Mohon tunggu...
Erina Syaharani
Erina Syaharani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Selamat datang, terima kasih telah berkunjung di profil ini

Selanjutnya

Tutup

Book

Ibu Susu: Perempuan Iksa sang Ibu Susu

21 September 2023   23:03 Diperbarui: 21 September 2023   23:49 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFpQ15vIpsm9-VaJNijEDTQPCqW-o88tVrl42tVCPlU_tNcRrlhOi1OwBKHcCsDOm4_rbaI1OHcEx7Vi4SGKTvEBxz3

Judul buku : Ibu Susu

Penulis : Rio Johan

Penerbit : KPG(Kepustakaan Populer Gramedia)

Cetakan : Pertama, Oktober 2017

Tebal : 200 halaman

ISBN : 978-602-4296-9-45

Novel ‘Ibu Susu’ karya Rio Johan berlatar belakang zaman Mesir Kuno pada masa Firaun Theb, mampu memperoleh penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa pada tahun 2018. Karya ini termasuk fiksi sejarah. Banyak penjelasan tentang budaya-budaya Mesir masa silam, mulai dari kepercayaan dewa-dewi bahkan tradisi-tradisinya berhubungan dengan alam, contohnya cara mengetahui perempuan hamil ditentukan oleh tumbuh atau tidaknya suatu bibit. Rio Johan begitu hebat dalam menceritakan novel ini, dimana novel ini memiliki kekhasan tersendiri seperti narasi panjang dan formal.

Cerita ini berawal dari Firaun Theb,sosok raja pada zaman itu, ia bermimpi tentang hujan susu. Mimpi itu dipercaya sebuah pertanda dari dewa-dewi. Setelah mimpinya itu, Pangeran Sem yaitu bayi dari Firaun Theb tiba-tiba terkena penyakit, badan bayi itu sangat lemas, ia tidak bisa bergerak maupun menangis seperti layaknya bayi pada umumnya, tetapi bayi itu masih bernapas walaupun napasnya kecil. Ibu susu Pangeran Sem dicurigai sebagai penyebab sakitnya bayi itu lalu dihukum. Tanpa butuh waktu lama, Firaun Theb memerintahkan pegawai istana untuk mencari pengganti ibu susu yang kantung susu nya bisa menyembuhkan putranya. Pegawai istana sudah mencari di seluruh penjuru. Akan tetapi,  begitu sulit untuk menemukan ibu susu yang cocok dengan ramalan bintang dan tanggal lahir bertepatan dengan mimpi Firaun Theb. Sampai pada akhirnya tiba masanya ditemukannya ibu susu yang cocok, tetapi hal itu membuat banyak orang terkejut karena yang terpilih seorang perempuan bernama Iksa yang seluruh tubuhnya dipenuhi dengan koreng dan nanah.

Dalam novel ini dijelaskan, siapapun yang melihat Perempuan Iksa akan merasa jijik bahkan mual saat itu juga, bau nya sangat busuk, itulah sebabnya Perempuan Iksa dikucilkan semua orang. Menariknya, dibalik seluruh tubuh Perempuan Iksa yang penuh luka, hanya pada bagian kantung susunya yang sangat bersih. Tabib istana sempat mencoba mengobati luka dari Perempuan Iksa, tetapi tidak sembuh-sembuh.

Novel ini juga fokus pada permintaan Perempuan Iksa yang menjadi poin pada beberapa sub bab, dikisahkan bahwa Perempuan Iksa tidak langsung menyetujui untuk menyusui Pangeran Sem, ia mengajukan 3 permintaan. Permintaan Perempuan Iksa bukan main-main, hingga istri dari Firaun Theb menyadari bahwa Perempuan Iksa ini bukanlah perempuan bodoh. Ia mempunyai permintaan agar Firaun Theb membagikan komoditas yang ia miliki kepada masyarakat, permintaannya berhasil membuat semua orang terkejut, tetapi lebih mengejutkan lagi permintaan Perempuan Iksa selanjutnya, ia ingin berada di kalangan para istri kerajaan lalu disetujui oleh Firaun Theb, sampai akhirnya ia hamil dan melahirkan.  Hal tersebut bukanlah semata-mata Perempuan Iksa ingin mendapatkan kekuasaan. 

Pada bagian ini yaitu, bagian permintaan terakhir Perempuan Iksa sangat menarik, pesan yang di dapat mulai terlihat disini dan alurnya menjadi lebih mudah dipahami. Perempuan Iksa meminta hak yang setara antara Pangeran Sem dan anaknya untuk menguasai tanah leluhur ibundanya dan ayahnya, Firaun Theb pun setuju sehingga Perempuan Iksa mulai menyusui Pangeran Sem, ia berhasil menyembuhkannya. Namun, sayangnya permintaan terakhir Perempuan itu tidak dikabulkan Firaun Theb karena ia tidak mau terus-terusan menuruti permintannya. Ia lalu menghukum Perempuan Iksa serta bayinya dengan cara menenggelamkan ke sungai. Firaun Theb akan melakukan segalanya demi mempertahankan kekuasaannya.Namun, bukannya berjaya kerajaannya malah mengalami nasib yang buruk.

Novel ini mempunyai kata-kata yang sulit dipahami. Namun, Ketika membacanya lebih dalam novel ini mampu membuat siapapun yang membaca nya terkesan. Pembaca dapat merasakan situasi zaman Mesir Kuno pada saat itu dan betapa kejamnya masa pemerintahan saat itu. Pesan yang disampaikan dalam novel ini juga menarik, terlihat juga sulitnya masyarakat minoritas atau bawah walaupun sudah berperan penting, tetapi pada akhirnya tidak punya kuasa dan kebanyakan orang lebih mementingkan kekuasaannya sendiri yang akan diwarisi keturunannya. Meskipun, terkadang sempat jenuh membaca narasi panjang pada novel ini, tetapi narasi dan gaya penulisannya tidak pernah ditemui pada novel lainnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun