Tidak dapat dipungkiri persaingan dalam kelas memanglah menjadi hal yang tidak dapat dihindari dan menjadi seperti sebuah pekerjaan yang wajib dilakukan oleh manusia, entah dari kalangan anak-anak maupun dewasa. Dalam pembahasan ini yang sering dilakukan dalam kelas adalah jika tidak karena persaingan nilai dari guru atau atasan, persaingan teman, persaingan jabatan. Intinya adalah persaingan duniawi. Lantas ketika ini sudah terjadi, timbullah suatu konflik yang itu dimulai dari nilai terutama, kemudian dilanjutkan dengan masalah sosial yang itu memang benar-benar dijadikan tolak ukur untuk berteman.
Hal ini menjadi lumrah, dikarenakan karakter manusia yang berbeda-beda. Sehingga tak heran jika ketika dalam sebuah kelas atau lingkup forum bekerjasama atau sosialisasi selalu ada kontroversi yang mungkin karena berbeda pendapat, berbeda karakter, dan berbeda watak.
Ketika perbedaan tersebut tidak bisa menjadikan satu kesatuan yang dapat menjadikan solidaritas atas perbedaan tersebut, karena dengan adanya perbedaan tersebut, pasti ada karakter-karakter unik yang dimiliki satu persatu manusia. bagaimanapun kita harus dapat menyesuaikannya, dan kalau semisalnya individu lain tidak dapat menjalin komunikasi dengan baik, yang kita lakukan adalah tetap berbaik hati dan berprasangka baik. Karena mungkin tuhan belum mengetuk pintu hati orang tersebut. Harusnya kita tahu sikap kita yang mana yang harus dilakukan ketika bersosialisasi dengan lingkup bermasyarakat.
Pada intinya ketika kebersamaan sudah dilalui bersama, senang sedih sudah dijalani, tapi keakraban dalam individu satu dengan individu lain ini tidak bisa disatukan, pasti dengan cara pendekatan diri. Nah pendekatan diri ini memanglah sangat sulit, karena apa? Karena harus menyesuaikan karakter kita kepada orang lain agar mereka dapat menerima kita. Itu yang sulit.
Dan dari sini yang sangat disesali adalah ketika sudah bertahun-bertahun bersama, sudah mengenal satu sama lain, tetapi masih tidak bisa disatukan. Lantas karakter dalam lingkup kelas ini bagaimana? Ataukah kurang wellcome satu sama lain atau bagaimana. Ini yang menjadi pikiran ambigu harus bagaimana cara mempererat tali sillaturrahmi.
Hal yang menjadi kebiasaan seseorang dalam berinteraksi adalah melupakan sisi kesamaan entah dalam menyukai sesuatu, atau dalam hal lain. Sehingga ketika individu dalam menyamakan sesuatu yang dirasa sama atau ketemu clopnya menjalani pendekatanpun gampang.
Dalam hal berteman memang sulit ketika membicarakan ingin disenangi orang lain atau tidak ingin dibenci oleh orang, bagaimanapun kita harus melakukan yang terbaik saja di depan orang, nanti dibelakang jika ada yang membicarakan, biarlah mungkin mereka hanya iri, atau belum mampu seperti kita. Ambil positifnya saja. Pada dasarnya manusia itu hanya tertuju pada 2 kemungkinan pada individu lain, kalau tidak pada rasa suka ya pada rasa benci.
Maka dari itu jika ada yang tidak menyukai ya kita hargai, mungkin dengan mereka tidak menyukai kita itu karena kita harus berubah dan memang belum memberikan yang terbaik dimatanya. Kalaupun ada yang menyukai ya alhamdulillah mereka bisa menerima kita dengan apa adanya kita.
Dan harusnya kitapun tahu cara berteman yang baik, tidak hanya sekedar berteman, kesana-sini bareng, makan bareng, mandi bareng, tidur bareng misalnya eh tapi ga di sangka-sangka disana-sini menjelek-jelekan temannya, ngomongin dibelakang. Hemm susah juga punya teman seperti ini. Semoga kita tidak dipertemukan dengan masalah yang seperti itu. Amin.
Nah ketika masalah terjadi, apalagi bertahun-tahun berteman kemudian bingung mau bertegur sapa, Ketika permasalahan hadir di antara pertemanan, hanya ada 3 solusi yang dibutuhkan, Yaitu:
- Memulai
Memulai adalah sesuatu yang tidak mudah dalam mempererat sillaturrahmi lagi karena adanya konflik yang sudah terjadi, namun ketika kita tidak memulai memperbaiki ikatan tersebut, dan si dia juga tidak akan mendahului memperbaiki, kita harusnya mengalah dan menjadi lebih dewasa dengan meminta maaf, mengakui kesalahan yang telah diperbuat agar masalah tidak menjadi semakin runyam kedepannya.
- Mengalah
Ini adalah hal yang sangat berat untuk kita, karena tidak semua orang memiliki sikap yang seperti ini, diharuskan dalam keadaan yang tidak emosional agar dapat melakukan cara ini. Seringkali masalah terjadi karena perilaku atau karakter diantara indvidu satu dan individu lain mempunyai sifat yang sama, maka dari itu harus di imbangi dalam beradaptasi dengan cara tidak terlalu egois dan menjaga perilaku yang kurang disenangi oleh teman.
- Mendoakan
Ketika memulai dan mengalah sudah kita lakukan agar tali persaudaraan tidak putus, namun tidak ada respon dari pihak individu lain, yang kita lakukan adalah berdo’a, mendo’akan yang terbaik untuk dia agar suatu hari ini dia sadar akan perilakunya tersebut, dan agar dia mau kembali lagi dengan memaafkan yang sudah berlalu.
Karena sebenarnya tuhan pasti mempunyai tujuan dan rencana yang lain kepada kita entah dipertemukan oleh orang yang tidak pas dengan pandangan kita atau ternyata orang tersebut baik tapi di belakang jahat kepada kita. Tentu tuhan mempunyai rencana  yang lain, mungkin teman kita adalah ujian bagi kita, mungkin tuhan berencana lain yang ujian itu agar lebih melatih kesabaran, iman, kedewasaan kita. Kita harus berfikir positif untuk si dia. Karena tuhan tidak akan ada sesuatu yang dirancangnya atau motifnya ketika kita mempunyai permasalahan apapun. Berdo’a saja semoga rencananya selalu indah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H