Sebagaimana kami temukan juga dalam kitab karya al-Uqoili, beliau menuliskan hadits ini dari jalur lain yakni Ali bin Said bin Dawud - Ali bin al-Hasan al-Maushili - Abisah bin Abu Shoghirah al-Hamdani - al-Auza'i - Abdul Wahid bin Qais - Abu Hurairah - Rasulullah.
Beliau mengutip pernyataan adz-Dzahabi, riwayat hadits ini termasuk dusta dengan menyandarkan pada perkataan Imam al-Auza'i. Yang mana kita tahu sendiri bahwa Imam al-Auza'i termasuk salah satu ulama madzhab juga. Bahkan al-Uqoili menyatakan dalam kitabnya bahwa hadits ini tidak memiliki dasar yang bisa dipercaya maupun jalan yang kuat (tsabit).[10]Â
Setelah kita membaca pernyataan ulama di atas, maka jelas hadits ini termasuk palsu yang tidak memiliki asal yang jelas. Maka bagi kita maupun penceramah tidak boleh menyebarkan hadits ini dengan menyandarkan kepada Rasulullah. Kalaupun disebarkan maka harus dengan dijelaskan sebab kepalsuan hadits ini.
Wallahu a'lam
Â
Catatan Akhir
1. Abu Abdullah Nu'aim bin Hammad al-Marwazi, Kitab al-Fitan, jilid 1, (Kairo: Maktabah at-Tauhid), hlm. 228.
2. Jamaluddin Abi Al-Hajjaj Yusuf Al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal, juz ke-29, cet. ke-1, (Beirut: Muassasah Ar-Risalah), hlm. 466-467.
3. Tahdzib al-Kamal, juz 15, hlm. 500
4. Idem, hlm. 496.
5. Idem, juz 24, hlm. 547-548.