2. Tinggi nya tingkat inflasi
Tingkat inflasi yang tinggi dapat menurunkan daya tarik rupiah bagi investor asing. Inflasi yang tinggi akan menggerus nilai rill uang, sehingga investor lebih memilih berinvestasi di negara dengan tingkat inflasi yang lebih rendah. Hal ini dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat, mencari keuntungan real, menghindari risiko ekonomi, memanfaatkan peluang pertumbuhan, dan mendiversifikasikan portofolio.
3. Kurangnya investasi asing
Kurangnya investasi asing di Indonesia dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan melemahkan daya tarik rupiah bagi investor. Alasan investor enggan berinvestasi di Indonesia di karenakan pertumbuhan ekonomi yang masih rendah, produktivitas yang kecil dan daya saing yang lemah. Sehingga dapat memperlemah nilai tukar Rupiah.
Dampak negatif melemahnya nilai tukar Rupiah
Pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS dan mata uang asing lainnya dapat memberikan dampak negatif terhadap perekonomian Indonesia. Berikut beberapa dampak yang perlu diperhatikan:
1. Meningkatnya harga barang impor
Nilai tukar yang melemah akan membutuhkan lebih banyak rupiah untuk membeli dolar AS atau mata uang asing lainnya. Hal ini menyebabkan harga barang impor termasuk bahan baku dan produk jadi menjadi lebih mahal bagi konsumen dan pelaku usaha di Indonesia. Kenaikan harga impor dapat mendorong inflasi dan menurunkan daya beli masyarakat serta menghambat aktivitas ekonomi.
2. Melemahnya daya saing produk ekspor
melemahnya nilai tukar Rupiah menjadikan produk ekspor Indonesia  lebih murah di pasar internasional. Hal ini dapat menekan daya saing produk ekspor Indonesia dalam jangka pendek. Namun, dalam jangka panjang pelemahan nilai tukar yang berkepanjangan dapat membuat eksportir mendapatkan keuntungan yang lebih kecil dalam bentuk Rupiah, sehingga dapat menhambat investasi dan ekspansi usaha.
3. Meningkatnya beban utang luar negeri