Erlangga Shieldo Elia, Mahasiswa Prodi Komunikasi PJJ. Universitas Siber AsiaÂ
Ajang pemilihan presiden merupakan event yang paling ditunggu-tunggu masyarakat Indonesia. Kenapa tidak? Hal ini tentu saja dikarenakan pemilihan tersebut yang dilakukan setiap 5 tahun sekali. Selain itu juga menjadi penentu terpilihnya seorang pemimpin negara selama 5 tahun ke depan.
Dalam meningkatkan keberhasilan seseorang terpilih sebagai presiden, setiap calon akan mengusahakan agar ketenaran dan reputasinya meningkat. Hal yang paling umum dilakukan oleh para calon untuk meningkatkan ketenarannya ialah dengan melakukan kampanye secara digital.Â
Kampanye secara digital (digital campaign) merupakan kegiatan kampanye yang dibangun dengan menggunakan fasilitas sistem teknologi informasi untuk pencapaian pesan kepada khalayak secara masal.
Di dalam pesan tersebut, terdapat fakta serta keunggulan dari suatu obyek kampanye yang diharapkan mampu mempengaruhi khalayak luas secara masal. Hanya saja, hal ini tidak akan berhasil seandainya literasi media digital khalayak sangatlah kurang.Â
Literasi media digital sendiri berperan sebagai pencari informasi di media digital, penemu informasi dalam media digital, serta pemilah konten dan informasi yang tepat.
Kita ambil contoh salah satu konten media sosial yang berisikan kampanye media digial antara lain adalah pada akun IG @tknprabowo.gibran. Di dalam akun IG tersebut, terdapat beberapa konten media sosial yang berisikan tentang perjuangan Prabowo ketika mencaleg, serta visi dan misi yang dia miliki untuk Indonesia ke depannya.Â
Dalam akun media sosial tersebut, mengisahkan tentang perjuangan beliau yang sedari dulu ia menjabat sebagai komandan kopassus hingga sekarang. Dikisahkan bahwa beliau dulunya sering dicerca dan dihina dikarenakan kinerjanya yang kurang maksimal.Â
Namun menurut presiden Abdurahman Wahid, beliau merupakan sosok yang tulus mengabdi kepada negara Indonesia. Pengemasan pesan dan informasi tersebut dalam rupa video inspiratif menjadi penentu kemenangan calon presiden tersebut.
Banyak masyarakat yang iba dan simpati terhadap calon presiden tersebut, dikarenakan dari pembawaan pesan dan pengemasan pesan yang dilakukan. Sehingga, kampanye media digital yang dilakukan di IG @tknprabowo.gibran terbilang sukses dalam memperoleh simpati masyarakat.Â
Selain itu, mereka juga sukses untuk memperoleh suara dengan nilai tertinggi, yakni sebesar 70%. Dari kesuksesan kampanye digital tersebut, mereka dianggap tidak melanggar hukum dan aturan kebebasan berpendapat yang ada.Â
Hanya saja, mereka dianggap seperti menunjukkan sisi buruk dari paslon yang lainnya. Seperti dikatakan dalam suatu video kampanye tknprabowo.gibran, Prabowo tetap menghargai lawan paslonnya meskipun dia diroasting. Dalam video ini, beliau dikatakan tetap sabar dan memuji lawan paslonnya. Hanya saja, di sini tentu memperlihatkan sisi buruk paslon lainnya.
Sehingga bila dinilai lebih lanjut, pelaksanaan kampanye secara digital memiliki tantangan dalam hal etika. Tentunya, setiap pelaksanaan kampanye kita pastinya berusaha untuk menunjukkan sisi positif dari suatu sosok atau pribadi. Hanya saja, kadang kali kita secara tidak sengaja maupun disengaja, menjatuhkan serta mencoreng nama baik paslon lainnya.Â
Hal ini tentu melanggar etika dalam hal berbicara di depan umum. Memang terbilang sulit untuk meningkatkan reputasi dan nama baik sendiri dengan prestasi yang dilakukan, tanpa menunjukkan sisi buruk dari paslon lainnya. Karena secara tidak langsung, menunjukkan kelebihan diri sendiri dalam suatu kampanye tentunya akan menunjukkan sisi negatif atau buruk dari paslon lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H