Mohon tunggu...
erina dwi hapsari
erina dwi hapsari Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

topik yang saya tulis adalah mengenai pendidikan, membahas tentang belajar dan pembelajaran

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Teori Sibernetik dan Penerapannya!

30 April 2024   21:31 Diperbarui: 1 Mei 2024   08:35 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

A. PENGERTIAN TEORI SIBERNETIK

Teori belajar yang relatif baru yang muncul bersamaan dengan kemajuan informasi dan teknologi disebut teori pembelajaran sibernetik. Ide ini menyatakan bahwa belajar adalah pengolahan informasi. 

Ilmuwan Norbert Wiener dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) menciptakan kata "sibernetika" untuk merujuk pada kecerdasan buatan. Metode dimana umpan balik memfasilitasi komunikasi disebut sebagai sibernetika.asumsi lain dari teori sibernetik ini adalah bahwa tidak ada satu proses belajar pun yang ideal untuk segala situasi dan yang cocok untuk semua siswa sebab cara belajar sangat ditentukan oleh sistem masih jadi disini sudah mulai dengan sistem informasi sehingga siswa memperoleh pengetahuan secara tidak langsung

SIBERNETIK MENURUT L. NEV LANDA

Landa merupakan salah seorang psikologi yang beraliran sibernetik. Menurut Landa, ada dua macam proses berpikir:
1. Proses berpikir algoritmik, linier, konvergen dan lurus yang ditujukan untuk tujuan tertentu. Contohnya adalah saat kegiatan menelfon, menyalakan mesin mobil, dan lain-lain.
2. Proses berfikir heuristik, yaitu proses berpikir divergent dan menuju ke beberapa target sekaligus.Contohnya adalah pemilihan atribut geometri, memecahkan suatu masalah, dan lain-lain.

SIBERNETIK MENURUT PASK AND SCOTT

Teori Pask dan Scott menyatakan bahwa ada dua jenis pemikiran, yaitu serialis dan wholist, yang dapat digunakan siswa untuk membantu memecahkan masalah matematika selain meninjau materi yang telah mereka pelajari dan terima dari guru mereka.

1. Serialist

Teknik algoritmik mirip dengan pendekatan serialis Pask dan Scott. Terutama ketika mempelajari mata pelajaran tertentu seperti matematika, siswa serialis cenderung berpikir secara algoritmik. Seseorang yang belajar dengan cara serialis lebih suka mengambil langkah-langkah kecil dan metodis, yang bertujuan untuk memahami setiap konsep sebelum melanjutkan, mengikuti jalan lurus melalui kegiatan pembelajaran, dan menghindari jalan memutar. 

2. Wholist

Cara berpikir menyeluruh (wholist) adalah cara berpikir yang diajarkan sering melompat ke depan dan mencakup seluruh ruang lingkup sistem informasi. Siswa yang mempelajari wholism biasanya mulai dengan tingkat pengetahuan terluas dan maju ke tingkat yang lebih khusus atau mendalam.

B. TUJUAN BELAJAR TEORI SIBERNETIK

1. Optimasi Adaptasi

2. Pertumbuhan dan Evolusi

3. Pengembangan Keterampilan Berpikir Sistemik

4. Partisipasi Aktif dalam Pembelajaran

5. Adaptasi Diri

C. PRINSIP PRINSIP TEORI BELAJAR SIBERNETIK

1. Kita adalah pengamat,

2. Sebagai pengamat, kami tidak dapat mengklaim perspektif luar karena kami secara inheren terintegrasi dalam sistem tempat kami beroperasi.

3. Banyak sejarah hidup yang ada hanyalah untuk diamati; Kita hanya memiliki satu kesadaran dan satu tubuh. Dengan demikian, tidak ada orang lain yang dapat melakukan pengamatan yang telah kita lakukan.

4. Kita dapat mengubah lingkungan atau sistem dengan mengamati setiap perbedaan yang mungkin ada. Pengamat akan mengumpulkan berbagai data dan mengirimkannya kepada kami.

5. Informasi muncul dalam suatu proses hidup antara pengamat dan juga sistem.

6.Melalui komunikasi dan tentunya umpan balik secara konstan, kita dapat mengubah gambaran mengenai dunia dan mengubahnya. Sedangkan perubahan ini dinamakan dengan pembelajaran.

7. Belajar adalah bagian penting dari kehidupan dan berasal dari kebutuhan untuk bertahan hidup di bidang fisik, sosial, budaya, atau ekonomi.

8. Proses belajar, pada kenyataannya, dipengaruhi oleh lingkungan kita, tidak diragukan lagi akan mengikuti jalur kehidupan yang kita harapkan, dan unik untuk setiap individu.

9. Kita semua merupakan pengamat yang mengamati sebuah sistem tertentu.

D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI BELAJAR SIBERNETIK

Kelebihan teori belajar sibernetik:

1. Cara berfikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol.
2. Teori belajar ini menghasilkan perubahan yang terbukti dalam perilaku serta dalam hal kapasitas kognitif, emosional, dan psikomotorik.
3. Setiap orang dapat memilih model pembelajaran yang paling cocok untuknya.
4. Pendidikan dapat dikomunikasikan dengan cara yang menarik, partisipatif, dan interaktif. Dengan penggunaan gangguan audio dan animasi multimedia, siswa tidak akan bosan mempelajari pelajaran selama berjam-jam.
5. Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang ingin di capai . Hal ini menekankan pentingnya memiliki tujuan yang jelas dalam belajar, dan semua kegiatan belajar diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut.
6. Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya. Hal ini berarti kemampuan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang di pelajari dalam situasi kehidupan nyata.
7. Siswa secara psikologis akan lebih berani untuk bertanya atau menjawab pertanyaan dari guru atau instruktur karena mereka tidak akan takut salah dan bertanggung jawab langsung atas kesalahan mereka.

Kekurangan teori belajar sibernetik:

Kelemahan dari teori sibernetika adalah bahwa ia terlalu menekankan sistem informasi yang sedang diselidiki sementara mengabaikan fungsi pembelajaran dalam prosesnya tidak memberikan gambaran langsung tentang proses pembelajaran, sehingga sulit untuk diterapkan. Penggunaan konsep ini juga terbatas karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang mekanisme. Pada akhirnya, setiap aliran teori belajar ini memiliki kekuatan dan keterbatasan tersendiri yang perlu kita sadari untuk mengintegrasikannya dengan pendekatan pembelajaran lain untuk mendapatkan hasil belajar yang unggul. 

E. PENERAPAN TEORI BELAJAR SIBERNETIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Model pembelajaran yang sesuai dengan teori sibernetik adalah:

1. Cooperative Learning (pembelajaran kooperatif)

Dalam pembelajaran kooperatif, guru menilai pengetahuan yang dibutuhkan siswa dengan memberi mereka pertanyaan atau kuis, yang mendorong pemikiran aktif di pihak mereka. Selain itu, pembelajaran didefinisikan oleh sibernetika sebagai pemrosesan informasi siswa. Stimulus informasi guru menyebabkan pemrosesan informasi ini berlangsung.

2  Model pembelajaran Open Ended

Tujuan pembelajaran terbuka adalah untuk mengembangkan pemikiran kreatif dan sikap matematika siswa melalui pemecahan masalah secara bersamaan.

Dinyatakan dengan cara lain, perkembangan aktivitas kreatif dan mental matematika siswa harus disesuaikan dengan kapasitas individu mereka Pentingnya membiarkan anak-anak berpikir secara bebas sesuai dengan minat dan kemampuan mereka tidak bisa cukup ditekankan. Latihan kelas yang kaya akan matematika ini akan mendorong siswa menggunakan keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Ini sesuai dengan teori pembelajaran sibernetika, yang berpendapat bahwa guru seharusnya bekerja untuk mendukung siswa dalam mencapai tujuan belajar mereka dengan membantu mereka menggunakan kemampuan kognitif, terutama kemampuan mereka dalam memahami rangsangan eksternal melalui pemrosesan informasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun