Mohon tunggu...
Erin Dewi Puspita
Erin Dewi Puspita Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Raden Mas Said Surakarta

Saya menyukai konten edukasi mengenai kesehatan mental

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Fenomena Duck Syndrome: Yang Terihat Tenang Belum Tentu Baik-Baik Saja

14 Maret 2024   17:30 Diperbarui: 14 Maret 2024   21:57 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Istilah Duck Syndrome mungkin masih asing ditelinga sebagian orang. Padahal tanpa disadari perasaan ini pasti pernah kita rasakan. Suatu kondisi ketika seseorang lebih memilih untuk memperlihatakan bahwa dia baik-baik saja padahal dia sedang berada dalam banyak tekanan disebut dengan Duck Syndrome. Hal ini memang tidak berbahaya, namun jika sikap itu terus menerus di lakukan tentu saja akan berpengaruh pada kondisi psikologi seseorang.

Pengertian Duck Syndrome

Duck Syndrome merupakan suatu kondisi dimana seseorang terlihat baik-baik saja dan sangat tenang dalam menjalani hidupnya padahal pikiran dan perasaannya sedang berkecamuk karena sedang diliputi banyak masalah. 

Hal ini dianalogikan seperti seekor bebek yang sedang berenang. Saat berenang badan bebek terlihat sangat tenang di permukaan namun kakinya berusaha keras mengayuh di dalam air agar tidak tenggelam. 

Umumnya kondisi ini dialami oleh mereka yang masih berusia muda, seperti siswa, mahasiswa, atau pekerja. Sebagian penderita duck syndrome masih dapat produktif dan beraktivitas dengan baik, meski sedang mengalami banyak tekanan dan stress. Namun, apabila dibiarkan penderita akan berisiko untuk mengalami masalah kejiwaan tertentu, seperti gangguan cemas & depresi.

Ciri-Ciri Duck Syndrome

Ciri-ciri yang paling sering dialami oleh penderita Duck Syndrome adalah
1. Takut akan kritik
2. Mudah merasa gugup
3. Kesulitan untuk mengontrol perasaan cemas dan overthingking
4. Selalu merasa insecure dan merasa orang lain lebih baik
5. Terlihat tenang padahal sedang dipenuhi tuntutan
6. Merasa hidup harus sempurna
7. Perfeksionis atau ambisius yang berlebihan
8. Berusaha menyenangkan semua orang diluar kapasitas diri
9. Kelelahan berlebihan

Jenis-Jenis Duck Syndrome

Menipu Diri Agar Terlihat Berhasil
Hal ini sering dialami oleh seseorang yang hidupnya terlihat sangat glamour disosial media, padahal untuk mendapatkan itu ia harus bekerja dengan sangat keras atau bahkan hingga ia terlilit hutang dimana-mana.

Struggle Alone
Kondisi ketika seseorang ingin terlihat baik-baik saja meskipun sebenarnya mereka sedang diliputi banyak masalah. Biasanya hal ini terjadi karena tidak ingin membuat orang yang disekitarnya merasa khawatir.

Membandingkan Diri dengan Orang lain
Hal ini disebabkan karena seseorang ingin menjadi seperti orang lain namun tidak sesuai dengan kapasitasnya. Sehingga mereka merasa rendah diri atau gagal. Apabila terus dibiarkan tentu  hal ini akan menggangu kondisi mental seseorang.

Faktor Penyebab

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya  kondisi ini, beberapa diantaranya adalah
1. Berusaha memenuhi ekspektasi orang lain
2. Keinginan untuk terlihat sempurna
3. Self-esteem yang rendah
4. Pernah mengalami traumatis
5. Pengaruh penggunaan sosial media
6. Tuntutan berlebihan dan tidak mendapat dukungan dari orang sekitar
7. Membandingkan diri sendiri dengan orang lain
8. Malu untuk meminta pertolongan kepada orang lain

Cara Mengatasi

Berikut beberapa cara efektif untuk mengatasi Duck Syndrome
1. Belajar untuk mencintai diri sendiri
2. Luangkan waktu untuk relaksasi
3. Kenali diri dan kapasitas
4. Berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain
5. Membatasi penggunaan sosial media
6. Datang ke professional apabila sudah tidak mampu mengendalikan.

Hingga saat ini Duck syndrome belum secara resmi diakui sebagai gangguan mental. Namun kondisi ini merupakan tahap awal dari gangguan kecemasan dan depresi. Duck Syndrome dapat berbahaya dan akan menjadi bom yang dapat meledak sewaktu waktu apabila seseorang terus memendam sendiri apa yang sebenarnya ia rasakan. Karna yang tenang dan banyak tertawa belum tentu baik baik saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun