Dalam tafsir Surat Al-Alaq, Ibnu Katsir menjelaskan bahwa surat ini terkandung peringatan (tanbih) bagi manusia atas permulaan penciptaannya dari alaqah. Dan diantara kemurahan Allah swt adalah Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. Ini berarti Allah swt telah memuliakan manusia dengan ilmu. Karena ilmu inilah yang membedakan antara Abul Basyar, yakni Adam, dengan malaikat.
Ilmu, kata Ibnu Katsir, mencakup tiga aspek, yakni hati, lisan dan tulisan. Â Bahkan Ibnu Katsir menyebutkan dua atsar yang berisi agar mengikat ilmu dengan tulisan. Selain itu, dalam atsar lain disebutkan bahwa siapa yang mengamalkan ilmu yang dikuasainya, maka Allah swt akan mengajarkan apa yang tidak diketahuinya.
Ini menunjukkan bahwa pentingnya bagi kita untuk memperdalam suatu ilmu. Tetapi menurut para ulama, yang dimaksud ilmu dalam hadits ini, ialah ilmu syar'i. Yakni ilmu yang mengajarkan kewajiban seorang hamba dalam ibadah dan muamalahnya. Walaupun kita tidak boleh mengingkari ilmu dunia.Â
Jadi, kita bisa ambil kesimpulan, bahwa matan hadits ini shohih.
Â
Kesimpulan
Dari apa yang telah saya paparkan di atas mengenai masing-masing perawi, sanad hadits ini, beserta matan, tentunya masing-masing perawi terdapat penilaian para ulama yang disebut jarh wa ta'dil. Ada satu perawi yang dinilai oleh para ulama bermasalah, yakni Hafshun bin Sulaiman. Para ulama mayoritas menilai dengan penilaian negatif sehingga memenuhi unsur jarh.
Walaupun matan hadits ini shohih karena tidak bertentangan dengan spirit Al-Quran, dan juga akal sehat, tetapi ada satu orang perawi yang dinilai negatif para ulama. Maka, saya menyimpulkan kedudukan hadits yang diriwayatkan dalam kitab Sunan Ibnu Majjah ini berdasarkan sanad dari Ibnu Majjah ini, adalah dho'if.
Meskipun demikian, isi hadits ini dapat dijadikan sebagai fadha'ilul amal. Karena, menuntut ilmu itu sangat penting dan merupakan kewajiban. Apalagi kemajuan ilmu pengetahuan sangat menyokong kemajuan peradaban suatu bangsa. Dalam hal ini khususnya, umat Islam, hadits ini juga dapat menjadi motivasi bagi umat Islam agar memiliki semangat menuntut ilmu, mengamalkan, dan mengajarkannya kepada orang lain.
 Â
Referensi