis-dengan-keberanian-membongkar-makna-yang-tersimpan

Jika penyebab terkena WB terlalu perfeksionis, perlu diingat, bahwa terlalu perfeksionis itu bisa membunuh kreativitas.

Jika penyebab WB nya karena kurang inspirasi, maka tinggal baca, lihat mendengar hal-hal baru yang bisa menginspirasi kita.

Jika lelah fisik dan mental, maka siapkan sebaik mungkin tempat kita menulis.

karena ternyata posisi duduk pun bisa berpengaruh terhadap produktivitas menulis.

Hilangkan semua distraksi saat menulis, Misal jika suka melihat HP, chat, dsb, jauhkan terlebih dahulu saat menulis. Gunakan juga aromaterapi untuk sedikit merilekskan diri

Belajar konsisten menggunakan alat yang sama dalam menulis (kaitannya dg produktivitas)

Jika terbiasa menulis tangan, ya tulis tangan saja dulu. Baru kemudian diketik.

Jika terbiasa di HP, konsisten saja dulu di hape.

Menggunakan alat-alat baru terkadang membutuhkan waktu lebih untuk sekedar beradaptasi kembali. Cobalah teknik menulis free writing atau menulis ekspresif

Free writing itu menulis yang mengespingkan terlebih dahulu aturan ketatabahasaan titik koma, gak sesuai PUEBI, penting tulis saja! Seperti saat berlari dikejar singa

Sementara menulis ekspresif lebih ke menuangkan apa pun yang ada dalam hati atau pikiran nya.

Ini juga sering disarankan para psikiater untuk menangani pasiennya

Saat sedang buntu, coba deh tulis "Duh, kok hari ini buntu banget ya. Mau nulis susah gak punya ide ... dst."

Kemudian bagi ibu Bapak yang sering kelelahan secara fisik perlu

Cukup istirahat membuat pikiran kita segar dan tajam saat menulis.

Lebih baik bangun lebih pagi daripada begadang.

Beberapa kiat mengatasi WB dapat ditelaah lebih jauh melalui buku-buku terlampir di gambar berikut :

Selesai menyampaikan materinya, hujan pertanyaan deras mengucur. Antara lain pertanyaan- pertanyaan di bawah ini :

1. Bagaimana me-manage waktu sehingga dapat menulis di tengah kesibukannya ?

Jawaban : Buatlah target menulis. Kemudian menggunakan skala prioritas. Tulisan mana yang harus selesai terlebih dahulu, mana yang membutuhkan waktu lebih banyak untuk menulis, dsb. Semuanya dipetakan.

2. Bagaimana teknik membuat angket seperti ibu tadi?

Jawaban : Bikin polling di WA tinggal klik ikon klip saat kita akan mengetik pesan ada pilihan polling

3. Jika penyebab terkena WB terlalu perfeksionis, ingatlah bahwa terlalu perfeksionis itu bisa membunuh kreativitas.

Jawaban : Narasumber mejawab dengan mengutip kata kata Jess Kelly, direktur eksekutif kreatif departemen desain

Perfeksionisme adalah kebutuhan untuk menjadi, atau setidaknya tampak sempurna. Untuk menjadi perfeksionis, Anda perlu percaya bahwa kesempurnaan adalah hal nyata yang nyata.

Perfeksionisme menampilkan dirinya sebagai kritik batin Anda. Suara di dalam kepala Anda memberi tahu Anda bahwa Anda seharusnya berusaha lebih keras. Jika tidak terwujud bisa berujung pada depresi.

Ingin tulisan sempurna itu baik, tapi tentu akan lebih baik tulisan yang selesai dibuat daripada sekedar draft bukan?

P2

Kesempurnaan bukan milik manusia, tapi manusia kalau berbuat sesuatu pengen nya hasil yang sempurna, sehingga tulisan pun kadang tidak jadi diselesaikan atau diterbitkan karena setelah di tulis dibaca berulang-ulang hasilnya itu jadi biasa saja, gimana tu cara nya ya bunda

@dittasidyautami
@dittasidyautami

Bisa itu karena biasa

Tingkatkan saja jam terbang menulisnya, insya Allah tulisan kita akan semakin baik dari waktu ke waktu

Seperti kata Omjay, menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi.

Dalam proses menulis itu bisa jadi ada proses editing.

Jangankan kita yang masih pemula, bahkan buku buku Profesor sekalipun atau buku buku novel populer, pasti juga ada proses editnya

Yang perlu diingat, selesaikan dulu tulisannya, edit kemudian

Kalau kita menulis sambil mengedit, niscaya tulisannya bakal sulit kelar

P3

Pertanyaan:

Terkadang kita mulai malas meneruskan sebuah tulisan karena kurang data atau kurang mood sehingga menulis menjadi tertunda lalu ada tema lain yang lebih menarik dan membuat mood.

Lebih baik meneruskan tulisan yang belum selesai dahulu atau ke tema yang menarik dan cepat selesai agar tetap produktif? Atau justru kita harus refreshing meninggalkan aktivitas menulis dahulu?

Jawaban : Inilah pentingnya membuat kerangka tulisan

Sekelas Dee Lestari pun, selalu membuat kerangka tulisan terlebih dahulu. Berisi garis besar/ide pokok dari setiap cerita yang akan  dituangkan

Bahkan kerangka tulisannya bisa sampai sepenuh satu papan tulis

Ibarat rambu dan peta, kerangka tulisan dapat membantu saat kita mengalami kebuntuan dalam menulis.

Jadi, mari biasakan buat kerangka tulisan terlebih dahulu. Minimal, dengan menuliskan ide pokok dari setiap bagian tulisan kita.

Jika sudah begitu, mau lanjut atau jeda dulu dengan yang lain, kita masih tetap bisa menyelesaikan tulisan kita.

P4

Terkadang dalam menulis saya harus memanggil ingatan saya, menggalinya kembali dan membaca berulang ulang. Namun terkadang saya takut salah persepsi. Itu yg membuat sy jarang menulis. Bagaimana caranya agar sy tidak ragu dalam menulis?

Jawaban :: Cobalah dengan berkolaborasi :

Bunda bisa minta beberapa teman untuk membaca terlebih dahulu tulisan Bunda

Atau share saja di grup ini

P5

Free writing itu apakah sama dengan diary, yang kadang berisi tentang curhatan diri sendiri,

Jawaban : Kalau diary lebih ke menulis ekspresif, karena dalam diary kita biasanya menuangkan "emosi". Ini salah satu manfaat menulis yang bisa menjadi self healing

Dalam menulis ekspresif, semarah apa pun, sesedih apa pun, cobalah untuk menuangkannya

Tapi bijak dalam memilih mana yang bisa dipublish dan mana yang tidak

P6

Saya beranggapan ketik nulis itu butuh kejujuran. Namun kalau itu kisah nyata yang ditulis

Kita ada rasa sungkan. Gmn mengatasinya ?

Jawaban : Dengan nama (tokoh, tempat, dll) yang disamarkan

Selain menjaga nama baik, kita jadi bisa menyampaikan hikmah dari kejadian yang kita tulis

P7

Tidak jarang penulis terutama saat menulis cerita novel itu sering tiba-tiba mendapatkan ide baru, yg anehnya malah mengalir lebih lancar daripada tulisannya saat ini.

Kira-kira menurut ibu lebih baik menuangkan dulu ide cerita yg tiba-tiba datang ini dulu atau melanjutkan tulisannya yang sedang dikerjakan?

Arahan bila akan keep dua duanya.

Menulis dulu dg ide yg mengalir saat ini (selama tidak harus mengulang dari awal karena pasti menguras banyak waktu dan pikiran).

Lalu ide sebelumnya tetap disave,

P8

Assalamu'alaikum Pak, saya Hikmawati dari guru SD diCilegon.

Mau bertanya terkait acara yang sedang berlangsung digrup kbmn pgri 29 dengan Ibu Ditta, S. Pd.

Apakah menulis itu selalu apa yang tengah dipikiran kita, atau yang termasuk menulis itu yang memang sengaja dirancang untuk dibuat sebuah tulisan sehingga menjadi karya dan buku?

Jawaban : Menurut saya, keduanya Bunda.

Seperti dua artikel yang sudah dibagikan oleh nara sumber. Pergi ke Semarang itu untuk mengabadikan momen dalam bentuk tulisan, sedangkan yang KOSP termasuk tulisan yang dirancang

Buku buku yang diterbitkan pun pasti merupakan sebuah rancangan dari penulisnya

Tapi kita masih bisa menulis bebas di blog pribadi, diary, dll

P9

1. Bagaimana menulis artikel dalam sekali duduk dan disertai dengan buku referensinya.?

Jawaban : perhatikan apa yang disampaikan tour guide. Dalam perjalanan biasanya narasumber menyempatkan untuk mencari referensi tentang hal - hal yang membuat  penasaran (misal tentang mainan warak ngendog, karena penasaran, maka berselancar dulu baik di google, buku, dll). Setelah mendapat asupan yang cukup, maka akan mudah menulis dalam sekali duduk.

2. Bagaimana melawan rasa malas untuk memulai menulis ?

Jawaban : Cobalah saat malas, praktikkan hal berikut : ambil pulpen dan mulai menulis "Hari ini saya malas menulis. Cuaca panas, gak ada ide, buntu pokoknya... dst"

P10

Pertanyaan:

1. Bagaimana menjadi seorang penulis yang konsisten.

Jawaban : Luangkan waktu, bukan menunggu waktu luang. Seperti saran Omjay menulislah dengan 3 paragraf (1 paragraf pembuka, 1 paragraf isi, 1 paragraf penutup), atau seperti Prof. Ngainun Naim (pernah beliau sampaikan saat temu penulis nasional kedua di Yogya) beliau pun selalu menyempatkan menulis di waktu subuh minimal 3 paragrafJika belum sanggup, yuk coba tulis saja dg 1 paragraf dulu

2. Sumber menulis yang paling bagus itu apa untuk dijadikan referensi ??

Jawaban : Tergantung jenis tulisan. Kalau akademis, referensi terbaik tentu saja jurnal atau buku buku ilmiah; Kalau nulis puisi, maka puisi puisi dari para pujangga patut kita pelajari, sastrawan lama maupun modern, termasuk puisi yg sering dishare tmn tmn d grup ini. Kalau yang sifatnya imajinasi, bertualang, healing, musik, film pun bisa jadi inspirasi

P11

1. Bagaimana membedakan antara penurunan semangat sementara, dan witters block yang serius dan bagaimana mempelajarinya?

Jawaban : Penurunan semangat juga bisa menjadi indikator terkena WB. Intinya saat kita merasa produktivitas menulis kita mengalami perubahan, segera cari tau penyebabnya.

Identifikasi penyebab, analisis kemungkinan obatnya, lalu lakukan

2, Bagaimana narasumber menjaga motivasi dan semangat menulis setelah melewati masa writers block??

Jawaban : Carilah hal-hal baru. Mencoba sesuatu yang baru akan membuat motivasi menulis tetap ada.

P12

Untuk mengatasi WB terkait kurangnya rujukan apakah bisa mengambil dari media online atau kita perbanyak literasi dari buku cetak?

Jawaban : Keduanya bisa dilakukan. karena menulis itu ibarat menuang air dari bejana

Jika bejananya terisi (dengan berbagai informasi dari berbagai sumber), air akan mudah mengalir

Tapi tetap pastikan, dan bijak beretika dalam menulis dengan menyertakan sumber rujukan kita

Wah, seru bukan pelatihan ke 7 KBMN PGRI ke 29 ini ?

Tunggu apalagi kalau tidak segera bangkit dan melawan WB masing-masing kita ya? Yuk, tetap semangat menulis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun