Mohon tunggu...
Erka Ray
Erka Ray Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

Mempunyai nama pena Erka Ray, kelahiran Januari 2003, di Kabupaten Sumenep Madura Jatim. Mempunyai cita-cita sebagai penulis semenjak kelas 4 SD. Mulai nekad mempublikasikan karyanya sejak 2019 lalu. Orangnya sering gabut. Kalau udah gabut, nulis. Kalau lagi sok sibuk, lupa nulis. Hasil gabutnya sudah ada 4 buku solo dan 7 buku antologi puisi yang gak pernah dia beli. Dan rencana gabutnya masih banyak lagi. Makanya beli bukunya Erka biar tau. 🥱😴

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tiga Puisi dalam Kotak Kado Ibu, Oleh: Erka Ray

20 Desember 2022   16:30 Diperbarui: 20 Desember 2022   16:43 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

TIGA PUISI DALAM KOTAK KADO IBU

Oleh: H******l K*****h (Erka Ray)

"TENTANG KAMU"

Siang ini aku disidang paksa soal perasaan yang tidak tahu malu

Membenci layaknya api yang pada akhirnya menyatakan cinta lewat abu

Tapi beberapa kali aku mendamba

Kayaknya awan yang menjadi jelata di hadapan langit

Matamu, 

Aku tahu di sana ada perasaan yang tidak berkesudahan

Ingin mengalahkan air saat mengalir

Juga mengalahkan pipiku yang seringkali basah dengan penuntutan

Di telinga,

Saat aku bergibah mengenai kertas kosong yang jarang kutulis namamu

Hingga doa jahatku yang tak ditemukan namamu juga

Hingga untuk akhir kisah,

Aku adalah awan yang tetap berusaha putih saat menangis

Saat pagi hari,

Bahkan matahari kalah pagi dari wajahmu 

Menabur senyum pada hidangan ringan 

Mengalahkan manis pada kopi 

Yang ampasnya sering mengoceh benci pada kisah ini

Ibu,

Inti dari awan yang rendahan saat beradu dengan matamu

Aku juga rendah dan tak layak di matamu

Kado awan hari ini hanya hujan

Meski setetes pun tak bisa lebih suci dari lidahmu

Sumenep, 20 Desember 2022

"KISAH KECIL DARI MULUTMU"

Malam sepertigamu basah kemarin

Saat aku yang hendak menabur beberapa bunga

Sebagai wewangian kisah

Langit roboh keangkuhannya di pangkuanmu

Meski untuk paginya,

Fajar pun kalah cepat dengan matamu untuk bangun

Meski tubuh beberapa kali dipeluk angin

Mulutmu tak pernah kasar merutukinya

Aku tahu,

Kata-kata ini hanya rongsokan saat kuucapkan

Meski putih melati tidak bisa ditukar merahnya mawar

Ataupun birunya langit

Yang beberapa kali disakiti hujan

Aku rindu dekapanmu, Bu

Saat malam-malam yang dikungkung cerita Kancil dan Buaya

Hingga mataku dulu menyerah

Dan berjumpa dengan mimpi di satu jam kemudian

Aku berpuisi untuk kerinduan

Layaknya minuman anggur,

Ini semua candu yang baru bagiku

Bu, bisa kurehatkan sejenak dirimu di pundakku

Biarkan aku yang memulai cerita kali ini

Meski kancil dan Buaya yang ceritanya hanya itu-itu saja

Sumenep, 20 Desember 2022

"BU, AKU TIDAK SEKUAT DIRIMU"

Bu, jika kakimu lesu karenaku

Apa bisa diganti dengan kakiku

Jika pipimu basah

Bisa kutukar mata ini sebagai penggantinya

Jangan berlinang lama karena namaku yang lusuh

Aku tidak punya tissue untuk menghapusnya

Bu, Punggungmu mulai bungkuk karena permintaanku

Apa punggungku bisa menyamaimu

Tulang-tulang yang resah belakangan ini

Linu-linu yang membuat lidahmu berkelit

Ada aku yang mulai resah ingin bertanggungjawab

Bu,

Aku tidak punya tangan yang lebar

Tidak punya pundak yang kokoh untuk tidak lagi memaki diriku

Sebab, berulangkali aku gagal menjadikan tubuh ini rumah

Aku pun tak cukup mampu memotretmu dengan mataku

Jika lagi-lagi matamu tidak bisa kuganti untuk menangis

Sumenep, 20 Desember 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun