Dan di Indonesia saat ini sudah ada 11 rumah sakit yang memiliki fasilitas kultur sel punca. Penyakit -- penyakit umum yang diatasi oleh rumah sakit ini adalah penyakit jantung dan radang sendi.
Berbicara mengenai Jantung, fungsi yang ketiga adalah mengobati penyakit jantung. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PABDI) telah berhasil mengembangkan kegunaan sel punca untuk mengobati penyakit jantung, yang telah dilakukan  pada 15 pasien penyakit jantung.
Penemuan ini telah diungkapkan leh salah seorang profesor yang terlibat dalam penemuan ini, yaitu Profesor Teguh Santoso. Dia mengatakan bahwa
"sel punca dapat diambil dari sum -- sum tulang belakang pada setiap pasien, dan dapat juga diambil dari lemak yang mengandung sel punca."
 Maka dia mengungkapkan ketidaksetujuan jika sel punca hanya dapat diambil dari darah tali pusar bayi yang baru dilahirkan. Selain itu, PABDI bersama rumah sakit RCSM dan Dharmais sedang mengembangkan pengaplikasan sel punca untuk mengobati pasien yang didiagnosis menalami Stroke, luka bakar, diabetes, dan ginjal.
Sel punca manusia dengan hewan sama?
Penulis bisa mengungkapkan bahwa hal itu benar. Alasannya, sel punca adalah sel yang benar -- benar sel atau dengan kata lain, disebut juga sel yang "natural". Alasan kedua, manusia yang memang kenyataanya adalah hewan mamalia yang melahirkan dan menyusui anaknya, maka sel punca di hewan atau sel punca Xenodan di manusia adalah sama.
Pengaplikasian sel punca hewan pada manusia pernah dilakukan di Indonesia. Dr Suharto, SpKO, DPHdan para ahli telah berhasil melakukan transplantasi sel punca xeno dari janin kelinci. Dia mengatakan bahwa
"sel punca ini relatif lebih aman dan sama efektifnya jika dibandingkan dengan sel punca dari janin manusia, dan yang terpenting sel punca ini tidak mnerima penolakan dari tubuh pasien."
Teori tersebut dikuatkan juga oleh Pakar anti-penuaan dari Falkutas Kedokteran Universitas Indonesia, Profesir Waluyo Soerjodibroto yang menilai bahwa penggunaan sel punca dari kelinci relatif aman karena sel yang digunakan bukanlah sel punca yang berasal dari fase embrionik ataupun sel punca dari darah tali pusar.
"Sel punca embrionik yang diperoleh dari sel -- sel pada tahap blastosit (5-7 hari setelah pembuahan) memilikki potensi lain untuk menjadi berbagai macam jaringan, termasuk pula kanker. Sedangkan sel punca dari kelinci ini diperoleh pada tahap lanjut dimana janin sudah mulai membentuk organ."
-Waluyo-