Tahun 1961 (Rancangan Ejaan Melindo atau Melayu-Indonesia), tahun 1966 (Rancangan Ejaan Lembaga Bahasa Kesusastraan), yang terakhir adalah pada 17 Agustus 1972(Ejaan yang Disempurnakan) ejaan yang tidak sempat disahkan oleh Pemerintah Indonesia. Bahasa Indoneia beraasal dari bahasa Melayu. Bahasa Melayu merupakan bahasa Austronesia. Bahasa Austronesia digunakan sebagai lingua franca atau bahasa pergaulan di nusantara.
Baca juga: Sejalan dengan Bergulirnya Sejarah, Bahasa Jawa Dipakai di Mana Saja?Â
Bahasa Melayu untuk pertama kalinya disebutkan sekitar tahun 683-686 M. Hal ini terbukti pada beberapa prasasti yang ditemukan berbahasa Melayu Kuna dari Palembang dan Bangka. Pada prasasti-prasasti ini sudah menggunakan aksara Pallawa yang pada saat itu dibuat atas perintah Raja Sriwijaya pada abad ke-7 dan abad ke-8.Â
Pada masa Wangsa Syailendra di jawa Tengah juga meninggalkan sebuah prasasti Melayu Kuna. Prasasti berbentuk batu bertulis ini ditemukan  seperti Prasasti  Kedukan Bukit pada tahun 683 di Palembang, pada tahun 684 yaitu Prasasti Talang Tuo, Prasasti Kota Kapur  tahun 686 di Bangka, serta Prasasti Karang Brahi tahun 688 antara Sungai Musi dan Jambi.
Baca juga: Rumpun Bahasa dan Sejarah Bahasa Indonesia
Dengan kita mengetahui perjalanan sejarah perkembangan Bahasa Indonesia ini diharapkan kita dapat mengambil manfaat dari belajar bahasa Indonesia ini yaitu salah satunya adalah menumbuhkan sikap cinta tanah air dalam jiwa kita. Serta dapat menumbuhkan rasa memiliki terhadap negara Indonesia. Kenapa seperti itu? Karena Bahasa Indonesia juga merupakan warisan luhur karena di sahkan sebagai bahasa persatuan Indonesia sejak dikumandangkannya Proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H