Dalam konteks PTSD, pernyataan yang mencatat bahwa banyak siswa mengalami sesak nafas hebat, pusing, dan mual setelah peristiwa tersebut sesuai dengan gejala yang sering terkait dengan PTSD. Gejala-gejala ini mencerminkan respon fisik dan psikologis yang umumnya terjadi setelah pengalaman traumatis. Dengan adanya dentuman keras dan gas air mata yang memasuki lingkungan sekolah, siswa-siswa tersebut mungkin mengalami rasa takut dan panik yang mendalam selama peristiwa tersebut. Hal ini dapat memicu respons psikologis yang traumatis, seperti mimpi buruk, penghindaran tempat-tempat yang terkait dengan peristiwa traumatis, dan reaksi emosional yang kuat terhadap peristiwa tersebut.
Selain itu, pernyataan bahwa kehadiran siswa tidak pernah mencapai 100% setelah peristiwa tersebut menunjukkan adanya dampak yang berkelanjutan terhadap kehadiran dan keterlibatan siswa di sekolah. Hal ini konsisten dengan konsep PTSD yang menunjukkan bahwa pengalaman traumatis dapat memengaruhi fungsi sosial dan kehidupan sehari-hari individu.
Generalized Anxiety Disorder
GAD, atau Generalized Anxiety Disorder, adalah gangguan kecemasan umum yang ditandai oleh kecemasan yang berlebihan dan kronis terhadap berbagai situasi atau peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang mengalami GAD cenderung merasa sangat cemas atau khawatir tentang berbagai hal, seperti pekerjaan, kesehatan, keuangan, dan hubungan sosial, bahkan jika tidak ada ancaman nyata yang memicu kecemasan tersebut.
Dalam hal Generalized Anxiety Disorder (GAD), pernyataan yang mengindikasikan bahwa siswa-siswa masih merasa takut untuk kembali ke sekolah menggambarkan adanya kecemasan yang umum dan berkelanjutan. GAD adalah gangguan kecemasan yang ditandai oleh kecemasan yang berlebihan dan kronis terhadap berbagai situasi dan peristiwa. Dalam hal ini, peristiwa traumatis telah menciptakan ketidakpastian dan rasa takut yang berkelanjutan di antara siswa, yang dapat mengarah pada gejala GAD seperti ketegangan, perasaan cemas, dan sulit berkonsentrasi.
Dengan menggali dampak peristiwa tersebut melalui lensa teori GAD, pentingnya intervensi kesehatan mental menjadi semakin jelas. Evaluasi oleh profesional kesehatan mental dan perawatan yang sesuai dengan GAD dapat membantu siswa mengatasi kecemasan yang berkelanjutan, memulihkan fungsi sosial dan partisipasi di sekolah, serta menghindari dampak jangka panjang dari gangguan ini. Dengan demikian, peran profesional dalam membantu siswa yang terpengaruh oleh peristiwa traumatis ini menjadi sangat krusial.
Menghadapi Dampak Psikologis
Dalam melihat dampak psikologis dari peristiwa yang terjadi pada 7 September 2023, dapat disimpulkan bahwa peristiwa tersebut telah berdampak serius pada siswa dan staf sekolah dari SMPN 22 Galang dan SDN 24 Galang. Analisis yang dilakukan dengan menggunakan teori PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder) dan GAD (Generalized Anxiety Disorder) dimungkinkan untuk memahami bahwa individu yang terlibat dalam peristiwa ini telah mengalami gejala yang sesuai dengan kedua gangguan ini. Hal ini mencakup gejala fisik, reaksi emosional, ketidakpastian, dan penurunan fungsi global.
Dalam menghadapi dampak psikologis yang serius ini, sangat penting untuk memahami pentingnya intervensi profesional. Evaluasi dan perawatan oleh ahli kesehatan mental adalah langkah kunci dalam membantu siswa dan staf sekolah untuk mengatasi gejala PTSD dan GAD, serta untuk mengelola ketidakpastian yang berlanjut. Dalam menghadapi perasaan takut, kecemasan, dan kesulitan psikologis lainnya, bantuan profesional dapat membantu individu dalam proses pemulihan dan kembali berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Selain itu, lingkungan sekolah dan pihak berwenang harus mempertimbangkan langkah-langkah untuk menciptakan rasa aman yang lebih besar dan memberikan dukungan psikologis yang diperlukan bagi siswa dan staf sekolah. Hal ini dapat mencakup penyediaan layanan kesehatan mental di sekolah dan program-program yang membantu individu dalam mengatasi dampak psikologis dari peristiwa traumatis ini.