Selain itu, sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan publik juga menjadi tantangan besar, di mana agama dianggap sebagai urusan pribadi dan tidak relevan dalam urusan sosial, politik, atau ekonomi. Dalam menghadapi tantangan ini, para da'i harus mampu menunjukkan relevansi ajaran Islam dalam seluruh aspek kehidupan, baik individu maupun sosial.
- Krisis Identitas dan Pemikiran Radikal
Globalisasi juga berperan dalam terjadinya krisis identitas di kalangan umat Islam. Banyak orang yang merasa tercerabut dari akar budaya dan agamanya akibat pengaruh globalisasi yang lebih menonjolkan budaya barat. Krisis identitas ini terkadang memicu munculnya pemikiran radikal sebagai bentuk perlawanan terhadap globalisasi yang dianggap mengancam identitas keislaman mereka.Â
Pemikiran radikal ini berbahaya karena seringkali disertai dengan tindakan kekerasan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam yang rahmatan lil 'alamin. Oleh karena itu, dakwah harus berperan dalam mengembalikan kesadaran umat akan identitas Islam yang sejati dan menolak segala bentuk radikalisme.
- Materialisme dan Hedonisme
Gaya hidup modern yang ditandai dengan materialisme dan hedonisme juga menjadi tantangan besar bagi dakwah Islam. Media massa sering kali mempromosikan kehidupan yang hanya berfokus pada kenikmatan duniawi, kekayaan, dan status sosial, yang bertentangan dengan ajaran Islam yang menekankan keseimbangan antara dunia dan akhirat. Para da'i dituntut untuk mengajarkan pentingnya hidup sederhana, berbagi dengan sesama, dan berfokus pada tujuan hidup yang lebih tinggi daripada sekadar materi.Â
Sebagai upaya menyebarkan dan mengajak orang kepada ajaran Islam, harus disesuaikan dengan konteks global yang terus berkembang. Di era globalisasi ini, penggunaan teknologi informasi dan media sosial menjadi penting dalam strategi dakwah. Para da'i perlu memanfaatkan platform digital untuk mencapai audiens yang lebih luas, terutama generasi muda yang lebih aktif di media sosial.
- Pemanfaatan Media Sosial
Media sosial, seperti Instagram, Twitter, dan YouTube, telah menjadi sarana efektif untuk berdakwah. Menurut Djamaluddin Ancok, penggunaan media sosial dalam dakwah memungkinkan penyampaian pesan yang cepat dan luas. Hal ini juga menciptakan ruang diskusi yang interaktif, di mana audiens dapat memberikan respons langsung terhadap pesan yang disampaikan.
- Pendekatan Kultural
Strategi dakwah yang efektif harus memperhatikan aspek kultural dari masyarakat target. Kearifan lokal dan tradisi yang sudah ada sebaiknya diintegrasikan ke dalam pesan dakwah. Menurut Abdurrahman Wahid, dakwah yang menghormati nilai-nilai lokal akan lebih diterima oleh masyarakat.Â
- Pendidikan dan Literasi
Pendidikan menjadi pilar penting dalam dakwah. Menurut Mu'ti'ah Sholeh, upaya dakwah tidak hanya terbatas pada penyampaian pesan, tetapi juga meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang Islam.Â
- Dialog Antar Agama
Dalam konteks global yang multikultural, dialog antar agama menjadi strategi dakwah yang penting. Menurut M. Amin Abdullah, dialog ini dapat memperkuat toleransi dan mengurangi konflik antar umat beragama.
- Teori Keilmuan dalam Dakwah
Teori keilmuan, seperti teori komunikasi dan teori sosial, dapat dijadikan acuan dalam merumuskan strategi dakwah. Teori komunikasi, misalnya, menekankan pentingnya saluran yang tepat dalam menyampaikan pesan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H