Mohon tunggu...
Erin Friyana
Erin Friyana Mohon Tunggu... Penerjemah - Pecinta cokelat yang senang menghayal

Menulis adalah cara saya untuk tetap waras. So, silahkan kunjungi tulisan-tulisan saya di https://tomojikan.com & https://melukissenja.com.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mangata: Hidup Tidak Harus Seperti Apa yang Kita Inginkan

3 September 2021   05:09 Diperbarui: 5 September 2021   00:03 5054
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | sumber: pixabay via pexels

Mangata. Ingatlah ini saat hidup tidak seperti yang kita inginkan. Sebuah bayanngan bulan pada air akan membentuk seperti jalan. Ketidak sesuaian itu pun akan menenuntun pada suatu jalan yang akan membawa kita menjadi lebih dewasa dan bijak dalam menjalani hidup.

Suatu hari aku pernah tersesat di hutan. Saat itu aku hendak mengantar teman menuju air terjun Curug Sawer yang berada di kawasan Gunung Tilu, sebuah gunung dengan tiga puncak di kampung halamanku. 

Bermodalkan ingatan yang aku yakini masih tersemat utuh, tidak pernah terbayangkan bahwa jalur bisa saja berubah karena banyak hal.

Betul saja setelah setengah perjalanan aku merasa aneh karena tak kunjung menemui dua aliran sungai yang bercabang. Di mana, dari sana kami akan mengambil jalur tengah dan masuk ke dalam hutan.

Akan tetapi, yang terjadi adalah jalur sungai yang kami lewati malah semakin menyempit. Sejenak dengan perasaan yang tidak menentu, aku utarakan dengna keraguan, khawatir dan rasa bersalah bahwa sepertinya kami tersesat.

Apa yang harus aku putuskan saat itu hanya ada dua pilihan. Melanjutkan perjalanan atau kembali. Ya, temanku menyerahkan semua keputusan itu padaku. Apa yang akan kalian pilih jika berada di posisiku? 

Aku memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan. Siapa yang tahu mungkin saja ada jalan lain yang bisa kami lewati, walau hanya 1%.

Perjalanan pun berlanjut, hingga di satu titik dari kejauhan kami menemukan air terjun yang tidak kalah indahna dengan air terjun yang menjadi tujuan awal. Walau tidak setinggi Curug Sawer, entah kenapa ada rasa senang yang menerpa. 

Apa pun alasannya, aku semakin yakin bahwa melangkah terus ke depan tidak selalu buruk, walau sebetulnya tantangan lain menghadang. Di mana untuk melanjutkan perjalanan kami tidak mungkin melewati curug dengan tinggi sekitar 5 meter tersebut.

Hanya ada satu jalan yaitu jurang di sebelah air terjun dengan tekstur tanah yang bisa menyebabkan longsor jika tidak hati-hati menginjaknya.

Kenapa tidak kembali dan malah melakukan perjalanan yang penuh resiko itu?

Dari awal saat menyadari kami tersesat, apa pun yang terjadi perjalanan akan dilanjutkan. Pasti ada hal yang bisa kita ambil dalam perjalanan tersebut. Hingga perjalanan itu tidak pernah mengecewakan karena kami sampai di puncak Gunung Bongkok.

Ya, di sana terdapat batu bertuliskan puncak Gunung Bongkok. Hal yang belum pernah aku ketahui, walau mendaki gunung tersebut bukanlah hal yang baru karena jalur tersebut adalah jalur penghubung perbatasan Kabupaten Kuningan dengan Jawa Tengah.

Sesuatu hal yang tidak kita harapkan, tidak semuanya buruk. Nyatanya kehidupan memang penuh dengan misteri, bukan? Seperti saat kami menemukan curug tersebut, ada sesuatu yang mistis. 

Dari kejauhan kami melihat ada dua air terjun yang mengalir deras. Namun, semakin dekat air yang disebelah menghilang. Bahkan aneh karena saat itu tidak sedang hujan, selain itu jalur air ke air terjun yang di sebelahnya sangat kecil.

Distraction. Anggaplah seperti itu. Dalam perjalanan hidup yang kita lalui selelau menemui pengalihan-pengalihan. Baik itu yang dapat membelokkan jalan kita atau justru semakin kuat bertahan dalam jalan yang sudah kita tentukan. 

Hal tersebut tergantung dengan sikap yang kita ambil. Oleh sebab itu, tidak heran jika ada yang jatuh hingga terpuruk. Di sisi lain ada juga orang yang tersesat namun bisa kembali pada tujuannya.

7 Sikap Mengatasi Permasalahan Hidup

Kelak ketika merasa hidup tidak sesuai yang kita harapkan ingatlah dengan Mangata - Sebuah bayangan bulan pada air yang membentuk jalan -- akan selalu ada jalan yang akan menuntun kita pada hal yang baru. 

Jangan takut tersesat dan jangan segan terjatuh, rintangan itu memiliki hikmahnya tersendiri untuk mendewasakan diri terhadap setiap permasalahan yang menghampiri.

Dalam mengatasi setiap permasalahan dalam hidup, ada 7 sikap penting yang harus selalu kita sematkan dalam diri, yaitu.

1. Bertanggung Jawab

Tanggung jawab adalah suatu keadaan yang wajib ditanggung terhadap segala sesuatunya. Sedangkan bertanggung jawab adalah kewajiban memikul atau menanggung tanggung jawab tersebut. Sehingga, tindakan apa pun baik yang disadari atau tidak harus kita tanggung resikonya.

Sedangkan Mark Manson dalam bukunya "Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat", menyebutkan bahwa tanggung jawab yang besar menuntun pada kekuatan yang besar. 

Maksudnya adalah semakin kita menerima tanggung jawab dalam hidup, semakin besar kekuatan yang kita butuhkan dalam menjalani kehidupan.

Sehingga langkah pertama yang harus kita lakukan dalam menyelesaikan suatu permasalahan adalah dengan menerima tanggung jawab itu. Di mana apa pun yang kita lakukan dan putuskan harus disertai dengan tanggung jawab yang besar. dengan begitu hati akan lebih lapang dalam mengatasi setiap permasalahan.

2. Buat Rencana Cadangan

Dalam menjalani kehidupan kita tidak bisa fokus pada satu rencana, perlu sekali membuat rencana cadangan. Bisa saja membuat rencana dadakan seperti yang aku lakukan saat mengantar teman menuju air terjun di atas, akan tetapi ini bukanlah hal yang tepat, walau hasilnya tidak seburuk yang dikhawatirkan.

Selain itu, ada rasa penyesalan yang menghampiri saat kita tidak punya pegangan lain. Hal ini juga yang dirasakan Kang Min Hyuk CNBLUE.

Dalam sebuah program reality show berjudul "Don't Call My Name -- CNBLUE's Secret Trip", mereka akan mengunjungi tempat-tempat yang sudah direncanakan oleh masing-masing personil band indie rock asal Korea Selatan tersebut. 

Tantangannya adalah mereka tidak boleh ketahuan oleh siapa pun yang bertemu dengan mereka. Trip pertama oleh Yong Hwa berjalan lancar, walau sempat ada masyarakat yang mengenali mereka.

Sedangkan, dalam rencana Min Hyuk mereka mengalami kegagalan yang menyedihkan. Di mana saat mengunjungi sebuah restoran, seorang pelayan menyebutkan nama mereka. 

Akhirnya mereka harus ke luar dari restoran. Lalu melanjutkan ke sebuah Cafe yang tidak jauh dari restoan, sayangnya antriannya sangat panjang, alhasil memutuskan pergi ke pasar.

Misi gagal. Min Hyuk kecewa karena tidak membuat rencana cadangan. Dengan perasaan bersalah, terlebih seharian itu mereka belum makan hanya sarapan dengan cake yang dibagi tiga.

Dari pengalamanku yang tersesat dan Min Hyuk yang harus mencari tempat makan lain mengajarkan kita untuk selalu membuat rencana cadangan. Buatlah dua atau tiga rencana untuk membantu kita jika ada kendala di rencana pertama. 

Sekali lagi karena hidup tidak selalu mengikuti apa mau kita. Tidak ada yang dapat meramal 100% apa yang akan terjadi di masa depan. Setidaknya dengan rencana-rencana tambahan tersebut kita bisa meminimalisir kegagalan yang akan mendatangkan penyesalan.

3. Kuatkan Niat

Besarnya niat dalam menjalani kehidupan adalah penentu seberapa besar keinginan itu akan diperjuangkan. Coba tanya pada diri sendiri, apakah kita sudah yakin dengan jalan hidup yang kita ambil sekarang? Atau sekedar keinginan sementara karena mengikuti tren yang tengah berkembang atau karena ingin menunjukkannya pada orang lain.

Percayalah, hal pertama yang harus kita lakukan dalam memutuskan apa saja yang akan kita jalani dalam hidup ini adalah untuk diri kita sendiri sebelum memikirkan orang lain. Dengan begitu dalam menjalaninya pun tidak begitu berat, sebesar atau sebanyak apa pun rintangan yang menghadang.

4. Tetap Fokus

Fokuslah pada apa yang ada di depan sana, bukan pada masa lampau yang bisa jadi akan menggoyahkan tujuan kita. Masa lalau hanya sebagai pelajaran untuk memperbaiki diri karena guru terbaik adalah pengalaman yang sudah kita lalui.

Masa lalu sebagai panduan untuk memperbaiki dan menambah kekurangan atau kekosongan dari perjalanan sebelumnya. Selain itu, selalu fokus pada apa yang akan dituju jangan kalah oleh pengalihan yang akhirnya tidak mendapatkan apa-apa dari keduanya.

5. Timing

Kegagalan saat ini adalah keberhasilan di masa mendatang.

Aku sering mendengar dari orang-orang sukses bahwa menuju kesuksesan itu tidak ada yang instan. Walau ada biasanya tidak bertahan lama. Kesuksesan yang abadi adalah hasil dari proses panjang dengan ujian yang terus datang menghampiri. Ya, memang seperti itulah ironisnya.

Dalam pekerjaanku sebagai marketing sering sekali menerima penolakan dari calon customer. Satu, dua, tiga penolakan sudah biasa. Malah semakin kebal karena dari pengalaman selama 6 tahun bergulat di bidang marketing, satu hal pelajaran terbaik yang aku terima adalah terkadang menuju hasil yang baik itu ada waktunya.

Waktu yang tepat untuk menerima hasil dari apa yang sudah kita perjuangkan. Oleh sebab itu, seberapa banyak pun penolakan yang diterima tidak akan menyerah begitu saja. Terbukti, calon customer yang dulu sering menolak sekarang menjadi pelanggan setia.

Iniliah kenapa proses itu penting. Kuncinya jangan pernah menyerah dalam mencapai suatu tujuan. Sebentar saja kita putus asa, maka kepercayaan diri akan terkikis oleh emosi yang seharusnya dikelola dengan baik.

6. Bergantung pada Tuhan

Sebagai makhluk beriman jangan pernah meninggalkan Tuhan. Sebaliknya, bergantunglah pada Tuhan dalam menjalani kehidupan ini karena Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita. Tuhan selalu menunjukkan jalan yang tidak terduga saat kita dalam kesulitan dan saat menerima kebaikan.

Penutup

Hidup tidak seperti yang kita harapkan bukan berarti mengalami kegagalan yang hakiki. Melainkan, sebuah pembelajaran bahwa tidak ada yang sempurna dalam hidup ini. 

Serapih dan sedetail rencana yang kita buat, sebaik apa pun kita menjalani hidup akan selalu ada hambatan yang mau tidak mau -- suka atau tidak suka harus dihadapi.

Ada sebuah pribahas Jepang yang menyebutkan Shippai wa seikou no haha yang artinya kegagalan adalah ibu dari keberhasilan. Maksud dari pribahasa tersebut adalah kegagalan mengajarkan kita untuk belajar dari kesalahan dan memperbaikiya. Memperbaiki yang salah, kurang dan melakaukan tindakan apa yang mampu mencapai kesuksesan.

Selalu ingat bahwa dari setiap kegagalan akan selalu ada hal positif yang bisa kita ambil. Dari setiap perjalanan yang tidak searah akan selalu ada jalan lainnya yang menuntun pada jalan yang tepat. 

Jangan menyerah dan lakukan dengan perlahan. Hidup akan lebih ringan saat kita tidak begitu keras pada diri sendiri. Terpenting, kita selalu menjalani hidup ini dengan sebaik mungkin seusai kemampuan yang kita miliki.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun