Menurut Ricklefs, penulisnya tak lain adalah putra mahkota Kesultanan Yogyakarta. Ricklefs mengatakan bahwa novel ini memang tidak ada hubungannya dengan sejarah yang asli, akan tetapi menggambarkan rencana pihak Kraton untuk melawan Kolonialis Belanda.
2.Menetralisir ancaman yang lebih besar.
Pada 1780 M, Inggris mulai memerangi Belanda dan Pasukan Gabungan Inggris dan India berhasil menaklukkan Manila pada tahun 1762 M. VOC Belanda ketar-ketir mendengarnya, Belanda memutuskan meminta bantuan pada Surakarta dan Yogyakarta. Sultan Hamengkubuwana I pun mengirimkan pasukannya ke Ibukota  VOC Belanda yang terancam serangan yaitu Batavia ( kini DKI Jakarta). Pada 1781 M, Pasukan Yogyakarta dan Surakarta mulai berangkat ke Batavia. Pasukan Yogyakarta yang dikirim bukan pasukan sembarangan melainkan pasukan yang kuat dan terlatih.
Hmm, apa ya penyebab Sultan Hamengkubuwana I mengirimkan pasukan untuk membantu VOC Belanda ke Batavia?, menurut saya ada dua alasan yang melatarbelakangi pengiriman pasukan tersebut.
Pertama, pastinya menetralisir ancaman yang lebih besar. Sultan Hamengkubuwana I sebagai politikus berwawasan luas pastinya mengetahui seberapa besar kekuatan Inggris dan seberapa berpotensi Inggris menguasai Jawa. Jika Batavia jatuh ke tangan Inggris, Inggris pasti dapat menguasai Jawa dengan mudah, hal itu sudah saya bahas di artikel saya berikut yang bisa anda cek di link ini:
Yogyakarta Tidak Pernah Dijajah? Serangan Inggris ke Kraton Yogyakarta 1812 M Halaman 1 - Kompasiana.com
Kedua, ada kemungkinan bahwa Sultan Hamengkubuwana I juga ingin menerukan upaya Sultan Agung untuk merebut kembali Batavia dari Penjajah Belanda. Dengan mempertahankan Batavia dari Penjajah Inggris, maka Sultan Hamengkubuwana I punya alasan untuk meminta wilayah itu dari Penjajah Belanda dan jika seandainya mereka menolak, maka Sultan Hamengkubuwana I bisa melancarkan perang lagi terhadap Belanda.
Namun ternyata, serangan tersebut malah tidak terjadi dan tidak ada perang di Batavia yang terjadi kala itu. Seandainya serangan itu terjadi, pasti akan terjadi hal yang mengubah sejarah kita selama-lamanya.
Itulah sepintas keberhasilan Pangeran Mangkubumi mendirikan sebuah negara yang kuat. Intinya, pemimpin yang cerdas adalah mereka yang mampu melindungi negaranya,baik masalah eksternal maupun internal.
Sumber:
Ricklefs, MC: Yogyakarta Dibawah Sultan Mangkubumi 1749-1792 . Sejarah Pembagian Jawa, Mata Bangsa,2002.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H