Di telinga,
Saat aku bergibah mengenai kertas kosong yang jarang kutulis namamu
Hingga doa jahatku yang tak ditemukan namamu juga
Hingga untuk akhir kisah,
Aku adalah awan yang tetap berusaha putih saat menangis
Saat pagi hari,
Bahkan matahari kalah pagi dari wajahmuÂ
Menabur senyum pada hidangan ringanÂ
Mengalahkan manis pada kopiÂ
Yang ampasnya sering mengoceh benci pada kisah ini
Ibu,