Mohon tunggu...
Erlangga
Erlangga Mohon Tunggu... Editor - Nothing Last Forever, We can change The Future

Mau tahu rutinitasku? Bangun, menjadi yang terbaik, tidur, ulangi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Di Waktu Senja

16 Februari 2020   11:30 Diperbarui: 16 Februari 2020   11:33 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Randuuuuuuuu!!!!!!!!!" Lantangnya teriakan wanita yang dapat memindahkan timur kebarat dan barat ketimur itu memanggil anaknya didalam ruangan yang banyak dengan peralatan masak, bahan makanan, alat makan dan minum yang disebut dengan dapur, "Duhh... Ni anak kemana perginya" sambil kebingungan wanita ini mencari disetiap ruangan rumah, akan tetapi Si Randu anaknya itu tidak dapat ditemukan.

"Perasaan nih anak ada dirumah deh, orang tadi suaranya kedengeran"      wanita ini terus berpikir bagaimana anaknya itu bisa ia temukan, "Oh.. Aku tau bagaimana menemukan anak bandel ini"   lantas wanita ini mengeluarkan uang didompetnya "Randuuuuu" dengan manisnya wanita ini memanggil anak kesayangannya itu. 

"Papah udah gajihan lohh.. terus nitipin uang buat kamu, kamu ga mau gituh ngambil uangnya"     wanita ini pun berbalik badan dan terkejut  "AAHHHH!!!!" ternyata anaknya Randu ada dibelakangnya.   "Halo Mah!" dengan tersenyum nakal Randu menyapa ibunya.  "Aduhh si Papah suka repot-repot nitipin uang jajannya aku ke Kanjeng Ratu. Silakan Kanjeng, taruh uangnya ketangan hamba" sambil tertunduk Randu menunggu uangnya datang ketangannya, dengan sigap ibunya menaruh uang ditangan Randu  "Alhamdulillah.. makasih ya Mah" Senangnya Randu.

"Iya sama-sama, tolong yah anterin uangnya ke Bu Kosasih" Randupun tertegun sembari menelan ludahnya. Senangnya menjadi sedih, dengan wajah sedih juga mata yang berkaca-kaca dia menatap ibunya " Yang Mamah lakukan sama aku itu, JAHAT".  Randupun pergi untuk melaksanakan perintah Ibu Kanjengnya.

Randu pergi menuju rumah Bu Kosasih akan tetapi langkahnya terhenti, dia malah berbelok arah dengan cepat dan tergesa-gesa dan dia menghampiri rumah yang besar berlantai 3. Sambil menengok kejendela dilantai 3 Randu berteriak dengan sangat kencang  "RIMAAAAA!!!!!!!!"  suaranya yang kencang membangunkan ikan yang tertidur dan sontak membuat warga disekitar terkejut dan langsung menengok ke arahnya  "Wow..Tak disangka nama itu sangat pasaran disini" Randu menggerutu.

Tidak lama kemudian seorang wanita muncul dijendela lantai 3 tersebut, dia adalah Rima "Gak usah teriak-teriak juga kali ganggu orang banget, liat sekampung jadi heboh padahal apa susahnya ketuk pintu dulu dasar anak nyebelin ih dasar bikin malu ajah" Rima berbicara dengan sangat cepat hingga tidak berirama saking kesalnya kepada Randu dengan mudahnya Randu memotong perkataan Rima "OK gua ke atas!" Randupun masuk kedalam rumah Rima, 

Niii Anak Yaa Allah.. belum juga selesai ngomong main potong ajah". Randu dengan cueknya masuk kedalam rumah Rima, saat hendak menaiki tangga Randu dihentikan oleh ibunya Rima "Eh.. Ada De Randu main kesini ternyata", Randu biasa memanggil ibunya Rima dengan sebutan Mahrim yaitu singkatan dari Mamahnya Rima  "Haloo Mahrim" Randu menyapa,  "Mau ke Rima kan?Rima nya diatas. Mau dibikinin apa?"   " Ga usah Mahrim nanti juga inisiatif sendiri hehe" Ibunya Rimapun tertawa. 

" Udah mandikan?" tanya Randu, sontak ibu Rima pun langsung menjawab dengan syok "SIAPA?"    Randupun menjawab"Rimanya Mahrim, masa Mahrim   orang Mahrim udah cantik gini"    "Bisa aja kamu. udah kok Rima udah mandi"   "Yaudah Mahrim, Pangeran mau pergi menemui putri kodoknya"  "Dasarkamu ini" Randupun dengan cepat menaiki anak tangga menuju ke kamar Rima. Randu mengetuk pintu dengan kencang dan terburu-buru "Rimaaa...Rimaaa...Rimaaa..."  sedang belajar didalamkamarnya Rima sangat kesal "Ini anak ganggu banget" sambil menghampiri pintu lalu membuka pintu " Ada apa? Mau apa?" tanya rima dengan kesal,

"Eh Riiimaaaa" dengan senyum-senyum menggelikannya Randu membuat Rima makin kesal, Rima langsung menutup pintunya kembali. Setelah pintunya ditutup Rima tidak mendengar suara Randu diluar dan mengira hantu itu telah pergi, Rimapun membuka pintunya untuk memastikan  setelah dibuka ternyata Randu masih ada disitu sambil tersenyum dan menyimpan kedua tangannya dibelakang dengan memegang sesuatu, sambil memegang kepalanya Rima bertanya dengan lemah lembut "Mau apa kamu?"   "Sebelumnya aku mau ngasih sesuatu ke kamu, nihh" Randupun memberikan bunga kepada Rima

"Makasih... Tapi ini bunga hiasan dirumah aku Randuuuuuu"  Rima membentak,    "YaaAllah Serba salah banget sih, Oh iya harusnya aku ngasih boxer"  Randupun langsung masuk kedalam kamar Rima dan tiduran dikasur Rima  "Ini kamar cewe monyet, ga sopan banget sih"     "Ih kasar, ga boleh gitu dosa"   "Yaudah, Ada apa sih?"   "Randu yang tampan ini mau ngajak jalan-jalan sambil ke rumah Bu Kosasih nganterin uang dari kanjeng"  karena Randu adalah sahabatnya Rimapun tidak dapat menolak ajakan Randu " Iyah ayo, tunggu sana diluar"     "Kenapa harus tunggu diluar sih? disini aja ah"     "Randuuu gua harus ganti baju dulu"   "YaaAllah Tinggal ganti baju apa susahnya sih"  karna sangat kesal Rimapun menarik kerah baju Randu dan menariknya sampai keluar kamar  "Eh... eh.. eh Rima, Rima iyah gua tunggu di luar, kasar amat jadi cowo"  "APAAAA???" Rima membentak  "eh maksudnya jadi cewe".

Akhirnya Randu dan Rima pergi kerumah Bu Kosasih mengantarkan uang titipan ibunya Randu,  "Makasih Dek Randu!!"   "Sama-sama Bu, kita pergi dulu".   "Kita mau jalan kemana?" tanya Rima,    "Kita jalan ke jalan lah" Rimapun langsung mencubit perut Randu, Randu hanya tertawa   "Kita ke taman ajah yaahh sambil nunggu pemandangan senja yang indah".      Merekapun pergi ke taman, saat berkeliling ditaman mereka didatangi oleh perempuan cantik sambil berteriak  "Randuu....Randuu...."  perempuan tersebut adalah salah satu perempuan yang didekati oleh Randu  "Lihatlah pangeran ini beraksi Rima",  "Yaelah nii anak" Rima menepuk jidatnya.    "Eh Mira, kamu lagi ngapain disini?" tanya Randu, "Hah siapa Mira? Hei namaku Mita, kok kamu gitu sih?" perempuan itu langsung cemberut

"Eh eh eh maksud aku Mita, maaf nih lidah aku perih gara-gara dia ngasih minuman yang panas" Randu menunjuk ke Rima "Apaaa?", Randu mengedipkan matanya ke arah Rima  "Oh gitu, lidah kamu gapapakan?" tanya perempuan tersebut   "Ya gapapa udah mendingan kok, kamu lagi ngapain disini?" tanya Randu  "Jalan-jalan ajah bosen dirumah, oh iyah makasih buat gelangnya aku suka"   "Itu gelang spesial buat kamu" Randu membuat perempuan tersebut tersenyum   "Bener?" tanya perempuan tersebut  "Iya dong masa aku bohong, mending kita duduk aja disini biar ngobrolnya enak", 

Rimapun langsung bete "Nii Anak katanya pengen ditemenin jalan-jalan,ini malah sibuk sendiri  Aduh Aduh" Rimapun menggerutu sembari kesal dengan Randu , tak lama kemudian Rima melihat dari jauh seorang perempuan yang memperhatikan Randu dengan sangat kesal dan perempuan itu tak lama kemudian mendekati Randu dengan cepat dan langsung memarahi Randu  "Ohh jadi gini sifat kamu yang sebenarnya"   "Bella?"  Randupun terkejut dan bingung  "Siapa dia Randu?" tanya Mira

 "Jawab Randu, ohh jadi kamu juga ngasih gelang yang sama ke cewe lain" perempuan bernama Bella itu semakin marah dan melepas gelang dari tangannya yang diberi oleh Randu dan langsung melempar gelang tersebut ke arah wajah Randu "Jangan kontek aku lagi" Bella langsung pergi,tak lama kemudian juga Mita marah melepas gelangnya dan mendorong Randu "Jangan kenal aku lagi" Mita pergi dan balik lagi untuk menyiram Randu, Randupun basah disiram dan membuat Rima tertawa terbahak-bahak  "Seneng yahh? liat temen basah kuyup kaya gini hah?"  tanya Randu kesal      "Akhirnya pangeran kena batunya" Rima terus tertawa    "Udah ayoo ah,kita pulang ajah" Randu kesal  "Tapi udah mau senja, pemandangannya pasti keren loh" 

"Senja senja liat baju aku pada basah gini Ayoo pulang, malu nih"   "Iyahiyah ayo". Sembari jalan pulang Randu dan Rima mengobrol diperjalanan   "kenapa sih kamu terus ngejar-ngejar cewe seperti mereka?" tanya Rima penasaran  "Hei bukan aku yang mengejar mereka tapi merekalah yang mengejarku" jawab Randu dengan percaya diri   "Idiiiih kepedean banget sih kamu, kalo kamu gitu teruss  ga bakalan ada yang mau jadi pasangan kamu"    "Kan masih ada kamu" Randu tersenyum menggoda      "Idiiihh Amit-amit Yaa Allah" Rima merasa geli   "Yaudah kalo kamu gamau biar aku ajah sama sepatu kamu"

Randu langsung memaksa melepas sepatu Rima yang sebelah kiri  "Randu ih Randu jangan"  Randu langsung lari membawa sepatunya sambil tertawa Rimapun langsung mengejarnya "Balikin sepatuku Randuuu, Awas Kauu".  "Kalau bisa kejar dong,jangan lemah kaya cewe",  saking asiknya kejar-kejaran Randu bertabrakan dengan seorang perempuan berjilbab 

"HEEYYY" Randu berteriak, wanita itu hanya menengok ke arah Randu mereka saling menatap "Maaf" wanita itu meminta maaf dan langsung pergi kembali, muka wanita tersebut tertutup karena menggunakan masker akan tetapi  matanya yang indah membuat Randu tertegun, hatinya merasa beda dan pikirannya merasa kebingungan dalam keadaan seperti itu Rima datang "Siniin sepatuku, dasar kau yaahh rasakan pembalasanku" Rima langsung mengacak-ngacak rambut Randu sehingga membuat rambutnya acak-acakan "Rasakan itu Randu kaburrr" Rima langsung berlari karna takut dikejar oleh Randu,

"Awas kau Rimaa" saat Randu akan mengejar Rima dia kembali menengok ke belakang ke arah wanita tadi yang menabraknya walaupun wanita tersebut sudah jalan lumayan jauh Randu diam melihatnya dan terus melihatnya dengan perasaan aneh dan wajahnya yang bingung, tanpa disadari Randu mulai tersenyum akan tetapi Randu langsung dikagetkan oleh Rima yang balik lagi karena Randu tidak mengejarnya "Heii Randu ada apa sih?",  "Ih Kamu ngagetin ajah, apaan?"   "Kamu ngeliatan siapa?" tanya Rima,   "Engga ngeliatin siapa-siapa dasar pendek  euuuuhhhh" Randu lengsung mengacak-ngacak rambut Rima dan langsung lari "IIIHHH Awas kamu Randuuuuu".

Malampun tiba, Dengan memandang wajahnya sendiri dicermin Randu berbicara sendiri kepada orang yang mirip dirinya didepan cermin "Siapa perempuan tadi yaahhh, kok perasaanku begitu aneh. Semakin dia menjauh rasanya ingin berlari mendekatinya, walau matanya saja yang kulihat sudah kusimpulkan dia wanita yang sempurna" Randu langsung tersenyum. "semoga kita dipertemukan lagi" Randu langsung terbang ketempat tidurnya dan senyum-senyum sendiri "Beautiful Eyes kau sangat indah".  

Pagipun tiba, "Randuuuu Bangun" Ibu Randu berteriak membangunkan Randu,  "Udah siang nanti kamu telat sekolahnya, bangun Randu liat jam" Ibu Randu sambil tersenyum jahat, Randu terbangun dan melihat jam sudah pukul tujuh,  "Ahhhh Tidakkkk" Randu langsung bergegas ke kamar mandi dan mencuci mukanya saja dia langsung berangkat kesekolah tanpa serapan terlebih dahulu, Walaupun langit masih belum terang hanya sebagian saja terkena matahari Randu tidak menyadari hal tersebut, Ibunya dirumah terus tertawa. "Pak Satpam!!! Jangan....." Randu berteriak sambil berlari mendekati gerbang sekolah,

"Pak Satpam jangan ditutup dulu ngerbangnya"   Randu langsung memeluk kaki pak satpam, "Plisss Pak Satpam jangan ditutup dulu gerbangnya, izinin saya masuk dulu pak" Sambil memeluk kaki dan memohon Randu membuat pak satpam merasa kebingungan dengan kelakuan Randu, "Kasih saya kesempatan pak buat masuk, Saya janji gak bakalan mengulangi lagi",  "Saya izinkan kamu masuk, tapi kamu harus janji jangan datang terlalu pagi kesekolah"    

"Makasih pak makasih banyak. Eeh apa pak? terlalu pagi?" Randu langsung menatap pak satpam dengan wajah yang syok,  "Iyah terlalu pagi, orang saya juga baru datang kesekolah mau bukain gerbang eh kamu malah udah dateng tapi semangat kamu patut diacungi jempol nak  silahkan masuk"  Sambil jalan masuk kesekolah wajah Randu penuh dengan kekesalan, dia tau ini pasti ulah dari ibunya yang merubah waktunya menjadi lebih siang  "EMMM Ibu Kanjeng ini ga lucu" 

Randu terus menggerutu kesal kepada ibunya.   "Jahat banget Ibu Kanjeng. Aduhh, laparr belum sarapan"  perut Randu mengeluarkan suara karna belum sarapan. Ditengah lapang sekolah Randu terdiam dan duduk karena kelaparan "Yaa Allah, Hambamu memohon hamba sangat lapar, tolong kabulkan doa hamba Yaa Allah, hamba ingin roti Yaa Allah tolong jatuhkan rotimu ketangan hamba ini Yaa Allah" dengan khusyuk sambil menutup mata tak lama kemudian roti terjatuh ketangannya Randu tidak percaya roti itu benar-benar jatuh dengan ajaib,  

"Itu roti kamu lapar kan?" ternyata seorang perempuan berkerudung yang memberi roti tersebut kepadanya. Randu langsung menatap perempuan tersebut dan Randu benar-benar sangat terpesona melihat wajah wanita tersebut "Ucapin hamdallah, Allah udah ngabulin do'a kamu" ucap wanita tersebut dengan senyum yang manis,   dengan grogi Randu "Oh i.. i.. iyah.., Alhamdulillah Yaa Allah"  wanita itu langsung tertawa dengan manis karena ulah Randu yang lucu,  

"Habisin yahh rotinya Dadahh..." wanita tersebut langsung meniggalkan Randu ditengah lapang,  Randu terus menatap wanita tersebut walau sudah pergi tiba-tiba wanita tersebut berbalik dan melihat ke arah Randu sambil tersenyum membuat detak jantung Randu begitu kencang,  "Yaa Allah tiba-tiba aku kenyang" Randu langsung teringat kepada seseorang yang menabraknya waktu itu ditaman setelah menatap mata wanita tersebut "Beautiful eyes apa itu kamu?",  

Randu berniat mengejar wanita tersebut "Manusia sejenis apa dia Yaa Allah?, akan ku cari tau jawabannya sekarang, Eh..eh..eh." tiba-tiba Rima menarik kerah baju Randu, "Bisa ga sih ga narik kerah baju?  Gimana kalo jakun aku keluar hah? masa aku ganti jakun pake gundu!!" Randu berbicara dengan sangat cepat karna merasa kesal terhadap Rima "Lebay amat sih jadi orang, ayo kita tanding main basket" Rima menantang bermain basket, "Engga sekarang deh Rima, gua ada perlu dulu mau kesana"  Randu hanya alasan saja karna dia mau ngejar wanita tadi  "Alesan saja kamu Randu, aku tau kamu takut kalahkan? orang setiap kita tanding kamu selalu saja kalah. Dasar lemah dasar payah" Ucapan Rima membuat Randu panas   "APA KAMU BILANG?"  Randu berteriak, 

"Aku ga bilang apa-apa cuman bilang kamu lemah,dasar lemah" Rima terus saja membuat Randu marah. Akhirnya Randu menerima tantangan Rima "Ayooo kita tanding dasar cewe banyak omong",    "Ayoo Siapa takut, Yang kalah harus jadi pelayan sampai pulang sekolah" ucap Rima, "Kamu akan kalah Rima" merekanpun bertanding basket hanya berdua saja serasa lapang hanya milik mereka berdua. Pertandingan mereka sangatlah sengit saling susul menyusul point, saat point mereka sama tak lama kemudian bunyi bel masuk kelas berbunyi membuat Rima terdiam saat membawa bola "Eh udah bel", kesempatan itu dimanfaatkan oleh Randu untuk merebut bola ditangan Rima dan mecetak point baginya yang membuat Randu unggul satu point dari Rima "Yess Kau kalah nanananana" Randu mengejek Rima, akan tetapi Rima tidak menerima kekalahannya "Ini tidak adil ini curang, waktunya sudah habis pada saat bel masuk berbunyi tau".  

"Tidak ada peraturan seperti itu sebelumnya, udah jangan banyak ngomong tolong bawain tas ini pelayan" Randu langsung melemparkan tasnya kearah Rima dan langsung masuk ke kelas. Selama istirahatpun Rima terus melayani keinginan Randu mulai dari mijitin tangan Randu, membawa makanan untuknya, sampai menyuapinya. Karena Randu kekenyagan dia mulai mengantuk dan menyuruh Rima untuk mengipasi dirinya,tak lama kemudian Randu tertidur nyenyak keadaan ini dimanfaatkan Rima untuk menjebak Randu. Rima sengaja tidak membangunkan Randu saat masuk hingga guru datang, itu membuat Randu dimarahi oleh sang guru dan ditambah lagi Randu lupa mengerjakan tugas yang membuat Randu harus dikeluarkan dari kelas untuk tidak mengikuti pelajaran 

"Udah pasti ini kelakuan si Rima" Randu menggerutu kesal, akan tetapi Randu teringat dengan wanita yang memiliki mata sangat indah yang juga membuat jantungnya berdetak dengan kencang dia berniat mencari wanita tersebut disetiap kelas "Ada untungnya aku dikeluarin, akau bisa cari si beautiful eyes". Randu terus mencari dan melihat-lihat kesetiap kelas untuk menemukan wanita tersebut akan tetapi dia tidak menemukannya Randu sudah lelah mencari disetiap kelas akan tetapi tidak dia temukan wanita tersebut. Akhirnya Randu teringat dengan speaker pengumuman yang ada diruang piket disekolahnya, 

Randu langsung bergegas keruangan piket untuk memakai speaker pengumuman yang dapat didengar oleh semua murid disetiap kelas disekolah tersebut, kebetulan sekali diruang piket tidak ada siapa-siapa ini dimanfaatkan Randu untuk berbicara ke wanita yang memberinya roti tadi pagi "Assalammualaikum"  ditempat berbeda Rima didalam kelas terkejut dengan suara Randu yang terdengar dispeaker pengumuman "Randu, apa yang mau dia lakukan" Rima kebingungan, 

"Maaf buat bapak ibu guru yang sedang mengajar, saya Randu hanya ingin berterimakasih kepada seseorang perempuan berkerudung yang memiliki mata yang sangat indah. Makasih buat rotinya yah, aku nyari kamu dari tadi tapi gak nemu-nemu, aku belum pernah liat kamu sebelumya disekolah ini akan tetapi sepertinya aku yakin sekali kita pernah bertemu ditaman walaupun hanya matamu saja yang kulihat aku yakin itulah dirimu, semoga kita bisa bertemu sore ini dimanapun itu. 

Aku sangat ingin mengenalmu Beautiful eyes". Ditempat berbeda perempuan yang memiliki mata indah itu tersenyum didalam kelas mendengar kata-kata Randu, akan tetapi tanpa disadari Randu dia telah diawasi oleh bu guru dibelakangnya "Oalaaah Raaandu.. Randu kamu bandel sekali sih, ini dipakai buat ngumumin hal penting yang berkaitan dengan sekolah, sini ikut ibu kamu harus dikasih matahari langsung" Randu dibawa ketengah lapangan, dia disuruh untuk memegang telinganya dan mengangkat kakinya satu.

Bel pulang sekolah berbunyi, Randu dihukum hingga pulang sekolah ditengah lapang akhirnya masa hukumannya sudah berakhir  "Udah pulang sana!!" ucap Bu guru kepada Randu. Akan tetapi, Randu malah memilih untuk diam ditengah lapang  "Nanti ajah Bu, saya lagi nikmatin panasnya matahari" Randu berniat untuk melihat wanita yang ia cari,karna berdiri ditengah lapang dia rasa bisa melihat wanita tersebut karna dengan berdiri ditengah lapang dia bisa melihat semua siswa lainnya saat bubaran. 

Semua siswa dia perhatikan wajahnya akan tetapi wanita tersebut tidak dia temukan, akan tetapi dia melihat Rima berlari kearahnya sambil membawakan tasnya "NIhh ambil tasmu, da..dahh....."  Rima melemparkan tasnya kewajah Randu yang membuat tas Rande jatuh kebawah  "Aaawaasss Kamu Rimaaaaa!!" Randu berteriak, 

"Tuh anak bikin kesel ajah, awas kalo ketemu habis kau" Randu menggerutu, saat Randu berbalik akan mengambil tasnya dia terkejut ternyata tasnya yang berantakan karna tadi dilempar Rima sedang dirapikan oleh wanita pemilik mata indah yang dia cari. Randu lagi-lagi terus menatap wanita tersebut yang sedang merapikan tasnya "Nihh tas kamu" bukannya mengambil tasnya Randu malah terus melihat wanita tersebut "hei Inih tasnya",   "Oh iyah makasih" 

Randu langsung salah tingkah,  tiba-tiba wanita tersebut tersenyum "Kenapa?" tanya Randu, "Kamu anak yang lucu, Aku duluan yahhh" perkataan wanita tersebut membuat Randu hampir tak sadarkan diri, saat perempuan itu berjalan melewati Randu, Randu sontak bertanya  "Hei Siapa namamu?" ,  "Kujawab nanti sore, bukannya kita akan bertemu nanti sore" perkataan wanita tersebut mengingatkan Randu atas perkataannya tadi bahwa mereka akan bertemu sore ini dimanapun itu.  "Tapi dimana?" tanya Randu, "Kamu pasti tau itu" ucap wanita tersebut.

Randu pulang kerumahnya dengan tergesa-gesa "Eh ada apa ini?" tanya ibunya, Randu tidak menjawabnya  "Ini anak suka aneh-aneh dasar anak lanang". Randu masuk kekamarnya dan langsung bergegas kekamar mandi sekitar beberapa menit Randu keluar dari kamar mandi dan langsung bersiap-siap, dia sudah tampak rapih, keren dan wangi. "Idiiihh anak mamah udah rapih gini, mau kemana?" tanya ibunya, "Ibu Kanjeng gak usah tau, ini urusan anak lanang" ucap Randu,  

"Yaelaah Masa ibunya gak boleh tau anak lanangnya mau kemana" Ibunya terus menggoda Randu, "Aku pergi dulu" Randu langsung mencium tangan ibunya "Ibu Kanjeng doain, anaknya mau ketemu bidadari calon menantu ibu Kanjeng" ucap Randu, ibunya tersenyum "Hah Calon menantu?"    "Iyyah, eh ibu kanjeng makasih ini semua berkat ibu kanjeng, dadah.. Assalammualaikum" Randu langsung pergi dari rumah, "Ada-ada ajah ni anak" dengan menggeleng-gelengkan kepala ibu Randu tersenyum. Randu berlari dan sudah lumayan jauh dari rumahnya akan tetapi dia baru ingat sesuatu "Eh eh kita bakalan bertemu sore ini, tapi dimana yahh?" 

Randu kebingungan sendiri, Randu langsung mengingat ucapan wanita tersebut "Dia bilang kamu pasti tau itu, emmm... oh iyah di taman" Randu langsung bergegas ketaman, saat berlari dengan kencang jalan randu dihalangi oleh Rima  "WiSSS Mau kemana nih keren amat?",   "Kamu ga usah tau, awas pergi dari jalanku" akan tetapi Rima terus menghalangi Randu dan tidak mau pergi "Awaas Rimaa jangan menghalangi pergi" Randu makin kesal, "Kalau aku ga mau gimana? Wlee" 

Randu kesal dan mengancam Rima "Kamu akan menyesal" Rima tetap tidak mau pergi "Apa ngancam hah?",  "Sampai hitungan ke ketiga kamu akan tau akibatnya satuu... dua... dua setengah.. Hampir tiga loh kamu masih gamau pergi?" tanya Randu untuk terakhir kalinya, "Gamauu" jawab Rima, kesabaran Randu sudah habis "TIGAAA" Randu langsung mengankat Rima dan membawanya kepepohonan Randu mengikat Rima di pepohonan "Randu Randu jangannn..."  Randu langsung pergi ke taman dan meninggalkan Rima terikat dipepohonan "AWASSS KAU RANDUUU".

 Sesampainya ditaman Randu langsung mencari wanita tersebut, dia mencarinya disetiap tempat ditaman akan tetapi dia tidak menemukannya "Dimana dia yahh?" Randu mengelilingi lagi taman untuk mencari wanita tersebut "Dia dimana yahh? apa dia belum datang" Sambil menggaruk kepalanya Randu memutuskan untuk menunggunya "Yaudah aku tunggu aja disini" Randu menunggunnya akan tetapi wanita itu masih belum datang, "Sepertinya aku harus pulang"

 saat Randu melihat langit dia melihat indahnya pemandangan senja menjelang matahari tenggelam di ufuk barat, "Wauw  Indahnya waktu senja" tak lama kemudian ada seorang perempuan menggunakan kerudung datang dari depan hadapannya membelakangi indahnya senja berjalan mendekati Randu, Randu memperhatikan wajahnya akan tetapi sedikit samar-samar karena waktu senja yang membuat sedikit gelap. Wanita tersebut berjalan semakin mendekat yang membuat wajahnya tampak mulai jelas Randu terus melihat ke arahnya, wajah wanita tersebut semakin jelas dan dia tersenyum ke arah Randu. 

Randu terkejut ternyata dia wanita sipemilik mata indah "Haii Nunggu lama disini?",  dengan tatapan terkesima Randu menjawab "Eu..Lumayan, aku kira kamu ga bakalan datang",  "Maaf jadi nunggu lama, aku hanya ngejawab pertanyaan kamu saja" ucap wanita tersebut, "Hah pertanyaan aku?" tanya Randu kebingungan,  "Iyah, bukannya kamu nanya nama aku kan?" wanita tersebut tertawa melihat wajah Randu kebingungan, tiba-tiba Randu sudah mengetahui jawabannya "

Kau datang saat indahnya matahari terbenam dengan waktu yang bersamaan, saat kau berada jauh dihadapanku kau terlihat seperti matahari yang terbenam yang semakin jauh meninggalkan bumi berganti menjadi malam membuat hati hampa karena kegelapan, semakin pekatnya warna jingga maka membuat langit semakin tampak indah begitupun dirimu semakin dekatnya dirimu maka  membuat hati ini semakin tenang dan orang akan terpana melihat indahnya matahari tenggelam sama seperti senyummu yang akan membuat orang terpaku, terpesona melihatnya"  kata-kata Randu membuat perempuan tersebut tertegun dan membuat hatinya tersentuh,   

"Senja, Namamu adalah Senja kan?" Randu tersenyum, wanita tersebut juga ikut tersenyum dan dia tidak menyangka dia bertemu laki-laki seperti Randu, "Yaa namuku Senja, Senja Triaji Dewinta Lestari" Wanita tersebut mengulurkan tangannya merekapun berjabat tangan "Namaku Randu",   "Randu?" tanya wanita bernama Senja tersebut, "Iyah Randu ajah" jawab Randu, "Pake ajah nya?" Senja bertanya kembali  "Engga maksud aku Randu ajah ga ada kepanjangannya" ucap Randu, Senja langsung tertawa "Hemat banget yahh?" merakapun tertawa bersama.

Merekapun mengobrol sambil jalan ditaman  "Aku belum pernah liat kamu disekolah" ucap Randu,"Iya aku anak pindahan disekolah, udah semingguan" tutur Senja, "Pantes kalo gitu. Coba kamu bilang ke aku dulu kalo mau pindah kesekolah aku, mungkin kita udah saling kenal seminggu yang lalu",  Senja tertawa "Kan kita gak saling kenal mana mungkin aku bilang ke kamu",   "Oh iyayah, ngomong-ngomong pas disekolah aku nyari-nyari  kamu loh disetiap kelas tapi ga nemu kamu"  ucap Randu, "Kamu nyariin aku? mungkin waktu itu aku lagi ke kamar mandi" tutur Senja, "Emangnya kamu kelas mana?" tanya Randu, 

 "Aku kelas Mipa 1, kamu sendiri?" Senja balik bertanya, "Yaa Allah beruntungnya aku tapi lebih beruntung kalo kita sekelas" Randu menggerutu berbicara sendiri, "Hah apa?" tanya Senja, "Enggaaa, eh kelas kita bersebelahan dong soalnya aku kelas Mipa 2".  "Bagus dong" sontak perkataan dari Senja membuat Randu terkejut "Hah bagus?",  "Iya bagus kita bisa belajar bareng" ucap Senja. Mereka mengobrol disepanjang jalan, akan tetapi hari sudah mulai gelap ini waktunya Senja untuk pulang   "Udah mulai gelap nih aku pulang duluan yaahh" .  "Mau dianter?" tanya Randu, "Gausah, makasih yaahh dadah.." 

Senjapun pergi dan langsung menaiki bis, "Dadahh...." saat Senja pergi Randu langsung teringat belum mendapatkan nomer hp nya, Randu mengejar bis tersebut sambil berteriak "Senjaaaa, aku belum tau nomer hpmu" Randu terus berlari,  "Akan ku kasih nanti saat kita bertemu lagi" ucap Senja sambil berteriak juga. Randu langsung menghentikan larinya dan mereka saling menatap dari kejauhan sambil tersenyum.

Rima yang sedang membaca buku sambil mendengarkan lagu didalam kamarnya tiba-tiba mendengar suara aneh dibelakangnya  "Sutt hei sutt Rima"  Rima mulai merasa aneh dengan suara itu, "Itu hanya suara angin Rima ga usah takut" Rima mencoba untuk menguatkan dirinya karena dia mulai ketakutan dan merinding mendengar suara tersebut. "Hei budeg Rima sutt ini aku Randu" Rima langsung menengok kebelakang ternyata itu suara Randu diluar jendela kaca kamarnya  "Randuu, ngapain sih? awas jatuh kamu tuh",   "Buka dulu jendelanya"   Rima membuka jendelanya dan Randu langsung masuk kekamarnya 

"Lama amat dipanggil dari tadi cape tau naik kesini tuh " ucap Randu,  "Oh...Jadi untuk ini kamu ikutan parkour biar bisa masuk ke kamar cewekan?" tutur Rima, "Itu salah satunya sih" jawab Randu, "Kamu tau ga? hari ini aku bahagiaaaaaaa banget, kamu tau ga? tau ga hah? udahlah jangan so tau deh kamu Rima" Randu berkata dengan sangat cepat sedangkan Rima belum berbicara apa-apa "Apaan sih Randu hah?" tanya Rima kebingungan dengan kelakuan sahabatnya itu, 

"Aku tadi ketemuan sama cewe" ucap Randu,  "Alahhhh Bukan hal aneh kalo kamu ketemu cewe, sudahlah aku udah tau endingnya sana jangan ganggu aku lagi baca buku" Rima tidak memperdulikan ucapan Randu, "Ihh Rima denger dulu cewe ini tu berbeda"    "Setiap cewe berbeda kali" Rima meremahkan, "Bukan itu yang aku maksud, maksud aku cewe ini tuh bikin hatiku terasa aneh dan membuat jantungku berdetak dengan kencang. Senyumannya itu membuat seisi dunia terasa berhenti dan serasa kepala sama kaki tuh terpisah" ucap Randu, "Kepala sama kaki memang terpisah bodoh" ,  

 "Kedatangannya tuh dinanti dan kepergiannya itu dirindukan" Randu terus membicarakan  kekagumannya terhadap Senja,  "Jadi siapa nama cewe itu?" tanya Rima, tiba-tiba terdengar suara ayahnya Rima diluar kamar  "Rima buka pintunya" sontak hal tersebut membuat Rima terkejut dan menyuruh Randu untuk pergi "Ada ayah aku cepet kamu pergi dari sini,  kalo tidak mau berurasan dengan tentara" Randupun langsung tegang "Iyaiya aku pergi" Randu pergi lewat jendela lagi walaupun kamar Rima berada dilantai 3 dia bisa turun kebawah karna dia mempunyai bakat parkour. "Awas hati-hati Randu" ucap Rima,   

"Rima buka pintunya, kamu lagi sama siapa?" ucap ayah Rima diluar kamar "Bentar Ayah",  "Ayah denger tadi kaya ada suara laki-laki disini",   "Ah ayah salah denger kali, Ada apa Ayah?" tanya Rima, "Ayo kita makan malam, makanan udah siap dibawah" ucap ayahnya,  "Iya ayah nanti Rima nyusul, Rima beresin buku dulu"     "Cepetan yaaah, Ayah udah laper nih"    "Oke Ayah".

Keesokan harinya disekolah pas jam istirahat, "Randu kamu mau kemana?" tanya Rima, "Bukan urusanmu" Randu sambil mengambil buku dan pulpen dan pergi keluar kelas untuk mendatangi kelasnya Senja. "Assalammualaikum ini kelasnya Senja kan?" suara Randu sontak membuat seisi kelas terdiam dan melihat Randu seperti akan menerkam Randu, Randu terheran-heran dengan semua anak dikelasnya Senja,   "Randuu sini..." Senja melambaikan tangannya ke arah Randu,  "Hallo Senja, aku ga ganggukan?" tanya Randu,  "Enggalah kan ini jam istirahat"  tiba-tiba Randu menyodorkan buku dan pulpennya ke arah Senja "Buat apa ini Randu?" tanya Senja, "Buat nyatet nomor hp kamu" ucap Randu dengan wajahnya polosnya, 

"Kenapa gak langsung diketik aja dihp kamu?" tanya Senja, "Emmm biar ada tulisan kamu dibuku aku" ucap Randu,  Senjapun langsung tersenyum "Ada-ada ajah kamu Randu, nih nomer hpnya" Randu langsung mengambil bukunya "Ini buku akan kujadikan koleksi dimuseum,karna ini sangat bersejarah" merekapun langsung tertawa. tiba-tiba buku yang dipegang Randu diambil oleh seseorang "Buku bersejarah apaan hah?" ternyata yang mengambil buku itu adalah Ricky, Ricky adalah seorang atlet gulat tingkat nasional yang mempunyai badan tinggi besar, tingginya pun mengalahkan tinggi Randu walaupun Randu memiliki badan yang tinggi, Ricky sangat ditakuti oleh anak-anak disekolah dan Ricky merupakan musuh bebuyutannya Randu,  "Aku lupa, ini kelasnya si kentung" Randu menggerutu didalam hatinya,  "Tolong sini balikin bukunya" Randu meminta bukunya dikembalikan kepada Ricky, "Ricky balikin bukunya Randu" ucap Senja, "Ambil sana" Ricky melempar bukunya kebelakang hal itu membuat Randu marah akan tetapi dia tidak berani untuk melawan Ricky bukan hanya badan yang lebih besar tetapi anak buahnya yang sangatlah banyak.  "Ricky, Kamu jangan kaya gitu ke Randu kesian dia" ucap Senja,  "Kamu ga tau Senja, dia anak yang tengil dan pantas untuk dihajar"  ucap Ricky, "Keluar dari kelas gua, atau ga lu babak belur" Ricky mengusir Randu, "Ricky kamu apaan sih, Kamu ga boleh kaya gitu jadi orang" Senja memarahi Ricky dan mereka terus berdebat.
                                              Randu kembali lagi kekelasnya dengan wajahnya yang kesal "Randu ada apa? kenapa wajahmu kesal begitu?" tanya Rima, Randu menggebrak mejanya "Dasar si Kentung, selalu ajah mengganggu dan sok kuat disekolah ini".   "Kenapa lagi hah kamu sama si Ricky? gak bisa gitu kalian tuh akur terus temenan ga usah saling musuhan kaya gitu?"      "Hah apa? temenan? Mending aku temenan sama ikan cupang atau styrofoam seblak sekalian daripada harus temenan sama si Ricky yang kaya gorila itu" Randu begitu kesal dengan Ricky dan Rima terus menenangkannya  "Udaaah Randu jangan emosi terus, santai ajah biarin ajah si Ricky itu". Tak lama kemudian datang seseorang "Assalammualaikum" ternyata perempuan itu adalah Senja, "Ada Randu?"  "Ada tuh dibelakang" ucap teman sekelasnya Randu, "Senja" Randu melihat Senja didepan pintu, "Hah Senja?" tanya Rima, Rima langsung memperhatikan Senja perempuan yang tidak dikenalinya disekolah "Dia wanita yang sangat cantik dan sempurna" Rima menggerutu. Senja datang mendatangi Randu dan Rima  "Emm Randu, maafin yah atas kejadian tadi"  "Lahh kenapa kamu harus minta maaf ke aku, orang kamu gasalah apa-apa" ucap Randu,  "Tapi aku ga enak sama kamu, sikap Ricky ke kamu tadi bener-bener jelek dan memalukan" tutur Senja, "Lahh dia yang salah kamu yang minta maaf" Randu tersenyum, "Aku sebagai sahabatnya dan udah kenal dia dari kecil, aku meminta maaf atas sikap Ricky kekamu"  "Iyaa santai aja, sikap Ricky memang kaya gitu disekolah udah ga aneh" akan tetapi Randu menggerutu dalam hatinya "Si Kentung ternyata udah sahabatan dari kecil sama Senja, bagaimana ini bisa terjadi".    "Oh iyah kenalin ini juga sahabat aku namanya Rima" Randu memperkenalkan mereka berdua Senja dan Rima.  Senja menyodorkan tangannya ke arah Rima  "Halo namaku Senja"     "Hai aku Rima, salam kenal yaahh"  ucap Rima, "Iyaahh salam kenal juga. Kamu perempuan yang cantik Rima" tutur Senja,  "Aaah terima kasih, tapi lebih cantikan kamu" ucap Rima  "Engga, cantikan kamu Rima" ucap Senja, "Ihh enggalah lebih cantikan kamu Senja" tutur Rima. Mereka terus saja saling memuji kecantikan masing-masing dan hal ini membuat Randu pusing "Yaa Allah, muji cantik juga harus diover-over udah kaya bola ajah, Kesian Tuh si cantik nanti pusing diover-over terus"  Senja dan Rima langsung tertawa. "Biarin dong Randu, sirik aja kamu" ucap Rima,  "Iya maaf deh, kalo boleh ngasih saran kalian berdua sama-sama cantik yang ngebedain kalo Senja ga punya jakun sedangkan kamu punya jakun" Randu tertawa terbaha-bahak, Rima pun langsung mencubit Randu "Iiiih Randu kamu yaahh"  "Aw..aw.. ampun Rima ampunnn"Randu kesakitan, Senja hanya tersenyum melihat kebersamaan mereka. Mereka bertigapun mengobrol dan tertawa bareng-bareng, mereka sudah menjadi teman baik, saking asiknya mengobrol dengan penuh canda tawa tak lama kemudian bel masuk berbunyi "Yaah bel masuk" ucap Randu,  "Aku ke kelas dulu yah dadah.." ucap Senja, "Iyah lain kali kita ngobrol lagi" tutur Rima, Senja langsung menuju kembali kekelasnya.
                                              Bel sekolah berbunyi waktunya pulang kerumah, "Senja maaf ya aku ga bakalan bareng sama kamu, aku mau latihan dulu" tutur Ricky, "Gapapalah Ricky, aku bisa pulang sendiri kok"  ucap Senja, "Kalo ada apa-apa telfon aku aja OK".  Saat Senja akan keluar gerbang sekolah dia mendengar seseorang memanggilnya dari belakang  saat ditengok tidak ada siapa-siapa  dan saat Senja berbalik lagi tiba-tiba dia dikagetkan oleh sosok Randu didepannya "BAAAA"   "Ihh Randu kamu ngagetin ajah" Randu langsung tertawa.  "Dimana Rima?" tanya Senja, "Biasalah dia kumpul OSIS dulu" ucap Randu. "Kenapa kamu belum pulang?" tanya Senja,   "Kenapa yaa? emm mungkin nungguin kamu" jawab Randu,     Senja tertawa "Bohong bangettt",  "Ih beneran, yuuk kita pulang bareng".   Senja dan Randupun mereka pulang bersama, disepanjang jalan Randu terus membuat Senja tertawa dengan kelakuannya.  "Kamu pernah liat tanaman kalo lagi malu gak?" tanya Randu,  "Aneh banget emang tanaman bisa ngerasain malu?" Senja tersenyum,  "Sini-sini kalo ga percaya,   Liat yah tanaman ini kalo aku sentuh bakalan malu" Randu menunjukan dan menyentuh tanaman putri malu kepada Senja  "Coba sentuh sama kamu" Randu menyuruh Senja menyentuh tanaman putri malu tersebut dan Senjapun menyentuhnya dan dia merasa senang "Ih keren daunnya bisa malu kaya gini saat disentuh".   Randu tersenyum melihat Senja sangat senang menyentuh daun putri malu, karna terlalu asik Senja malah tidak sengaja menyentuh duri tanaman putri malu  "Aw sakit" tangan Senja berdarah, "Hati-hati Senja, tanaman ini ada durinya" hal itu membuat Randu sedikit panik "Sebentar yah aku mau ke warung disebrang kamu diem aja disini". Randu langsung berlari membeli plester luka dan membalutkan plesternya ketangan Senja "Aku pinjem dulu tangan kamu, aku plester dulu lukanya biar darahnya ga terus keluar yah". Senja merasa senang dan kagum kepada Randu karna dia sangat perhatian kepadanya "Udah, amankan sekarang?" tanya Randu, Senja hanya menganggukan kepalanya sambil tersenyum.
                                              Merekapun melanjutkan perjalanannya, "Boleh aku nganter kamu sampai rumah?" tanya Randu,  "Boleh, kalo mau mampir juga boleh" ucap Senja, ucapan Senja membuat Randu senang "YESS, bentar yahh" tiba-tiba Randu pergi kearah ibu-ibu yang jualan sayuran  "Bu, ini kangkung berapaan seiketnya?" tanya Randu ke Ibu-ibu pedagang sayuran, "Seribu seiket dek"  "Beli lima iket yaa Bu". Randu langsung kembali ke tempat Senja, Senja tertawa "Itu kangkung banyak-banyak amat, buat apa?" tanya Senja, "Buat Ibu kamu, sebagai perkenalan aku dan ibu, kamu karna aku ga bisa ngasih bunga buat ibu kamu yaudah pake kangkung ajah" tutur Randu,  "Ada-ada ajah kamu Randu" Senja tertawa dengan kelakuan Randu.  Merekapun tiba dirumahnya Senja  "Assalammualaikum" merea mengucapkan salam bebarengan dan ibunya Senja datang "Walaikumsalam, Eh ada tamu", Randu langsung mengangguk dan tersenyum ke arah ibunya Senja "Kenalin mah ini temen aku, namanya Randu".  "Assalammualaikum Tante, saya Randu" ucap Randu, "Saya ibunya Senja, nama kamu tadi siapa Rindu kan?" tanya ibunya Senja,  "Iyah tante, nama saya Rindu kalo malem karna sekarang siang nama saya jadi Randu" ucapan Randu membuat Senja dan ibunya tertawa, "Bisa aja kamu" Ucap ibunya Senja,  "Oh iyah ini Kangkung buat tante" Randu memberikan kangkungnya kepada ibunya Senja, "Aduhh banyak-banyak amat ini kangkung" tutur ibunya Senja, "iyah tante ini sabagai tanda perkenalan kita sebelum lebih jauh lagi" Randu terus membuat Senja dan ibunya terus tertawa "Yaudah kalo begitu ayo masuk ke dalem, kita makan siang bareng". Merekapun makan siang bareng, saat dimeja makan mereka mengobrol dan mendengarkan ceritanya Randu yang konyol-konyol. Mereka tertawa bersama, ibunya Senja sangat senang saat dia memperhatikan Senja yang tertawa penuh dengan kebahagiaan yang sudah lama ia tak lihat. Tak lama kemudian Randu berpamitan untuk pulang karena dia ingat ada janji dengan ibunya ditambah hari sudah sore "Yaudah tante Randu mau pulang, kesian Ibu Kanjeng dirumah pasti nungguin. Makasih buat hari ini tante, makasih juga buat kamu Senja  Dadahh... Assalammualaikum!!" Randupun pergi untuk pulang, Senja dan ibunya melihat Randu dari teras dan tiba-tiba ibunya Senja berbicara "Mamah udah lama galiat kamu sebahagia hari ini, Rasanya tenang hati mamah",  Senja hanya tersenyum. "Dia anak yang baik yahh? ceria penuh energi, lucu pula" ucap ibunya Senja, "Iya mah, dia tuh lucu banget selalu ajah bikin Senja ketawa sama cara ngomongnya dan kelakuannya yang aneh" tutur Senja.  "Dia sudah mengembalikan Senja yang dulu, membuat Senja tertawa kembali dan membuat perasaan Senja kembali bahagia Mamah rasa dia suka sama kamu dan kamu juga pasti suka sama diakan?" tanya ibunya Senja, Sontak pertanyaan itu membuat Senja menunduk dan sedih "Eh kenapa?"tanya ibunya Senja dengan perasaan khawatir,  "Gimana yaa mah, hati ini ga bisa bohong tapi aku gamau sampai ada ditengah-tengah hubungan Randu dengan sahabatnya yaitu Rima, hubungan mereka sangatlah erat ditambah aku takut dan ga mau bikin Randu bersedih dengan kekurangan yang aku derita ini" perkataan Senja membuat mata Ibunya berkaca-kaca "kamu akan baik-baik saja" merekapun berpelukan.
                                              Saat perjalanan menuju pulang Randu bertemu dengan Ricky yang akan pergi ke rumah Senja, "Ngapain lo ada disini?" tanya Ricky dengan tatapan menyeramkan. Randu hanya tersenyum sembari menatap Ricky dan langsung pergi dari hadapan Ricky "Kenapa lo senyum-senyum hah?  Hei mau kemana?".  Rickypun langsung pergi kerumah Senja  "Senja ini ada temen kamu si Ricky" ucap ibunya Senja, Senjapun datang mendatangi Ricky  "Senja, apa tadi Randu kesini?" tanya Ricky, "Oh kamu tadi papasan sama dia?  Iyah dia habis dari sini, dia nganterin aku pas pulang sekolah" ucap Senja,  "Kenapa dia baru pulang kalo hanya mengantarkan saja?"   tanya Ricky kesal karena merasa cemburu,  "Iya tadi kita ngobrol sama makan bareng dulu,  Ricky aku mau istirahat dulu yahh kepalaku sedikit pusing" ucap Senja,  "Tapi Senja aku kan baru dateng"    "Kalo ada apa-apa tinggal ke mamah ajah"  Senja langsung pergi ke kamar meninggalkan Ricky. "Jadi lo mau ngerebut Senja dari gua, Randu lo akan menyesal" Ricky sangat kesal juga marah kepada Randu karena dia curiga Randu akan mengambil Senja darinya, karna Ricky sangat menyukai Senja.
"Assalammualaikum Ibu Kanjeng, maaf telat habis main dulu dirumah besan kita" Randu baru saja pulang ke rumah akan tetapi Randu dikejutkan oleh perkataan ibunya "Walaikumsalam, kenapa kamu pulang?"      "Ya Allah ga boleh anaknya pulang?"     "Bukan kaya gitu tapi kamu ga tau apa yang sudah dialami sahabat kamu Rima?"      "Rima? emang kenapa?" tanya Randu,  "Rima kecelakaan dia jatuh dari tangga tadi mamahnya nelpon" ucap ibunya Randu,  "Sekarang Rima dimana?" tanya Randu dengan panik   "Dia ada dirumahnya"   Randu langsung berlari dengan sangat panik menuju kerumahnya Rima.  "Assalammualaikum Mahrim!!  Gimana keadaan Rima?" tanya Randu dengan panik,  "Walaikumsalam, keadaan Rima membaik kamu liat aja ke atas" ucap ibunya Rima. Randu pergi menuju kamarnya Rima saat masuk kekamarnya Randu menatap Rima dengan marah sedangkan Rima hanya tersenyum malu menunjukan giginya  "Jangan nyengir kamu, kenapa ini bisa terjadi hah?" tanya Randu,  "Aku jatuh di tangga sekolah tadi" ucap Rima tersenyum, "Emmm baguuuss, cerobooh ga hati-hati jadi orang Dasar"   "Yaa maaf"ucap Rima menyesal,   "Yaudah lain kali hati-hati, sekarang gimana kakinya mendingan kan?" tanya Randu,   "Alhamdulillah mendingan, tapi sakit kalo jalan ini juga tangan kanan aku sakit" tutur Rima,  "Kalo gitu istirahat besok ga usah sekolah, kalo udah sembuh baru sekolah" Saat Randu sedang berbicara tiba-tiba suara perut kelaparan terdengar keras diperutnya Rima "Hehe...  Aku lapar!" Rima tersenyum malu,  "Yaudah aku ambilin makanan yahh" Randu pergi kedapur dan membawakan makanan untuk Rima "Nihh makan sampai habis yahh"   "Makasiih". Randu melihat Rima kesulitan untuk makan karna tangan kanannya sedang sakit dan saat Rima akan makan menggunakan tangan kiri tiba-tiba Randu merebut makanannya Rima "Sini biar aku suapin, ga boleh tau makan pake tangan kiri tuh" ucap Randu,  Randupun menyuapi Rima. Rima terus menatap Randu dan membuatnya menyadari sesuatu hal terhadap Randu   "Perasaan apa ini? Apa aku menyukai Randu?" Rima berbicara didalam hatinya penuh dengan kebingungan. Setelah cukup lama bersama Rima, Randu pamit pulang "Aku pulang dulu yaah,  kamu harus sehat Semangat!!!"  "Makasih yah Randu" ucap Rima, Randu hanya tersenyum saja.
                                             Keesokan harinya disekola, Randu ingin mendatangi Senja ke kelasnya. Akan tetapi, Randu malas jika harus bertemu dengan Ricky akhirnya Randu memutuskan untuk pergi ketengah lapang dan bermain basket sendirian "Duh coba ajah Rima sekolah mungkin aku ada lawan buat main basket" Randu menggerutu sambil memainkan bola basket, tiba-tiba terdengar suara Senja dibelakangnya "Aku bisa jadi lawanmu" ucap Senja, "Senja" Randu terlihat senang saat Senja datang  "Emang kamu bisa mainnya?" tanya Randu,   "Engga sih, tapi aku akan mencobanya" tutur senja. Randu menjelaskan bagaimana cara bermain bola basket dan merakapun bermain bola basket bersama. Tawa terus menghiasi mereka saat bermain bola basket. Randu tidak begitu serius bermain bola basketnya dia selalu saja menyelipkan kelakuan konyol disetiap pertandingannya dengan Senja, yang membuat Senja terus tertawa. Karena terlalu cape Senja merasa badannya terasa lemas dan jantungnya makin berdetak kencang  dia terus memegangi dadanya. Tiba - tiba Senja tergelepak dilapang yang membuat Randu terkejut dengan kejadian itu  "Senja Senja kamu kenapa Senja? Heii Senja kamu kenapa? Tolong PMR!!!" Randu panik,  Ricky yang melihat kejadian itu langsung berlari mendekati Senja dan Randu. Kerah bajunya Randu ditarik dan wajahnya pun dipukul oleh Ricky   "Ini semua gara-gara lo, coba saja kalo Senja gak diajak main basket sama lo mungkin dia akan baik-baik saja" ucap Ricky dengan sangat marah kepada Randu, Randu hanya terdiam saja, bibirnya terluka karena terkena pukulan Ricky dan Randu hanya melihat Senja dibawa oleh Ricky tanpa.
                                             Randu terdiam dikelasnya dia merasa sangat bersalah atas kejadian tadi yang menimpa Senja, hatinya merasa khawatir dengan keadaan Senja "Senja, apa kamu baik-baik saja?"  Randu memutuskan untuk mecari Senja di uks sekolah, akan tetapi Randu tidak menemukannya. Randupun mencarinya kekelasnya "Apa Senja ada disini?" tanya Randu kepada teman sekelasnya Senja, "Senja udah pulang kerumahnya" jawab teman sekelasnya Senja, "Apa dia baik-baik saja?"    "Sepertinya dia baik-baik saja" tutur temannya Senja, "Alhamdulillah". Randu berniat untuk menengok Senja saat pulang sekolah. Bel pulang berbunyi, Randu langsung pergi kerumahnya Senja akan tetapi rumahnya tampak sepi tidak ada orang. Bel rumah terus dipencet oleh Randu akan tetapi tidak ada yang datang "Senja kamu kemana?" Randu kebingungan. Randu tidak bisa bertemu dengan senja karena dia tidak tau Senja berada dimana, Randu sangat khawatir dengan kondisi Senja dan dia juga merindukan Senja. Dia memutuskan untuk pergi ketaman, dia berniat untuk menenangkan diri dan menunggu datangnya pemandangan indah diwaktu senja.
Waktu senja sudah datang dan pemandangan senja disore hari sudah mulai tampak. Sambil menengok kelangit sembari duduk Randu menyapa langit dengan perasaan bersalah "Hai Senja" tiba-tiba ada yang menjawab sapaannya "Hai juga Randu"  Randu terkejut dan merasa aneh, ekspresinya sangat kebingungan. "Ehh Siapa yang ngomong tadi?" Randu kebingungan, "Aku yang sedang kau pandang" Randu semakin kebingungan.  "Yang sedang ku pandang kan langit yang indah, tapi masa langit bisa ngomong. Aduh sepertinya aku mengigau aku butuh istirahat" Randu berdiri dan berniat untuk pulang, saat Randu memandang kedepan ternyata ada Senja didepan hadapannya. "Senja" ekspresi Randu sangat senang,"Aku pikir langit yang berbicara padaku, eh Bagaimana keadaanmu?" tanya Randu,  "Alhamdulillah aku baik-baik saja, mungkin tadi cuman kecapean ajah" Senja tersenyum,  "Alhamdulillah kalo gitu, ini semua gara-gara aku ngajak kamu main basket" Randu merasa bersalah, "Ini semua bukan kesalahan kamu, memang akunya aja yang lemah. Maaf yah udah bikin kamu merasa bersalah dan khawatir"    "Harusnya aku yang minta maaf Senja" tutur Randu.  Senja hanya tersenyum saja "Tadi aku kerumahmu, tapi dirumahmu tidak ada siapa-siapa? tanya Randu, "Aku pergi ke rumah nenekku biar aku merasa baikkan" ucap Senja. Senja langsung melihat luka dibibirnya "Bibir kamu kenapa?" tanya Senja, "Apa? Oooh ini tadi aku makan sate terus ke gores sama tusuknya" Randu berbohong, bibirnya luka karena dipukul oleh Ricky tadi. Senja mendekat menatapi Randu, Randu merasa canggung dengan situasi tersebut. "Kamu bohong pasti ini gara-gara Ricky. Tunggu sebentar aku mau cari obat luka dulu, kita obatin luka dibibirmu" ucap Senja,  "Gausahhlah akukan laki-laki ini mah ga ada apa-apanya lagian aku pantes nerima ini" Akan tetapi Senja tetap pergi mencari obat luka.
Senja kembali membawa obat luka dan langsung mengobati luka dibibirnya Randu "Senja ga usah repot-repot akukan laki-laki kuat" ucap Randu.  "Aw aw pelan-pelan Senja  periiiih" Randu kesakitan saat Senja mengobati bibirnya yang luka. "Katanya aku kuat" ucap Senja, Randu hanya tersenyum malu. "Maaf ya Senja malah jadi aku yang diobatin sama kamu" ucap Randu,"Gapapalah Randu yang penting kamu sehat" Ucap Senja    "Kamu juga harus sehat Senja, biar kamu selau ada buat aku" ucap Randu dengan bercanda,  "Aku akan berusaha sebelum aku pergi" tutur Senja,    "Hah Pergi?" tanya Randu akan tetapi Senja tidak menjawabnya.  "Lihat pemandangannya begitu indah" Senja menunjuk ke arah langit, tiba-tiba Senja memposisikan tangannya seperti berdoa  "Senja merupakan waktu tersebarnya rahmat Allah swt, ayo kita berdoa semoga Allah selalu melindungi kita dan orang yang kita cintai"  Senja langsung memejamkan matanya sambil berdoa, Randu langsung mengikuti apa yang Senja lakukan. Akan tetapi disaat mereka berdoa Randu hanya menatap wajah Senja yang sedang berdoa, Senja tidak menyadarinya karena Senja menutup matanya  Randu terpesona dengan Senja yang sedang berdoa. Sambil memandang Senja Randu berbicara dalam hatinya "Yaa Allah kau ciptakan makhluk ini begitu cantik dan sempurna dan saat aku melihatnya aku sungguh sangat mencintainya. Aku mohon padamu Yaa Allah jangan pisahkan kami akan tetapi satukan kami untuk selamanya" .  Senja juga berdoa dalam hatinya "Kabulkanlah Yaa Allah doanya Randu, buatlah dia selalu bahagia Yaa Allah, Aamiin". Mata Senja tiba-tiba terbuka dan langsung melihat kearah Randu, yang membuat Randu langsung salah tingkah karna Randu dikejutkan saat dia terus memperhatikan Senja saat berdoa,  Senja yang menyadarinya hanya tersenyum  "Andaikan Aku punya banyak waktu bersamamu" Ucap Senja didalam hatinya.
                                              Merekapun pulang, Randu mengantarkan Senja kerumahnya. Saat sampai depan rumah Senja, Senja tiba-tiba mengatakan sesuatu "Makasih yaahh" ucap Senja, "Makasih? buat apa?" tanya Randu.  "Yaa makasih,karna kamu buat aku selalu bahagia dan telah hadir dihidupku Dadah..." Senja menjawab dan langsung pergi tersenyum sambil berlari ke rumahnya. Randu langsung syok dan langsung tersenyum dengan perkataan Senja "Yaa Allah apa ini benar? Sepertinya dia menyukaiku,  Yessssss" Randu sangat behagia sekali dia menari-nari karna sangat senang dengan perkataan Senja. Randu berlarian saat menuju pulang karna sangat bahagia, saat berlari dia tidak melihat kearah depan dan menabrak Ricky. Randu terpental karna menabrak badan Ricky yang besar, ekspresi wajah Ricky sangat marah akan tetapi Randu hanya tersenyum "Sorry bro gua galiat" ucap Randu. Randu menatap wajah Ricky dengan senyum kemenangan dan Randupun langsung malanjutkan perjalanan pulangnya. "Lu gabakalan bisa ngambil Senja dari gua" Ucap Ricky menggerutu, tanpa disangka ternyata Ricky mengawasi Randu dan Senja saat berduaan tadi ditaman, Ricky sangat cemburu melihat mereka berduaan dan Ricky semakin benci terhadap Randu.
Malampun tiba, Randu senyum-senyum sendiri dikamarnya dan nyanyi-nyanyi gajelas yang bikin ibunya merasa terganggu dengan suaranya.  "Randuuuu berisik jangan nyanyi malem-malem pamali" teriak ibunya. "Lah ibu Kanjeng sendiri kenapa teriak-teriak, pamali tau" ucap Randu, "Fix uang jajan kamu dikurangin" Ibunya berteriak lagi, "Iya Maaf ibu Kanjeng" ucap Randu sambil tertawa. "Senja aku sangat senang sekali hari ini terima kasih, dan kamu tunggu saja besok yaah" Randu berbicara sendiri sambil bercermin setelah itu Randupun langsung berbaring ditempattidurnya.  Ditempat berbeda, Rima dikamarnya sedang melihat foto-foto kebersamaannya dengan Randu dan sambil tersenyum-tersenyum sendiri "Randuu Randuu kamu tuh keras kepala, anak yang ceroboh juga anak yang nyebelin tapi kamu selalu ada buat aku dan membuat hari-hariku sangat bahagia, siapapun yang dekat denganmu dia akan merasa bahagia, dasar Randu". Tiba-tiba Rima terdiam "Ada apa ini? kenapa hatiku merasa beda? Jangan-jangan iniiii..." Rima langsung tersenyum sambil memegang dadanya, "Randu, kamu harus bertanggung jawab dengan perasaan ini" ucap Rima tersenyum malu. "Aku besok harus sekolah dan bertemu Randu".
                                              Keesokan harinya disekolah, Rima yang kembali lagi masuk kesekolah kesulitan untuk berjalan masuk kekelasnya karena kaki yang sakit saat terjatuh ditangga. Rima terlalu memaksakan berjalan dia tampak kesakitan saat berjalan dilapang sekolah menuju kelasnya. Dia berhenti sejenak ditengah lapang, tiba-tiba dia melihat Randu berjalan mendekatinya dengan ekspresi tersenyum "Randuu" Rima sangat terpesona saat melihat Randu, jantungnyapun berdetak kencang "Dia terlihat sangat keren" Rima menggerutu didalam hatinya.  "Dasar keras kepala, jangan maksain kalo masih sakit" Randu langsung menggendong Rima, yang membuat Rima terkejut dan dengan ekspresi yang syok dia menatap wajah Randu "Awas tu mata keluar" ucap Randu, Randupun menggendong Rima kedalam kelas. Senja yang melihat kejadian itu dia hanya tersenyum.
Bel Istirahatpun berbunyi, Randu mencari Senja  ke kelasnya karena akan dia akan mengatakan sesuatu kepada Senja "Assalammualaikum ada Senja?" tanya Randu kesemua anak kelas teman sekelasnya Senja,  "Gak ada" jawab teman sekelasnya Senja,  "Dia kemana?" tanya Randu,  "Kita ga tau".  Randupun langsung mencari Senja dimanapun disetiap sudut sekolah akan tetapi didihadang oleh Ricky dan teman-temannya. "Lo cari siapa hah?" tanya Ricky,  "Gua cari Senja" jawab Randu, "Senja? dia ga ada, dia udah pulang duluan" ucap Ricky,  "Kenapa dia pulang duluan? Apa dia sakit?" tanya Randu,  "Bukan urusan lo!!!" ucap Ricky dengan nada tinggi.  "Heii Broo gua cuman nanya santai dikit napa!!" .  Tiba-tiba kerah baju Randu ditarik oleh Ricky "Jauhi Senja lo hanya memberi dampak buruk bagi Senja, Senja dia milik gua jika elo masih ngedeketin Senja lo bakalan habis" ucap Ricky dengan nada mengancam,  Randu hanya tersenyum dan langsung melepaskan pegangan Ricky yang memegang kerah bajunya Randu "Apa lo bodoh atau gimana hah? Apa lo ga ngerasa bahwa Senja itu suka sama gua? dan  Sore ini gua bakalan kerumahnya dan mengungkapkan semua rasa gua kepadanya dan gua yakin Senja dan Randu akan bersama dan Ricky dia pecundang yang hanya akan melihat kebersamaan kita" Randu tersenyum dan langsung pergi meninggalkan Ricky.  Ricky sangatlah marah "Sial!!" Ricky memukul laci hingga rusak,  "Sore ini, Kita harus hentikan dan habisi dia sebelum dia bertemu dengan Senja" ucap Ricky kepada semua anak buahnya. Ricky berniat untuk menghabisi Randu, karena dia tidak mau Senja menjadi milik orang lain apalagi jika rivalnya Randu yang mengambil Senja.
                                              Rima yang sedang terduduk dilobi sekolah didatangi oleh Randu "Randu dari mana aja kamu?" tanya Rima, "Aku habis dari kelas sana" jawab Randu, "Randu, ada yang mau aku omongin sebenernya aku...." Saat Rima berbicara Randu langsung memotong pembicaraannya "Sebenernya apa? Sebenernya kaki kamu masih sakitkan? Dasar keras kepala, kenapa sekola hah kalo masih sakit" ucap Randu, "Ih bukan gitu, tau ah males" tutur Rima, "Ih gitu amat yaudah aku juga males gara-gara ga jajan lapar nih, mau nitip ga? Aku mau kekantin nih" tanya Randu, "Engga ah"  Rima langsung bete, Rima merasa ini bukan waktu yang tepat baginya mengungkapkan rasa kepada Randu. Rima berpikir untuk mengajak Randu ketaman yang selalu mereka datangi saat melihat pemandangan di waktu senja "Sepertinya aku harus mengajaknya ke taman".  Saat Randu pulang dari kantin Randu langsung memberikan minuman dingin kepada Rima "Nih air dingin jangan diminum ini buat nge kompres kaki kamu yang sakit" Ucap Randu,   "Harusnya Es batu buat ngompres bukannya air minum" tutur Rima,  "Bercanda kali, itu buat kamu minumlah" ucap Randu. "Randu, kamu bisa ga dateng ketaman sore ini?" tanya Rima, "Mau apa?" Randu menanya balik,  "Ada sesuatu yang aku mau omongin sama kamu" jawab Rima,  "Kenapa harus ditaman? disini aja kali, Oh iyah aku juga mau ngomong sesuatu sama kamu, tapikan kamu duluan yang mau ngomong sama aku, yaa kamu dulu" tutur Randu. "Kamu dulu ajah" ucap Rima, "Rima kamu duluan yang ngomong" ucap Randu,"Ga mau kamu aja dulu".  Setelah saling lempar siapa dulu yang duluan ngomong, akhirnya bel masuk kelas berbunyi "Nanti ajah sore aku ngomongnya pas ditaman ok?" ucap Rima, "OK nanti sore ajah ditaman, aku antusias banget mau ngomongin ini sama kamu" Ucap Randu.
Sorepun tiba, Rima sedang duduk ditaman sambil memegang bunga menunggu Randu datang. Rima berpenampilan sangat berbeda dia terlihat begitu cantik, itu dia lakukan demi bertemu Randu. Setelah menunggu lumayan Lama, Rima berdiri dan melihat Randu berlari mendekatinya dari kejauhan. Rima terus menatap Randu, pada akhirnya Randu mendekatinya dan berkata "I Love Youu", Rima terkejut dengan perkataan tiba-tiba Randu dan Rimapun langsung tersenyum, mereka terus saling tatap sambil tersenyum "Yaah I Love You.. Aku tidak tau cara mengungkapkan cinta kepada seseorang tapi yang hanya bisa aku katakan hanyalah I LOVE YOU" Ucap Randu sambil tersenyum, "I Love You Too" Rima menjawab perkataan dari Randu, akan tetapi tanpa disangka Randu tiba-tiba berkata "Semoga saja dia menjawab seperti itu", ucapan Randu membuat Rima kebingungan, ekspresinya langsung berubah. "Dia?" tanya Rima, "Iyah diaaa Senja, hari ini aku bakalan mendatanginya kerumahnya dan menyatakan semua rasa dihatiku" ucap Randu. Sontak jawaban dari Randu membuat Rima sangat sakit, hatinya begitu hancur dan air matanya ingin sekali keluar. Akan tetapi, dia berpura-pura bahagia mendengar hal itu dari Randu "Wah bagus dong Senja itu wanita yang baik" ucap Rima, "Iyah dia wanita yang baik dan berbeda dari yang lain, oleh karena itulah aku sangat mencintainya" Ucap Randu. Rima tersenyum tapi dengan hati yang sangat sedih dan tersakiti, "Tunggu apa lagi? Kamu harusnya pergi dan datengin dia, ungkapkan semua hati kamu" Ucap Rima kepada Randu, "Iyah aku akan pergi kesana, eh tapi kan kamu katanya mau ngomong sesuatu sama aku,   mau ngomong apa?" tanya Randu, rasa sedih Rima sangat susah untuk ditahan lagi matanya sudah terlihat berkaca-kaca "Eh kamu kenapa nangis? Ada apa hah?" tanya Randu,  "Hari ini aku sangat senang sekali, kakak ku Rizal akan pulang malam ini dari dinasnya di Palestina" ucap Rima,  "Oh jadi kamu mau ngomongin tentang ini? Selamat yah kakakmu telah menyelesaikan tugas negaranya" ucap Randu.Padahal bukan itu yang mau diomongin oleh Rima akan tetapi  seluruh isi hatinya kepada Randu, Rima langsung memberikan bunganya kepada Randu  "Nih bunga, kasih ke Senja pasti dia bakalan seneng banget" tutur Rima,   "Terima Kasih Rima, Kamu sahabat terbaik didunia ini" ucap Randu,  "Udah tinggal tunggu apa lagi pergi sana dan datangi Senja, semoga kamu berhasil" Ucap Rima,"Makasih Rima, doain yah aku pergi dulu" Randu langsung pergi untuk menuju rumahnya Senja. Setelah Randu pergi Rima meneteskan air matanya.
                                              Randu berlari dengan sangat senang dan percaya diri menuju rumahnya Rima. Saat diperjalanan hujanpun tiba-tiba turun dengan sangat deras, walaupun hujan dan bajunya basah. Randu merasa air hujan yang menjatuhinya malah membuatnya semakin bahagia dan ingin segera menyatakan perasaannya kepada Senja, dia tetap melanjutkan perjalanannya sambil berlari.    Akhirnya, dia sampai dirumahnya Senja  "Assalammualaikum!!!",       Senjapun membukakan pintunya "Walaikumsalam eh Randu, ada apa hujan-hujan kamu kesini?" tanya Rima, Randu tidak menjawab pertanyaan dari Senja, dia hanya senyum terdiam sambil kegigilan. "Eh Randu maaf, ayo masuk kerumah dan keringin badan kamu pakai handuk" Ucap Senja,  Randu langsung masuk kedalam rumahnya Senja  "Sebentar yah aku ambil dulu handuk".  Senjapun kembali dan memberikan handuknya kepada Randu "Nihh Keringin badan kamu, kamu sengaja kesini?",     "Iyah"  Randu hanya menjawab dengan singkat dan tidak berperilaku seperti biasanya membuat Senja merasa ada yang aneh dari Randu."Senja sebenernya aku mau ngomong sesuatu, saat pertama aku melihatmu aku langsung mengagumimu danmenyukaimu" ucap Randu,  "Kenapa hatiku merasa Randu akan mengutarakan isi hatinya kepadaku" ucap Senja didalam hatinya,  "Saat kamu datang dihidupku, hatiku tidak lagi merasa hampa. Aku tau ini terlalu cepat, tetapi aku sangat yakin inilah yang terbaik. Senja sebenernya aku ingin bilang bahwa Aku Cin......" Saat Randu akan mengutarakan hatinya kepada Senja tiba-tiba Randu teralihkan karena melihat sebuah foto dimeja  "Foto siapa ini?" tanya Randu kepada Senja,  "Oh ini foto akulah" jawab Senja, "Bukan maksud aku siapa yang berfoto disebelahmu ini?" tanya Randu dengan serius,  "Oh dia yang disebelahku, nama dia adalah Tama" jawab Senja, "Tama?"    "Iyah dia Tama dia adalah dokter muda, dia juga adalah orang yang selalu ada buatku dan selalu berusaha melakukan apapun untuku memberiku banyak kebahagiaan. Dia adalah orang yang aku sukai dan foto ini diambil saat dia melamarku waktu itu" tutur Senja, Randu terkejut "Apah melamar?"   "Iyah dia melamarku dan dia sekarang sedang ada diluar kota, dia sedang menungguku lulus sekolah dan setelah aku lulus aku akan menikah dengannya. Randu kamu harus dateng yahh" ucap Senja. Hati Randu langsung tidak karuan mendengar hal itu, dia sangat kecewa hatinya sangat tergores.
Randu terdiam menahan hatinya yang sangat sakit, dia sangat kecewa air matanya ingin sekali keluar akan tetapi Randu terus menahan rasa sakitnya. "Randu ada apa? tadi kamu mau ngomong apa maaf jadi kepotong sama cerita aku hehe" ucap Senja,  "Aku mau pulang ajah" tutur Randu,  "Lah kenapa? eh itu bunga lucu banget apa itu buat aku?" tanya Senja,  "Bukan, ini bukan untukmu tapi untuk ibumu" ucap Randu, ternyata ibunya Senja sedang melihat mereka tanpa diketahui oleh Randu dan Senja nya sendiri, ibunya Senja menyaksikan semua yang terjadi.  Randupun melihat ibunya Senja "Tante ini bunga buat tante, cocok banget bunga ini untuk tante" ucap Randu, "Makasih yaah Randu" ibunya Senja dengan wajah sedih karena melihat apa yang terjadi antara Randu dan anaknya.  "Oh iyah Randu mau pulang ajah Tante" ucap Randu,  "Tapi diluar masih hujan Randu" ucap ibunya Senja, "Gapapa tante Randu pulang dulu yah Assalammualaikum" Randupun pergi berjalan menuju keluar rumahnya Senja tanpa berbicara dan menatap wajahnya Senja. Randu berjalan dengan rasa sedih dan  penuh dengan kekecewaan, dia tidak memperdulikan kesehatannya walau badannya terus diguyuri air hujan yang lebat. Senja yang melihat dari jendela meneteskan air matanya "Senja kamu mencintainya kan?" tanya ibunya, "Tidak mah, aku tidak mencintainya" jawab Senja, "Kamu berbohong, terus air mata ini? apakah ini bukan cinta?" tanya ibunya,  "Tidak mah, tidak , aku tidak mencintai Randu" tutur Senja,  "Siapa yang bilang itu adalah Randu?" Senjapun terdiam.   "Iyah kamu tidak mencintainya akan tetapi kamu sangat mencintainya kan?  Randu adalah orang yang sangat kamu cintai, dia telah membuat kebahagiaanmu kembali. Sekarang tatap Mamah dan bilang bahwa kamu tidak mencintai Randu" tutur ibunya, Senjapun menatap ibunya akan tetapi dia tidak bisa berkata apa-apa  "Apa dayaku mah, aku tidak akan lama didunia ini dan itu hanya akan membuatnya sangat sedih" ucap Senja,  "Tidak kamu akan baik-baik saja" ucap ibunya,  "Tidak mah, aku akan pergi dengan segera tidak ada perkembangan dengan pengobatanku. Aku sekarat mah, aku sekarat" ucap Senja, dia tak tahan menahan air matanya dan diapun menangis,  "Tidak nak, kamu akan baik-baik saja percaya sama mamah" Ibunya pun ikut menagis,  merekapun berpelukan.
                                             Randu berjalan ditengah hujan dengan begitu sedih dan kecewa, dia tidak menyangka Senja orang yang disukai ternyata sudah memiliki calon suami. Ditempat berbeda Ricky dan teman-temannya bersiap menghadang Randu untuk bertemu Senja, karena Ricky sangat takut jika Randu mengungkapkan isi hatinya kepada Senja dan membuat Senja menjadi milik Randu. Akan tetapi Ricky tidak mengetahui bahwa Randu sudah mengungkapkan hatinya kepada Senja.  Saat sedang siap-siap untuk menghadang Randu dijalannan salah satu teman Ricky telah melihat Randu berada dibelakang mereka  "Hei Ricky, Sepertinya Randu sudah menemui Senja"  Ricky dan teman-temannya langsung membalikan badan dan melihat Randu "Kenapa dia bisa datang dari arah rumahnya Senja?" tanya Salah satu temannya Ricky, "Tidak salah lagi, dia sudah bertemu dengan Senja" ucap Ricky. Randu yang berjalan dengan putus asa ditengah hujan melihat Ricky dan teman-temannya berada didepan hadapannya akan tetapi, dia tidak menghiraukannya. "Dia sudah mengutarakan perasaannya kepada Senja, akan tetapi dia harus menerima akibatnya karna mengambil Senja dariku" ucap Ricky, Ricky yang sudah tidak bisa menahan amarahnya berlari mendekati Randu "HAJARR DIA!!!". Randu yang sedang berjalan dengan menunduk tiba-tiba mendapat pukulan ke arah matanya dan dagunya yang dilakukan oleh Ricky,  Randu terjatuh penglihatannyapun kabur dia berusaha untuk bangkit. Saat Randu bangkit dia melihat banyak sekali orang yang datang mendatanginya dan memukulinya. Randu terus dipukuli oleh Ricky dan teman-temannya hingga membuat Randu semakin lemah.  Randu dibiarkan tergeletak dijalanan oleh Ricky dan teman-temannya, dengan tergeletak Randu hanya menatap langit yang hujan "Langit menangis, senja tidak akan muncul kembali" mata Randu langsung tertutup dan Randupun pingsan.
                                             Malampun tiba, Randu terbangun dari pingsannya "Akhirnya bangun juga putra tidur". Ternyata saat Randu pingsan Rima membawa Randu kerumahnya, "Untung ajah aku minta pulang jalan sana ke pak supir, kalo engga kayaknya kamu bakalan tergeletak disana teruss sampai malem. Terus Itu wajah kanu kenapa lagi? dipukulin siapa kamu Randu?" ucap Rima.  Randu hanya terdiam, Rima merasa aneh dengan sikap Randu tersebut. "Ada apa dengan Randu? apa dia ditolak oleh Senja?" ucap Rima didalam hatinya. Rima membawakan air hangat untuk Randu "Randu coba minum dulu teh hangat ini" ucap Rima, Randu meminum air hangat tersebut sedangkan Rima memperhatikannya sembari duduk disamping kasurnya  "Gimana? udah enakkan?" tanya Rima, Randu hanya menganggukan kepalanya "Sekarang kita obati luka kamu yah" Rima langsung membawakan obat untuk mengobati wajahnya Randu.  "Sebenarnya apa yang sudah terjadi denganmu Randu?" tanya Rima, akan tetapi Randu hanya diam saja  "Randu aku mohon sama kamu, apa yang terjadi sama kamu? tolong ceritakan semua aku ini sahabatmu Randu" ucap Rima, Rima langsung menangis karna kesihan melihat sahabatnya Randu.  "Hey kenapa kamu menangis?" tanya Randu, "Aku sahabatmu, dan aku tidak tega melihatmu seperti ini Randu" ucap Rima,  "Kau adalah sahabat terbaik yang aku kenal" Randu tersenyum,  "Udah jangan nangis yah, akan kuceritakan semuanya"  Randupun menceritakan semuanya.  "Aku bingung apakah aku harus bahagia karena Randu ditolak oleh Senja dan ada kesempatan untukku, tapi disisi lain Randu begitu sedih walaupun tidak meneteskan air mata aku bisa merasakan hatinya sangat hancur" ucap Rima didalam hatinya.  "Kamu jangan sedih yaah, kamu harus semangat!! dan awas saja kamu Ricky akan kuberi pelajaran" Ucap Rima,  "Jangan suka gegabah kamu Rima, dia itu sangat kuat alhasil kamu akan sepertiku bonyok dan pingsan" ucap Randu sambil tersenyum, "Gituu dong senyum jangan sedih terus  Oke?" ucap Rima,  "Iyaah, lagian dunia ga berakhirkan kalau ga ada dia" Ucap Randu.
                                              Hari demi hari disekolah setiap Randu bertemu dengan Senja dia selalu mengacuhkannya dan terlihat marah kepadanya, Senja selalu menyapa dan mendekati Randu akan tetapi yang dia hanya terima hanya sikap dingin dari Randu. "Hai Randu" sapa Senja, Randu hanya menatapnya dan langsung pergi dari hadapan Senja. "Yaa Allah Sudah dua minggu dia tidak berbicara denganku, aku tau ini yang harus kuterima" ucap Senja dengan wajah yang sedih. Ditempat berbeda Rima melihat laki-laki yang sedang dibully oleh Ricky dan teman-temannya "HEY LEPASIN DIA RICKY!!"  Rima berteriak,  Ricky dan teman-temannya langsung menatap kearah Rima "Kalo gak gue lepasin lo mau apa?" tanya Ricky,  "Bakal gua laporin lo semua ke guru dan lo semua bakal dikeluarin dari sekolah ini" ucap Rima,  "Wow pecundang banget sih main laporin" ucap salah satu teman Ricky, "Udah mending lo pergi dari sini, sana mainin make-up sama temen-temen cewe lo" ucap Ricky,  Rima menatap Ricky dan teman-temannya dengan tatapan emosi,  "Sana pergi kita gak mau punya masalah sama cewe lemah ngabisin waktu doang" ucap salah satu temannya Ricky, Rima sangat emosi dengan ucapan tersebut dan Rima langsung meninju salah satu temannya Ricky hingga terjatuh. Rima begitu marah dia mencoba menyerang semua anak buahnya Ricky,akan tetapi Ricky yang melihat hal tersebut langsung mendorong Rima yang mengakibatkan kepala Rima terbentur dengan lemari besi sekolah  "Lemah dasar cewe" ucap Ricky. Ricky dan teman-temannya pun langsung pergi dan meninggalkan Rima juga laki-laki yang dibully tadi,  laki-laki tersebut panik karna melihat Rima seperti yang akan pingsan "Rima hei sadar, hei Rima kamu harus sadar" Rimapun jatuh pingsan.  Randu yang berada didalam kelas sedang menunggu Rima merasa kebingungan "Kemana Si Rima sih belum balik juga kekelas". Randupun mencoba untuk mencarinya diluar kelas "Zahra, kamu liat Rima gak?" tanya Randu kepada temannya,  "Rima perasaan mah tadi ada dilobby, coba kamu cari disana" ucap Zahra, "Oh gitu, Makasih yah" Randu langsung pergi menuju lobby akan tetapi ada seseorang yang memanggilnya dari belakang "RANDU!!",  Randu langsung menengok kebelakang "Randu,  Rima masuk UKS" , ekspresi Randu langsung panik dan pergi ke Uks sekolah.
                                              Randu yang sudah datang di Uks melihat Rima yang tertidur pingsan dikerumuni anak PMR yang sedang membantu Rima, "Rima hey bangun, kamu kenapa?" Randu mencoba membangunkan Rima, "Apakah ada yang tau kenapa Rima bisa pingsan kaya gini?" tanya Randu kepada anak PMR,  "Kita tidak tau" jawab Anak PMR,   "Aku tau" ucap seorang laki-laki,  "Apa yang terjadi dengan Rima?" tanya Randu.  "Dia pingsan karena dia tadi berantem dengan Ricky dan teman-temannya, Ricky mendorongnya hingga membuat kepala Rima terbentur dengan lemari sekolah. Itu semua karna gua dia ingin nyelamatin gua dari Ricky dan gengnya, Randu gua minta maaf" ucap laki-laki tersebut. Mendengar hal tersebut Randu langsung pergi dari Uks, dia berjalan dengan penuh emosi menuju ke kelasnya Ricky amarahnya sangat membara. Orang-orang disekitarpun memperhatikan Randu karena dia berjalan dengan cepat dan ekspresi yang sangat marah. Salah satu anak buahnya Ricky yang sedang berada diluar kelasnya melihat Randu diarah depan berjalan dengan penuh emosi mendekati dirinya "Ada apa dengan dia? Apa jangan-jangan ini karna Rima" ucap anak buah Ricky, Randu sudah mulai dekat dan membuat anak buah Ricky panik "BOSS!!" teriak anak buahnya Ricky, Akan tetapi Randu sudah dekat dihadapannnya dan langsung memukul anak buah Ricky dengan keras sehingga membuatnya terlempar masuk kedalam kelas dan mngagetkan semua orang.  Ricky yang sedang berada didalam kelaspun melihat hal tersebut kebingungan "Hey Tegar apa yang kamu lakukan? gaada kerjaan banget" . Tiba-tiba pintu terbuka dengan sangat keras ternyata Randu menendang pintu kelasnya Ricky, Randu masuk kedalam kelasnya Ricky dan membuat semua orang dikelas terkejut "Randu apa-apaan ini?, berani-beraninya kamu nyerang anak bauh gua" Ucap Ricky, tanpa basa basi Randu berlari penuh emosi mendekati Ricky akan tetapi dia dihadang oleh semua pasukannya Ricky. Walaupun sendiri Randu sangat berani dia menghajar satu-persatu anak buahnya Ricky, semuanya dia bikin babak belur Randu sangatlah emosi. Setelah semua anak buah Ricky sudah Randu kalahkan, dia langsung menatap dengan emosi wajah dan berlari mendekati Ricky, saling pukulpun tak terbendungkan antara Randu dan Ricky. Randu terus memukuli Ricky hingga dia kewalahan, walaupun badannya kalah besar Randu sangat mendominasi dipertarungan. Ricky kewalahan dia tidak dapat mengalahkan Randu, Randu terus memukuli wajahnya Ricky yang sudah kalah ''Inilah akibatnya jika lu macem-macem sama Rima sahabat gua" ucap Randu, Randu terus memukuli wajah Ricky yang sudah lemah. Saat akan memukul tiba-tiba tangan Randu ditahan oleh seseorang, saat Randu menengok ke arah orang yang menahan tangannya ternyata dia adalah Senja.  "Udah stop Randu" ucap Senja, "Lepasin tangan gue!!!" Randu langsung menarik tangannya, "Stop Randu, maafin mereka yang udah nyakitin orang yang kamu sayang dan akupun ingin meminta maaf atas kesalahan aku" ucap Senja. "Maaf? Maka pergilah kamu dari hidupku" tutur Randu, Randupun langsung pergi.
                                             Tiga hari kemudian setelah kejadian tersebut, Randu dan Rima selalu bersama-sama kemanapun dan hubungan mereka semakin erat. Rima mengajak Randu untuk pergi ke mall "Randu antar aku ke mall yahh?"    "Iyaah ayoo",  merekapun pergi ke mall. Merekapun sampai dimall,  "Kamu mau belanja apa disini?" tanya Randu,  "Aku mau belanja baju" ucap Rima. Randupun menemani Rima memilih-milih baju dimall, saat Randu iseng melihat-lihat baju dimall dia melihat seorang laki-laki. Randu merasa pernah melihat laki-laki tersebut tapi entah dimana, Randu terus memperhatikan laki-laki tersebut dan mencoba untuk mengingat siapa laki-laki tersebut. Saat Randu meperhatikan laki-laki itu, tiba-tiba terdengar suara perempuan memanggil laki-laki tersebut "Tamaaa"   "Iyah sayang aku kesana" ucap laki-laki tersebut. Randu coba mengingat "Hah Tama?" Randu langsung mengingat siapa laki-laki tersebut,  "Tama, dia adalah laki-laki yang ada difotonya Senja" Randu langsung mengingat laki-laki tersebut dia adalah Tama calon suaminya Senja "Aku ingat dia, dia adalah  Tama dokter muda calon suaminya Senja, tapi bukannya dia ada diluar kota dan siapa wanita yang memanggilnya tadi? tidak terdengar seperti suaranya Senja" ucap Randu. Randu langsung pergi mendekati laki-laki tersebut, Rima yang melihat kejadian tadi langsung ikut pergi mengikuti Randu. "Hallo pak, apakah kau dokter Tama?" tanya Randu,  "Iyah benar, Kenapa dek?" ucap laki-laki tersebut,  "Perkenalkan saya Randu temannya Senja" ucap Randu,  "Ooooh Randuu, Senja banyak bercerita tentangmu"ucap laki-laki tersebut dan Randu hanya tersenyum, "oh iyah jangan panggil aku pak, panggil saja Tama karna usia kita tak berbeda jauh" ucap laki-laki tersebut, "Oh iyaah, bukannya Kamu berada diluar kota?" tanya Randu,  "Di luar kota? oh iyaah aku sempat diluar kota disemarang, tapi itu sekitar 3 bulan yang lalu" ucap Tama, "Tiga bulan yang lalu? berarti dia sudah pulang dan berada disini ketika itu, kenapa Senja bilang dia masih diluar kota?" Randu menggerutu didalam hatinya, Rima yang berada disamping Randupun ikut menggerutu didalam hatinya "Oh jadi dia laki-laki calon suaminya Senja, yang membuat Randu menjadi patah hati". Tiba-tiba perempuan datang mendekati mereka "Sayang gimana baju ini cocok ga buat aku?"   "Baju apapun cocok buat kamu, eh kenalin ini Diana calon instriku" ucap Tama,  sontak Randu dan Rimapun terkejut "Hah calon istri?" tanya Randu dengan terkejut, "Iyah, dia yang akan menemaniku hingga ajal memisahkan nanti" ucap Tama, "Bisa-bisanya kamu melakukan ini kepada Senja,  Apakah Senja tau dengan hal ini?" tanya Randu dengan nada sedikit tinggi, "Dia pasti tau, karna dialah yang memperkenalkan kita" ucap Tama, Randu semakin kebingungan dengan apa yang sebenarnya terjadi.  "Jika bukan karna Senja, kita tidak akan bisa saling mencintai iya kan Sayang? Kita banyak berhutang budi padanya" ucap Tama, Randu makin dan samakin bingung  dengan situasi tersebut. "Akan tetapi tadi kita baru saja dapat telpon, Senja dia dilarikan ke rumah sakit" ucap Tama, "Emang penyakit apa yang Senja alami?" tanya Rima, "Dia mempunyai penyakit jantung yang sangat kronis dan aku adalah dokter pribadinya, aku selalu ada mengawasi dan membantunya untuk sehat kembali. Akan tetapi selama pengobatan yang aku usahakan demi kesembuhannya tidak ada kemajuan" ucap Tama dengan sedih. Randu yang mendengar hal tersebut langsung berlari meninggalkan mereka di mall "Randu kamu mau kemana?" tanya Rima. Randu langsung berlari dengan cepat, hatinya mengatakan untuk pergi ketaman tempat dia pertama kali bertemu Senja "Ternyata kamu mencintaiku Senja" ucap Randu sambil berlari penuh dengan kekesalan.
Dirumah sakit, Senja yang tertidur langsung terbangun dia merasakan sesuatu yang aneh pada hatinya. Bathinnya mengatakan untuk pergi ke taman tempat dia dan Randu pertama kali bertemu, sambil memegang dadanya dia mengatakan nama Randu "Randu, ada apa ini Yaa Allah", Senjapun langsung melepaskan semua alat yang terpasang kebadannya dan pergi menuju ketaman, tanpa sepengetahuan dokter dan keluarganya dia pergi dari rumah sakit, sambil memegang dadanya yang sakit Senja berlari menuju Taman. Randu dan Senja berlari menuju taman dengan arah yang berbeda, tak lama kemudian mereka sampai ditaman dan saling bertemu. Dengan nafas yang terengah-engah mereka saling menatap "Senja ternyata kau sangat mencintaiku" ucap Randu, "Aku sudah tau semuanya, kenapa kau lakukan ini semua hah?" tanya Randu,  "Aku tidak mencintaimu Randu" ucap Senja, "Tatapanmu sudah menjawab semuanya kau sangat mencintaiku, sudah jangan kau tutup-tutupi aku sudah tau semuanya" ucap Randu,  "Aku sudah bilang bahwa aku tidak mencintaimu Randu" ucap Senja dengan mata yang berkaca-kaca, "Terus air matamu itu, apa itu tidak menandakan cinta hah? Sekarang tatap mataku dan katakan bahwa kau tidak mencintaiku" Randu mendekat kearah Senja sambil menatap matanya. Mata Senja berlinang dengan air mata  "Katakanlah bahwa kau tidak mencintaiku" ucap Randu, Senja hanya menatap mata Randu dengan mata yang berkaca-kaca"Ayooo Senja katakanlah" ucap Randu, "Aku tidak mau kau menderita karna diriku, aku tidak akan lama didunia ini jantungku semakin melemah aku sedang sekarat Randu" ucap Senja,    "Saat pertama kali melihatmu, aku melihat kesempurnaan, lalu aku mencintaimu, kemudian aku melihat ketidaksempurnaan dan aku lebih mencintaimu" perkataan Randu membuat Senja menangis bahagia dan Senjapun langsung memeluk Randu. "Kau sangat mencintaiku Senja" ucap Randu sembari tersenyum. Tiba-tiba badan Senja melemas saat berada dipelukannya Randu "Senja hei Senja bangunlah Senja" ternyata Senja jatuh pingsan dipelukannya Randu.
                                              Dua minggu kemudian setelah kejadian tersebut, dirumah sakit Senja dalam keadaan koma selama dua minggu akhirnya terbangun. Saat membuka matanya, Senja melihat Rima, Ricky dan teman-temannya juga keluarganya berada dihadapannya "Hallo Senja" ucap semua teman-temannya, "Teman-teman kalian ada disini" ucap Senja tersenyum,  "Akhirnya kamu bangun juga" ucap Randu berada disebelahnya Senja, "RANDU?" ucap Senja,  "Hey, gimana baikkan?" tanya Randu, Senja menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Keluarga dan teman-temannya sangat bahagia Senja telah sadar dari komanya. Setelah berapa lama kemudian teman-temannya pergi meninggalkan ruangan tinggal menyisakan Randu, Rima dan orang tuanya Senja,  Orang tuanya Senja keluar ruangan untuk memberi waktu bagi Senja dan Randu berbicara Rimapun ikut keluar ruangan. Randu dan Senja saling menatap dengan tersenyum "Randu, aku sangat mencintaimu" ucap Senja,  Randupun tersenyum lebar "Iyaah aku sudah tau itu, kamu sangat mencintaiku" ucap Randu.  "Rima dia adalah perempuan yang sangat baik untukmu, dia lebih mencintaimu dari pada aku. Semoga kamu bisa menjaga dia" ucap Senja. Randu hanya tersenyum saja  "Randu sepertinya aku ingin tertidur, bangunkan aku jika aku sudah tertidur"ucap senja, Randu hanya menganggukan kepala. Senja menutup matanya secara perlahan sambil tersenyum ke arah Randu tak lama kemudian Randu membangunkan Senja  "Senja bangun" ucap Randu,  "Aku belum tertidur Randu" Senja tertawa, Randupun ikut tertawa akan tetapi matanya berkaca-kaca. Senja kembali menutup matanya dan tertidur untuk selamanya.
                                              SELAMAT JALAN SENJA Itulah ceritaku 6 tahun yang lalu, saat aku bertemu perempuan yang sangat kucintai waktu dulu. Sekarang aku dan Rima sudah menikah, aku sangat mencintai Rima yang selalu ada untukku. Kamipun mempunyai anak hasil dari pernikahanku denga Rima yang kuberi nama Senja Triaji Dewinta Lestari sama persis seperti Senjaku yang dulu yang kehadirannya selalu membuat ketenangan dan kepergiannya selalu membuat kerinduan. Kamipun hidup sangat bahagia  "I Loveyou Senja"     "I Love you Ayah".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun