Kutipan: "Apalah arti sejarah selain dongeng yang disepakati?" telah dikaitkan dengan beberapa tokoh sejarah yang berbeda dalam berbagai bentuk, dari filsuf Prancis Bernard Le Bovier de Fontenelle, Napoleon Bonaparte, hingga penulis transendentalis Amerika Ralph Waldo Emerson. Semakin jauh kita menelusuri catatan sejarah, semakin sedikit bukti yang kita miliki untuk menyatukan berbagai peristiwa, dan sering kali sebagian besar informasi untuk memahami masa lalu kita berasal dari literatur, seni, dan tradisi lisan.
Gagasan bahwa pemahaman kita tentang sejarah berasal dari kumpulan setengah kebenaran, catatan parsial, dan rekayasa para pemenang sudah ada sejak lama, sama tuanya dengan studi sejarah itu sendiri. Filsuf Prancis Fontenelle, khususnya, menulis kalimat tersebut dengan mengacu pada ketidakpastian tertentu dari catatan sejarah kuno, dengan menambahkan "tidak ada sejarah kuno selain dongeng." Meskipun kita mampu menyusun catatan sumber utama tentang pertempuran, penguasa, dan peristiwa, kita mempercayai perkataan sejarawan, dan sering kali ingatan sejarah masyarakat dapat menjadi kepentingan pribadi, politis, atau bahkan propaganda. Dalam pengertian ini, catatan sejarah terbuka untuk manipulasi dan interpretasi, sehingga generasi mendatang hanya memiliki mitos sejarah yang disajikan sebagai kebenaran.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI