Mohon tunggu...
Erin Dewi Puspita
Erin Dewi Puspita Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Raden Mas Said Surakarta

Saya menyukai konten edukasi mengenai kesehatan mental

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Fenomena Duck Syndrome: Yang Terihat Tenang Belum Tentu Baik-Baik Saja

14 Maret 2024   17:30 Diperbarui: 14 Maret 2024   21:57 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Faktor Penyebab

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya  kondisi ini, beberapa diantaranya adalah
1. Berusaha memenuhi ekspektasi orang lain
2. Keinginan untuk terlihat sempurna
3. Self-esteem yang rendah
4. Pernah mengalami traumatis
5. Pengaruh penggunaan sosial media
6. Tuntutan berlebihan dan tidak mendapat dukungan dari orang sekitar
7. Membandingkan diri sendiri dengan orang lain
8. Malu untuk meminta pertolongan kepada orang lain

Cara Mengatasi

Berikut beberapa cara efektif untuk mengatasi Duck Syndrome
1. Belajar untuk mencintai diri sendiri
2. Luangkan waktu untuk relaksasi
3. Kenali diri dan kapasitas
4. Berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain
5. Membatasi penggunaan sosial media
6. Datang ke professional apabila sudah tidak mampu mengendalikan.

Hingga saat ini Duck syndrome belum secara resmi diakui sebagai gangguan mental. Namun kondisi ini merupakan tahap awal dari gangguan kecemasan dan depresi. Duck Syndrome dapat berbahaya dan akan menjadi bom yang dapat meledak sewaktu waktu apabila seseorang terus memendam sendiri apa yang sebenarnya ia rasakan. Karna yang tenang dan banyak tertawa belum tentu baik baik saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun